webnovel

Berangkat Bersama

"Mudah untuk diucapkan tapi sulit untuk dilakukan, aku sudah pernah bilang kepadamu juga aku tidak mudah menyukai orang lain maka dari itu aku sampai sekarang pun masih belum memiliki orang yang benar-benar aku ingin dekat dengannya," kata Mika.

"Itu karena kamu tidak pernah mau mencoba untuk bisa dekat dengan orang lain dan kau selalu sibuk dengan pekerjaan mu sampai sekarang." Raka yang masih terus membujuk Mika.

"Aku sudah siap kan perjanjiannya di mana kita bisa membuat pernikahan kontrak Sampai kamu benar-benar bisa menerimaku," kata Raka mengeluarkan dua lembar kontrak dokumen yang sudah ia siapkan, untuk ditandatangani oleh mereka berdua sebagai bentuk perjanjian kerjasama di antara mereka berdua.

Mika memijat kepalanya yang tidak pusing karena dia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia katakan, dengan apa yang dilakukan oleh Raka yang mana memang begitu niat sehingga menyiapkan dokumen yang sudah dia ketik untuk ditandatangani.

Saat Mika ingin menolak tiba-tiba Sella yang mengetahui jika mereka berdua jajian untuk bertemu di kedai pun datang dan langsung nampar Mika.

"Plakkk,"

Raka segera menghentikan Sella yang sudah bertindak keterlaluan.

Mika benar-benar kesal dan marah, tanpa pikir panjang dia langsung menyiram air ke muka Sella.

Keributan yang di saksikan banyak orang benar-benar memalukan. Mika ingin membalas lebih tapi tidak enak dilihat orang, akhir ia melihat dokumen perjanjian yang dibawa Raka.

Langsung saja Mika menandatanganinya, karena kesal dengan Sella.

"Percepat tangga pernikahannya, urus baik-baik cewek silan ini," Mika menaruh bolpen setelah menandatangani perjanjian itu dan pergi. Ia juga merasa malu membuat keributan di kedai makan.

"Oke, Siap," jawab Raka senang ternyata semua berjalan lancar.

"Apa yang dikatakan wanita hah, kau tidak berniat untuk menikah dengannya kan!" Sella yang mendengar perkataan Mika tentu saja marah.

Raka tersenyum dan merasa senang bisa menikah dengan orang yang dia sukai selama ini.

"Ini bukan urusanmu, urus saja dirimu sendiri," kata Raka pergi sambil membawa dokumen perjanjian tersebut dengan senang.

Sella yang melihat hal itu tentu saja marah dan ingin mengejar Raka tapi langkah kakinya tidak bisa berjalan dengan cepat karena hal yang dipakai olehnya, membuat ia harus kehilangan Raka.

"Awas saja kalian berdua, berani-beraninya meremehkan Sella aku akan melaporkan hal ini pada mamah Susi," kata Sella kesal sambil membersihkan dirinya dengan tidur setelah apa yang dilakukan oleh Mika tadi.

Mika sampai di apartemen dengan sangat kesal, ia tidak tahan dengan kelakuan Sell yang mana membuat melakukan hal nekat yang tidak pernah ia rencanakan sebelumnya.

"Jika kau begitu menyukai Raka aku akan balas kau dan rasakan pembalasanku nanti, harusnya dia sebagai seorang wanita sadar kalau Mereka tidak suka masih saja berbuat onar. Raka benar-benar dikelilingi nenek sihir dan nenek lampir, aku hampir lupa bagaimana sombongnya mamah Susi, ibunda Raja yang paling aku benci," kata Mika sambil merebahkan diri mengingat apa yang ia lakukan tadi.

Semua keputusan yang diambil dalam keadaan yang benar-benar marah, bisa-bisanya dia putuskan untuk menikah dengan orang yang tidak dia suka, yang mana selama ini sudah menjadi sahabat baiknya.

"Biarkan saja kita lihat saja nanti," batin Mika tidak ingin memikirkan semua yang sudah membuat ia lelah untuk berfikir.

Mika tidak mau berpikir banyak tentang Raka dan dia pun akhirnya beristirahat untuk kembali bekerja besok pagi.

Ia mencoba untuk bersikap baik-baik saja dan tidak terjadi masalah apa-apa, walaupun dia tidak menyukai Mereka tapi karena rasa ingin membalas Sella hingga membuat Mika pun menyetujui perjanjian tersebut.

Pagi seperti biasa Mika berangkat bekerja tapi betapa kagetnya dia saat mobil Raka sudah ada di depan apartemennya.

"Kau?" tanya Mika dengan kagetnya melihat Raka yang sepagi itu sudah datang.

Mika benar-benar tidak habis pikir dengan Raka yang selalu saja membuat Mika tidak bisa berkata-kata dengan perbuatan itu.

"Pagi, sayang." Raka menyapa dengan senyum khasnya membuat Mika kesal melihat Raka yang sepagi itu ada didepan rumahnya.

Mika tidak mengira kalau Mereka benar-benar serius di saat dirinya tidak ingin serius dengan siapapun. Apalagi menjalin hubungan yang lebih serius membuat Mika sakit kepala.

"Sayang, kepala lo peang," jawab Mika dengan ketus sambil menatap Raka penuh kesal.

"Kamu ini, disapa baik harusnya jawab dengan baik dong," kata Raka protes diperlukan tidak baik.

Mika tidak peduli akan hal itu

dan jangan begitu saja, dia tidak memikirkan Raka karena dia benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan oleh Raka.

"Hey, Kau mau ke mana Aku sengaja datang kemari agar kita bisa berangkat kerja bersama-sama tapi kenapa kau malah jalan terlebih dahulu bukannya masuk ke dalam mobil," kata Raka menghentikan Mika.

Mega menganggap dirinya tidak memiliki perjanjian apapun apalagi harus menyebut Mika tiap pagi piket tahu perjanjian itu merupakan perjanjian kontrak yang ditandatangani tapi mereka sendiri belum membaca isi kontrak tersebut sehingga membuat mereka pun tidak tahu dia bertanda tangan di atas dokumen apa.

Karena apa yang dijelaskan oleh rakyat tentang kontrak tersebut yang mana dia ingin bersama dengan mika untuk membantunya menghindari Sella dan melakukan kontrak kerjasama di mana mereka melakukan pernikahan kontrak.

Saja pernikahan itu hanyalah pernikahan main-main hanya untuk menghindari Sella, hal itu membuat Mika mengikuti apa yang dikatakan oleh Raka karena kebenciannya pada sela dan membuat mereka pun harus terjebak di mana dia tidak suka harus selalu bersama dengan Raka.

"Aku sedang tidak ingin melihat wajahmu apalagi harus pergi ke kantor bersamamu biarkan aku pergi ke kantor sendiri saja,"

"Bagaimana kau ini bukan kata dari awal aku sudah bilang padamu untuk tidak mencampuri urusanku. Kenapa kau saja masih terus mengganggu hidupku dan tidak bisa kau berikan aku ketenangan sedikit saja." Mika yang keserbun menghentikan jalannya dan tidak jadi berangkat ke kantor berjalan dia pun akhirnya ikut bersama dengan Raka.

"Aku tidak ingin mengganggumu karena sudah di awal kita sudah memiliki perjanjian, jadi aku berusaha untuk menjadi seorang kekasih yang baik sebelum pernikahan tidak memungkinkan kita langsung mengabulkan permintaan kita begitu saja," kata Raka membela diri tidak ingin membuat Mika menjadi lebih marah lagi.

"Baiklah, aku ikut denganmu tapi setiap hari kau tidak usah harus selalu mencoba untuk seperti ini," kata Mika yang lebih leluasa Jika dia harus berjalan ke tempat kerjanya sendirian karena dia sudah sering berjalan dan hal itu sudah menjadi kebiasaannya setiap hari.

Mika pun akhirnya masuk ke dalam mobil yang Raka bawah dan Raka pun membukakan pintu untuk nikah mereka akhirnya pun berangkat ke tempat kerja bersama sebelum mereka ke tempat kerjanya dia pun mengantarkan mereka ke tempat kerja Mika terlebih dahulu yang mana tempat kerja mereka memang tidak berdekatan.