Sukari tampak bersila sambil terus berkomat-kamit di tengah pelataran rumahnya. Ada sarana-sarana ritual klenik di depan pas iya terduduk. Jari-jarinya mulai menaburkan serbuk-serbuk aneh di atas tungku kecil yang sudah terisi kemenyan dan sudah terbakar.
Sesekali Sukari meneguk sedikit air dalam botol kecil bekas air mineral kemasan. Lalu menyemburkannya ke atas bara api dalam tungku kecil. Terlihat semakin menyalalah bara api dalam tungku kecil walau disemprot air bercampur ludah dari mulut Sukari.
Dalam benaknya malam ini aku harus mendapatkan tumbal. Anak lelaki Kasturi harus aku tumbalkan. Agar ilmuku semakin tinggi, sebab kalau anak lelaki Kasturi yang menjadi tumbalku. Aku tak lagi mempersembahkan tumbal tiga kali masa penumbalan. Lagian kalau anaknya mati Kasturi akan merasa terpukul dan sedih.
Bahkan bisa jadi Kasturi akan depresi lalu gila. Karena sebenarnya tujuanku adalah demikian adanya. Membuat Kasturi gila lalu mengawini istrinya yang cantik nan aduhai.
"Bahkan aku sudah mengirim ratu kuntilanak untuk membawa anak lelaki Kasturi. Aku yakin sekali kalau kali ini pasti akan berhasil. Sebab kuntilanak hitam adalah ratu dari bangsa kuntilanak dengan kedudukan teratas. Memang Ki Parno Sewu sanggatlah benar dan tepat memberi kodam kuntilanak kepadaku," oceh Sukari terus duduk bersila di tengah pelataran rumahnya.
Asap dari pembakaran kemenyan pada tungku kecil semakin membumbung tinggi. Harum aromanya semakin terasa di setiap sudut rumah Sukari. Sedikit-sedikit iya menyemburkan air dari botol mineral kemasan berukuran kecil ke atas tungku.
Sukari mulai mengambil sebuah foto bergambar wajah Amanah dari dalam sakunya. Lalu foto di arahkan pada atas tungku sambil terus iya pegangi dan merapal ajian pelet Kamasutra.
Foto Amanah terus iya pandang dan iya pegangi dengan posisi agak ke atas dari tungku. Sehingga foto hanya terkena asap tidak sampai terbakar. Beberapa kali Sukari mulai menyebut-nyebut nama Amanah diakhiri dengan bacaan-bacaan mantra pelet yang iya sebut dengan pelet Kamasutra.
Sebuah ajian pelet lebih tinggi taraf keilmuannya dati pelet semar mesem dari tanah Banyuwangi. Sebuah kota di Jawa Timur yang terkenal dengan banyaknya dukun santet.
Sebuah ajian pelet bernama Kamasutra. Sanggatlah berbahaya apabila mengenai sasaran yang dituju. Apa lagi jikalau sasaran yang dituju berhasil ditaklukkan dan terperdaya. Lalu saat sasaran tengah di bawah alam sadar. Berjalan sendiri di tengah malam menuju rumah si empunya ajian pelet. Sudah dapat dipastikan sasaran pelet mau diajak berhubungan badan dengan sukarela oleh si empunya pelet Kamasutra.
Jikalau seperti demikian keadaannya tentu lebih berbahaya lagi. Sebab kalau si sasaran dan si empunya pelet telah melakukan hubungan intim. Artinya ajian pelet telah merasuk ke badan bersama masuknya setetes air hina. Sudah dapat dipastikan akan di keluarkan di dalam area sensitif sasaran oleh si empunya pelet Kamasutra.
Bahkan bila hal demikian sampai terjadi. Maka si sasaran bisa menjadi seperti setengah gila. Apabila disebutkan nama si empunya pelet, atau dipanggil secara batin oleh si empunya pelet Kamasutra. Apa pun halangannya iya tidak akan peduli sudah pasti si sasaran akan menemui si empunya pelet. Lalu pasti akan terjadi hubungan intim lagi dan lagi antara si empunya pelet dan si sasaran.
Sebab begitulah kinerja jalannya pelet Kamasutra dengan cara hubungan intim. Agar semakin menancap ajian itu mengenai sasaran yang diinginkan.
"Biar saja aku gunakan ajian pelet Kamasutra. Kali ini aku sudah tidak tahan lagi ingin tidur berdua bersama Amanah. Oh sayangku Amanah istri dari Kasturi kemarilah, kemarilah, kemarilah?" Sukari terus meracau memanggil nama Amanah sambil terus membaca mantra pelet.
Sementara itu di dalam kamar Amanah tengah menangis. Sebab Bagus anak lelaki pertamanya hilang entah ke mana saat iya tinggal Shalat subuh sejenak satu jam yang lalu. Padahal Amanah begitu yakin kalau Bagus sebelumnya ada di samping iya Shalat. Tiba-tiba saat iya mengucap salam mengakhiri Shalat. Bagus sudah tiada di tempatnya hilang entah ke mana.
Amanah tampak bersendiku di pojok kamar terus menangis. Tapi tiba-tiba saja seakan ada sesuatu yang masuk dalam dirinya. Seakan ada suatu hawa gaib memasuki tubuhnya. Amanah merasa ruangan kamarnya tiba-tiba berhawa panas. Semakin lama semakin panas.
Amanah mulai berkeringat dengan pikiran tiba-tiba berubah tiada sedih lagi. Melainkan berubah menjadi perasaan ingin melakukan hubungan suami istri. Amanah tampak kebingungan dengan apa yang di alaminya. Pikirannya terus bertanya-tanya kenapa dengan dirinya? Kenapa tiba-tiba saja iya ingin melakukan hubungan suami istri.
"Ada apa denganku kenapa tiba-tiba aku tiada sedih lagi. Kenapa pikiranku terbayang wajah Mas Sukari tetangga sebelah rumah itu. Ada apa ini, aku semakin tidak mengerti," Amanah semakin gelisah tidak tenang dan semakin bingung saja.
Tiba-tiba iya terdiam mematung dalam posisi berdiri di samping tempat tidur dalam kamarnya. Matanya sama sekali tak berkedip kali ini dan pandangannya hanya fokus ke depan tanpa menoleh sedikit jua.
Amanah mulai berjalan ke arah almari pakaian. Tubuhnya berjalan selayaknya sebuah robot dengan langkah kaki agak terseret sedikit kaku. Sepertinya Amanah telah dapat dikuasai oleh Sukari.
Sehingga apa yang dilakukan Amanah sebenarnya bukan kehendak Amanah. Melainkan atas pemikiran otak Sukari yang mempengaruhi alam bawah sadar Amanah. Sehingga Amanah bergerak bukan atas kehendaknya sendiri.
Amanah mulai melepas seluruh pakaian yang iya kenakan. Sehingga Amanah tak memakai apa pun yang menempel di tubuhnya. Jari-jemari Amanah mulai meraih baju tidur bermodel sangat seksi. Bahkan cenderung begitu tipis menerawang. Sehingga walau dipakai tetap terlihat jelas tubuh Amanah secara gamblang.
Sebenarnya baju tidur ini adalah baju tidur ya g pernah di belikan oleh Kasturi. Bahkan saat Kasturi meminta untuk Amanah melakukan kewajiban sebagai istri. Amanah selalu memakai baju tidur ini demi menyenangkan Kasturi.
Tetapi kemarin pagi saat tanpa sengaja Amanah menjemurnya di halaman samping rumah. Rupanya Sukari melihatnya, sehingga dalam pengontrolan alam bawah sadar Amanah oleh Sukari. Amanah dipaksa memakai baju tidur warna hitam sangat seksi pemberian Kasturi. Untuk digunakan Amanah saat menemuinya sebentar lagi.
Setelah Amanah memakai baju tidur super seksi pemberian Kasturi. Amanah mulai berjalan keluar kamar menuju pintu depan rumahnya. Perlahan-lahan Amanah berjalan tanpa mengedipkan mata dan hanya terdiam layaknya orang tengah kesurupan.
Sampai di depan pintu depan rumah, setelah membukanya dan menutupnya kembali. Amanah berjalan menuju samping kiri rumah. Berjalan lurus ke arah sekat kecil pagar pembatas yang sudah rusak samping rumahnya. Sehingga dapat dilewati Amanah menuju rumah Sukari yang berada pas di samping kiri rumah Amanah.
Sosok Si Bagus kecil sebenarnya sudah terlewati oleh Amanah. Namun Bagus tetap dalam wadah bayi. Bagus tetap melaksanakan kodrat Allah sebagai bayi. Rupanya Bagus tidak memperhatikan saat dilintasi Sang Ibu dan hanya asyik bermain bersama Kuntilanak hitam di teras rumah Amanah.
Tanpa memperhatikan Amanah yang berjalan melewatinya dalam keadaan tak sadarkan diri. Dalam pengaruh alam bawah sadar yang dikendalikan oleh Sukari.
Beberapa menit berlalu dan Amanah sudah berada tepat di depan Sukari. Sukari yang melihat Manah dengan baju tidur super tipis dan super seksinya. Begitu ternganga dan terpukau akan kecantikan dan keindahan lekuk tubuh Amanah. Sampai-sampai Sukari beberapa kali menelan ludah melihat Amanah.
"Duh Dek Amanah, tubuhmu memang begitu indah. Wajahmu memang begitu cantik dan kulitmu memang putih dan halus. Pantas Kasturi sangat tergila-gila kepadamu. Jangankan Kasturi siapa saja lelaki di desa ini, kalau melihatmu seperti saat ini. Pasti dapat kupastikan tak akan melewatkan kesempatan yang ada," ucap Sukari terus memandang tubuh Amanah dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Sedangkan Amanah hanya berdiri mematung tak bergerak, tak mengedipkan mata, tiada bersuara sedikit pun dan hanya terus memandang kosong ke depan.
"Baiklah mari kita mulai bersenang-senangnya ya Dek Amanah. Tenang saja tak akan terasa sakit kok, justru akan terasa nikmat, he he," ucap Sukari mulai membopong Amanah hendak membawanya masuk ke dalam rumah.
Namun belum saja iya melangkahkan satu kakinya menuju ke dalam rumah. Bahkan tubuhnya baru sebatas berbalik badan. Tanpa Sukari sadari telah berdiri pas di hadapannya. Satu sosok manusia berwujud kucing, bertubuh layaknya manusia tapi berwajah layaknya seekor kucing, di mana terdapat pula ekor di belakang tubuhnya.
"He Sukari, mau kau bawa ke mana Amanah. He manusia bejat mau kau bawa ke mana Cucuku Amanah?" ucap sosok manusia kucing yang sebenarnya penjelmaan dari Si Pocil kucing dati Mbah Ali.
"Minggir kau siluman jangan halangi kesenanganku dan minggirlah dari depanku!" teriak Sukari hendak melangkah melanjutkan apa yang telah iya cita-citakan semenjak lama.
Namun tiba-tiba tanpa Sukari duga, tubuh Amanah rupanya telah berpindah tangan. Amanah ya g semula tengah dibopong Sukari kini ada salam gendongan Si Pocil dalam sosok manusia kucing.
"Loh he, loh he, kurang ajar kau Pocil. Terima ini kucing siluman!" Sukari melayangkan beberapa pukulan ke arah Pocil. Namun dengan cepat dan mudah Pocil menghindarinya. Nyatanya gerakan Pocil dalam wujud manusia kucing begitu gesit, walau tengah menggendong Amanah.
Sehingga pukulan-pukulan Sukari hanya mengenai angin semata. Tanpa sekali pun mengenai tubuh Pocil dalam sosok manusia kucing. Merasa terhina sebab pukulannya hanya mengenai angin semata. Kembali Sukari melancarkan serangan pada Pocil. Tapi kali ini bukan dengan pukulan. Namun dengan tendangan-tendangan seribu bayangan.
Tetapi tetap saja Pocil dapat mengelak dengan mudah. Bahkan Sukari tampak berwajah jengkel serta begitu marahnya.
"Baiklah, terima ini kucing siluman!" ucap Sukari kembali melakukan satu serangan.