webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Sang Kakek

"Hei, kamu mau kemana?" aku berlari pada Hamzah yang sedang terburu-buru waktu.

"Aku ingin menemui kakek itu." dia masih terus berlari tanpa melihat ke arahku.

"Tapi tunggu aku, Hamzah!" aku terus mengejarnya.

Dia tergopoh-gopoh berlari hingga akhirnya menemui juga kakek-kakek itu.

"Ada apa?" Aku penasaran terhadapnya.

"Kakek?" tanya Hamzah.

"Iya nak?"

"Apa kakek belum makan?"

Kakek itu menggeleng pelan. "Belum."

"Pantas saja. Ayo ikut saya. " Hamzah menarik tangan kakek itu.

"Kemana?"

"Pokoknya ikut saya."

Hamzah membawa kakek ini ke sebuah ruang makan lalu meminta pada penjual untuk memberikannya satu piring nasi.

"Apa saja menunya?" tanya penjual itu.

"Yang paling bagus dan mahal saja. Tolong berikan pada kakek ini."

"Baik." penjual itupun menyiapkan segalanya lalu tanpa berselang lama, dia kembali sembari memberikan nasi itu pada kakeknya.

"Dimakan ya kek." pinta Hamzah sambil tersenyum.

"Ya Allah. Terima kasih banyak nak. Kamu baik sekali."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com