webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
416 Chs

Kagum

"Aduh, iya mas mbak. Silakan masuk." ucap Bu Nurul kepada kami.

"Ah tak usah, bu. Terima kasih." jawab Hamzah, "kami tak akan lama kok di sini."

"Oh memangnya ada keperluan apa ya kalau boleh tahu?"

"Saya mau tanya, bu. Apa ibu kenal dengan Rizwan?"

Raut ibunya seketika berubah menjadi tak bersahabat.

"Kenal. Ada apa?" tanyanya ketus.

"Apa..., dia pernah meminjam uang pada ibu?"

Bu Nurul mendecak. "Bukan pernah lagi. Sering dia mah. Bagus kalau saya pinjamin uang dia bayar. Eh ternyata cuma omong kosong saja. Sampai sekarang tak tahu kemana uang-uang saya itu."

"Memangnya kalau saya boleh tahu, berapa total semua hutang Rizwan yang ada di ibu?"

"Dua ratus ribu."

Ya Allah! Hatiku sesak sekali ketika mendengar ibu Nurul mengatakan hal itu.

Kukira Rizwan telah berhutang berapa juta hingga perlakuan ibunya menjadi seperti itu.

Ternyata hanya duaratus ribu rupiah.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com