webnovel

Pacarku Terlalu Malas

Jika waktu bisa diputar kembali Diah sangat ingin menampar dirinya sendiri di masa lalu yang naif dan bodoh. Jelas-jelas banyak petunjuk disekitarnya yang mengungkapkan kemampuan asli Rifan, tetapi dia dengan bodohnya membuat taruhan konyol yang menjatuhkan dirinya. Jika Rifan bodoh! maka TIDAK ADA SIAPAPUN YANG PINTAR!!! oOo Rifan terkekeh dan mengangkat tangannya untuk mengelus bulu kelinci yang menggemaskan. Dia sangat lucu dan selalu membuatnya tertawa, bagaimana bisa dia selalu memiliki pikiran buruk terhadapnya? Padahal Rifan sangat baik dan selalu patuh pada aturan (mungkin). Dengan kelinci kecil ditangannya, dia akan merawatnya hingga besar dan akan membawanya ke ranjang untuk tidur bersama. Ia ingin tahu bagaimana rasanya daging kelinci. Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Kenapa Diah selalu memiliki pikiran buruk terhadap Rifan? Sebenarnya rahasia apa yang disembunyikan Rifan rapat-rapat? Temukan jawabannya hanya di Pacarku Terlalu Malas. Written by Destiyana Cindy Instagram : @destiyana_cindy94

Destiyana_Cindy · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
156 Chs

BAB 8 - Perentas

Maja membukakan pintu dan membiarkan Rifan masuk, entah mengapa ia merasa seperti menyeludupkan pacar temannya ke kamar dan takut ketahuan oleh pengawas asrama.

"Pindahkan ke bawah!" Rifan mengedikan dahunya menunjuk ranjang atas yang dia kira milik Diah karena melihat tasnya berada di sana.

Maja mengangguk dan memindahkan barang-barang dari ranjangnya dan meletakan barang Diah di atas ranjang miliknya.

Rifan menurunkan Diah di ranjang dan mengingatkannya. "Besok aku akan menjemputmu!" perintahnya tanpa bantahan.

Diah yang masih cegukan ingin menolaknya tetapi tatapan Rifan sangat tegas dan dia tidak bisa membantahnya. Ia melihat Rifan segera pergi tanpa mengatakan apapun lagi dan dia memandang Maja dengan tatapan sedih.

"Apa yang dia katakan?"

Bibir Maja sedikit gemetar dan memandang kepergiannya tidak percaya. "Dia bilang akan menjemputmu besok." Dia tidak pernah melihat Rifan sebaik itu pada perempuan.

Seutas harapan Diah telah putus, tangannya terkulai dengan lemas dan menutupi dirinya dengan selimut. Dia sudah selesai, padahal niatnya adalah untuk menghindari Rifan dan menjalani kehidupan sekolah yang tenang, sekarang dia bisa melihat masa depan suram di depannya.

Klek~~~

Pintu terbuka dan muncullah Siti dan Ines yang memasuki kamar sambil terkikik kecil yang sangat kontras dengan keadaan Diah.

"Kenapa lama sekali?" tanya Maja penasaran.

Siti berdehem sejenak dan mengatakan kebohongan. "Kami baru saja bertemu Pia dan membahas tugas Prakarya, lo tahu kelas kita baru saja mendapatkannya tadi dan banyak persiapan yang harus kami lakukan."

"Ah tugas itu, aku sudah mendapatkannya minggu lalu, kalian bisa membaca makalahku sebagai refrensi." Maja mengeluarkan makalah dan memberikannya pada mereka.

"Terima kasih, Maja." Siti dengan senang hati menerimanya, perlu di ketahui Maja adalah peringkat 3 dalam angkatan mereka dan dia memiliki catatan lengkap yang sangat membantu.

"Sama-sama."

"Ada apa dengan Diah?" Ines melihat sikap anehnya yang mengurung diri.

Sudut bibir Maja berkedut dan mengatakan apa yang terjadi. "Rifan berkata akan menjemput Diah besok pagi."

"Apa?"

Mereka berdua sangat terkejut dan memandang Diah tidak percaya, ini adalah pertama kalinya mereka melihat Rifan mengambil inisiatif menawarkan terlebih dahulu.

Maja mengangguk kemudian mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. "Aku mandi dulu."

Setelah kepergian Maja, mereka berdua dengan semangat membuka ponsel dan masuk ke forum untuk memposting apa yang telah terjadi, mereka tidak sabar ingin membagikannya dengan semua orang.

oOo

Rifan kembali ke gedung asramanya dengan wajah buruk, dia melihat bayangannya yang tercermin di kaca, ia mengangkat lengannya dan terlihatlah lengan kurus bagaikan tulang yang membuatnya cemberut. Ia melihat murid-murid lain yang melewatinya dan membandingkan diri, ia merasa tidak terlalu buruk jika di bandingkan dengan mereka.

Bukkkk~~~

Tepukan keras di bahunya membuat Rifan tersentak dan dia meringis di dalam hati, ia meruntuki siapapun yang berani melakukan itu kepadanya.

"Kenapa lo diam saja di depan kaca?" Sang pelaku dengan tidak bersalah menepuknya lagi dan mendapatkan tatapan tajam dari Rifan.

"Sialan sakit, Bi," runtuknya kesal.

"Dasar ayam lemah," ejek Abi dan pergi melewatinya.

Rifan menyumpahinya dalam hati dengan bahasa kotor bahkan mengabsen penghuni kebun binatang, sekarang dia mulai menyesal karena kurang olahraga. Lihat saja Abi, tubuhnya tegap dan kekar bagaikan anggota militer, terkadang dia juga kurang percaya diri jika berdiri di sampingnya sebab perbedaan tubuh mereka yang sangat kontras.

Ia melihat bayangannya sekali lagi dan menghela nafas panjang, ia mengangkat kakinya dan berjalan mengikuti Abi menuju kamar mereka. Ia melihatnya memutar kunci kamar dan terlihatlah Reynaldi tengah berbaring di ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Rey kirim project kemarin ke email gue." Abi meletakan tasnya dan mengeluarkan laptop.

Tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel, Reynaldi menjawabnya. "Ok, setelah turnamen selesai bakal gue kirim lewat email."

Abi mengangguk dan menyalakan laptopnya, ia tidak terburu-buru mengecek project kemarin dan tidak mendesak Reynaldi.

Rifan melemparkan dirinya ke ranjang sambil berbaring miring, tatapannya jatuh pada Reynaldi yang tengah memainkan ponsel sangat fokus hingga wajahnya seolah-olah menempel ke layar ponsel. Temannya satu ini sebenarnya menderita rabun dekat dengan minus yang terbilang tinggi, tetapi dia tidak ingin menggunakan kacamata karena menurutnya tidak keren dan terlihat culun. Sayangnya matanya cukup sensitif sehingga tidak cocok menggunakan softlense.

Ia membandingkan dirinya dengan Reynaldi dan merasa puas, mereka tidak terlihat jauh berbeda dan merasa senang karena ada yang sama sepertinya. Ia mengangkat bajunya dan melihat perut kurus dengan kulit pucat, ia jarang beraktivitas di bawah sinar matahari oleh sebab itu kulitnya terlihat pucat. Ia melihat Reynaldi kembali dan mengernyitkan dahi karena kulitnya berwarna sedikit kecoklatan, ia bangkit dari ranjangnya dan mendekatinya.

Srekkkkk~~~

"Kyaaaa-" Abi menjerit kaget dan menampar tangan Rifan, ia memandangnya horror seolah tidak percaya.

"APA YANG LO LAKUIN?"

Kerutan di dahi Rifan semakin parah dan dia memandang Reynaldi tidak senang, ternyata di bawah bajunya tersembunyi perut penuh otot yang terlihat kotak-kotak. Kenapa dia sangat berbeda dengannya padahal tubuh mereka tidak terlihat jauh berbeda?

Abi menyemburkan air yang dia minum dan menatap mereka heran, Reynaldi tengah menyilangkan tangannya di depan dada seolah-olah perawan yang melindungi kesuciannya, sedangkan Rifan dengan wajah buruk menatapnya tidak senang. Abi merasa ada suasana aneh di sekitar mereka.

"Jangan bilang lo gay?" Pandangan Reynaldi sangat horror ketika Rifan mengangkat kaosnya, ia semakin takut dengan perilaku anehnya.

Rifan memutar matanya jengkel dan melihat Reynaldi tidak menyenangkan mata. "Bahkan jika gue gay, gue gak akan milih cowok seperti lo!"Rifan berdiri kemudian berjalan menuju kamar mandi.

"Apa yang salah dengan orang seperti gue? Gue tampan, kaya, baik dan tidak sombong semua orang menyukai gue, bukankah seperti itu Bi." Reynaldi melontarkan protes pada Rifan.

Abi mengernyit jijik dan mengambil buku untuk menutupi wajahnya. "Maaf siapa ya? Gue gak kenal wajah lo," ucap Abi dengan kejam.

"Dasar prosopagnosia," cibir Reynaldi sambil mengambil ponselnya kembali.

Abi dengan kesal melempar buku ditangannya ke arah Reynaldi karena mengejek penyakit yang dia derita. Prosopagnosia adalah kelaianan wajah yang membuat orang yang mengalaminya akan sulit mengenali wajah orang lain. Keadaan ini biasanya diakibatkan oleh kerusakan otak akut, walaupun bukti terkini juga memperlihatkan adanya kemungkinan pengaruh faktor keturunan. Bagian otak yang berhubungan dengan prosopagnosia adalah fasiform gyrus, kerusakan parah pada bagian occipital dan temporal lobe dalam otak.

Sebenarnya penyakit ini sudah dia derita sejak kecil namun saat itu masih belum parah tetapi semakin dia dewasa dia tidak mengenali wajah siapapun bahkan keluarga dan teman-temannya. Ia mengandalkan telingannya untuk membedakan suara mereka karena setiap orang memiliki ciri khas masing-masing bahkan walaupun itu kembar sekalipun. Dia tidak merasa minder dengan kekurangan ini lagipula dia benar-benar tidak ingin menyimpan wajah orang lain di ingatannya.

"Sialan gara-gara kalian gue kalah turnamen." Reynaldi membanting ponselnya ke ranjang ketika melihat umpatan dari rekan timnya karena kekalahannya.

oOo

Rifan keluar dari kamar mandi dan merasakan tatapan tajam dari Reynaldi, ia mengabaikannya dan berjalan menuju ranjang sambil mengeluarkan laptop dari lacinya. Ia menggantungkan handuk di samping lemari sambil menunggu laptopnya looding, setelah itu ia membuka situs website dan menghubungi klien.

Saat sedang berkomunikasi dengan kliennya tiba-tiba laptopnya berhenti bekerja dan dia melihat sebuah pesan yang di tampilkan padanya.

"Want to Play?"

Ia mengerutkan dahinya dan wajahnya terlihat serius saat laptopnya di rentas seseorang. Jarinya bermain dengan cepat di atas keyboard untuk menghentikan perentasan yang mencoba mengambil alih kendali laptopnya.

"Who are you?"

Ada jeda sejenak dan dia mendapatkan balasan dari perentas tersebut.

"Before that, you have to beat me!"

Wajah Rifan semakin serius dan dia dengan cepat menulis serangkaian kode di keyboardnya, suara ketikan terdengar keras di kamar mereka hingga membuat kedua temannya terganggu. Mereka ingin menegurnya tetapi setelah melihat wajah seriusnya mereka segera mengurungkan niat dan pura-pura tidak tahu. Mengganggu Rifan saat serius adalah hal paling tabu karena dia tidak akan segan-segan memukulnya.

Keringat keluar dari dahinya dan jari-jarinya mulai lelah karena terlalu cepat menahan serangan perentas tersebut sambil melindungi datanya agar tidak di curi. Untuk pertama kalinya dia bertemu perentas hebat yang tidak bisa dia tangani, dia cukup mengaguminya karena dapat menyerangnya dengan lihai dan licik bahkan dia sering masuk ke jebakannya.

"YOU LOSE!!!"

Rifan mengangkat jarinya dari keyboard dan bersandar ke ranjang, ia menatap langit kamarnya kemudian melihat lagi tulisan besar yang menyatakan kekalahannya dari perentas tersebut. Hanya dalam beberapa menit saja perentas tersebut berhasil mengalahkannya dan mengambil alih kendali laptopnya. Ia menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya, tatapannya masih tertuju pada laptop dan dia melihat pesan baru dari perentas tersebut.

"See you again."

Layar laptopnya kembali normal dan dia tidak melihat pesan dari perentas tersebut, ia menegakkan tubuhnya kemudian mengecek keadaan laptopnya. Ia memeriksa apakah ada file yang dicuri perentas itu atau sebuah virus yang ditanamkan pada laptopnya.

Ia mengerutkan dahinya dan mengecek data di laptop, ia menggunakan antivirus untuk melihat apakah ada virus yang ditanamkan ke dalam laptopnya. Tetapi dia heran sebab perentas itu tidak melakukan apapun pada laptopnya seolah-olah dia hanya bermain dengannya. Ia tidak tahu apa yang dia cari dalam dirinya.

Apakah dia dikirim oleh 'mereka'?

"Jangan berpikir kau bisa pergi seenaknya setelah merentas laptopku, lihat saja suatu hari aku menemukanmu!"

-TBC-

~Forum Sekolah~

Sub Forum : RIFAN GET OUT!!!

Pengirim : @rosebukanmawar

Topik : Rifan berinisiatif

Kalian tahu apa yang baru saja aku dengar?

Rifan mengajak Diah untuk berangkat bersama!!!

Komentar :

@lolohantu wow dia berinisiatif mengatakannya?

@Jintakuthantu siapa Diah?

@toohandsome hei komentator diatas! Apa lo gak mengikuti berita terbaru?!?!?!

@LeaderToFeature Diah adalah target Rifan, bahkan orang buta sekalipun dapat melihatnya.

@Jintakuthantu ahhhh gue baru tahu, gue baru gabung ke forum ini pada detik-detik terakhir sebelum postingannya terhapus.

@KillThisLove Yooo~~~ akhirnya dia mulai mengejar cewek.

@bungakecil gue sangat terkejut saat melihatnya menggedong Diah hingga lantai lima, wajahnya terlihat pucat pasi.

@toohandsome dasar ayam lemah +1

@LeaderToFeature dasar ayam lemah +2

@KumisPakEko dasar ayam lemah +3

@NightWolf dasar ayam lemah +99