webnovel

One Piece: Pemanggil Servant

"Hei, sobat, tahukah kamu? Judul pendekar pedang terhebat di dunia telah diambil oleh orang lain?" "Apa? Apakah benar begitu? Siapa pendekar pedang terhebat di dunia itu?" "Oh, orang yang menggantikan pemilik judul sebelumnya bernama Miyamoto Musashi. Tidak hanya itu saja, aku memiliki berita lain yang lebih menarik loh." "Judul 'Makhluk terkuat di dunia' juga telah diambil oleh orang lain, dan orang itu adalah ratu bernama Scathach." "..." "Garp, lelaki tua dari angkatan lain juga telah dikalahkan oleh seorang lelaki tua bernama Li Shuwen." "Banyak sekali orang-orang kuat yang bermunculan!? Dari mana semua orang itu berasal?" "Mereka semua datang dari group bernama 'Blueplanet,' omong-omong, Miyamoto Musashi dan Scathach adalah partnerku." "Benarkah... tidak, tunggu! Siapa kamu sebenarnya?!" "Saya adalah pemimpin group Blueplanet!" Kata sang protagonis sambil tersenyum. Cerita ini merupakan kisah seorang protagonis dengan System Summoner, men-summon karakter dua dimensi kuat sambil berlayar di lautan luas yang indah. *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Komik
Peringkat tidak cukup
141 Chs

Bab 134

Waktu berlalu dengan cepat, tanpa disangka matahari telah berdiri tegap di atas langit.

"Sulit membayangkan tubuh mungkil seperti itu bisa memiliki kekuatan fisik yang luar biasa." Kata Shanks kepada Marshal blue.

"Ya, dia memang cukup tangguh." Angguknya.

*Purupuru! Purupuru! Kacha!*

"Halo, ini Zephyr." Ketika pertarungan Artoria dan Garp masih berlangsung, Den Den Mushi milik Zephyr berdering.

"Zephyr, ini aku." Suara Sengoku terdengar, "Bagaimana dengan misimu? Sudahkah kalian mengambil tindakan? Bagaimana situasinya sekarang?" Tanyanya, dia melanjutkan, "Pemerintah Dunia mencoba menghubungi Agen mereka, tapi tidak ada yang membalas, jadi mereka menelponku untuk menanyakan situasinya."

Mendengar pertanyaan Sengoku, Zephyr terdiam sembari menatap Garp yang masih bertarung di kejauhan.

Zona pertempuran terlihat sangat kacau, tanah runtuh dan retakan menyebar ke mana-mana. Jika dia dan yang lainnya tidak memindahkan tentara yang pingsan, mereka pasti telah jatuh ke dalam celah bumi akibat pertempuran mereka.

Anehnya, dampak pertempuran antara Artoria dan Garp tidak mempengaruhi kastil, seolah-olah kastil itu telah dilindungi oleh penghalang yang tidak terlihat.

"Sengoku, situasinya tidak bagus sekarang." Zephyr menarik napas panjang, "Agen Pemerintah Dunia dan Kizaru tiba-tiba menghilang. Saya curiga mereka telah di tarik ke suatu tempat oleh wanita bernama Scheherazade." Dia melanjutkan, "Di sisi lain, Red Hair Pirates datang untuk membantu Marshal Blue. Nampaknya mereka telah menjalin hubungan baik."

"Apa?! Red Hair Pirates datang membantu Marshal blue?!" Sengoku berdiri, "Mengapa mereka muncul dan membantu Marshal Blue? Seharusnya tidak ada kontak di antara mereka." Sengoku mulai berfirasat buruk. Dia telah menebak hasil dari operasi tersebut.

"Marshal Sengoku, izinkan aku pergi ke sana." Akainu datang ke kantor Sengoku sambil menawarkan bantuannya.

"Dengan kemunculan Red Hair Pirates, kita harus segera mengirim bala bantuan." Tambahnya.

"Mari kita dengarkan laporan Zephyr dulu." Sengoku mengerutkan kening.

"Zephyr, katakan bagaimana situasimu sekarang."

"Situasi saat ini agak rumit. Selain kedatangan Shanks, kepergian anggota Drake Pirates tidak mempengaruhi keseluruhan kekuatan mereka. Masing-masing dari mereka sangat kuat." Zephyr mengabarkan berita buruk tersebut, "Sebagai tambahan, Golden Lion yang muncul untuk memburu Marshal Blue telah dibunuh oleh salah satu awak mereka menggunakan senjata yang kemungkinan besar termasuk senjata kuno. Kita yang berhasil dipojokkan tidak mempunyai pilihan lain selain menyetujui usulan mereka."

"Apa?! Senjata kuno?! Zephyr, apakah kamu serius? Juga, Golden Lion telah terbunuh?!" Sengoku terbelalak.

"Saya tidak tahu dengan pasti, tapi senjata itu memang seperti senjata kuno yang sering dibicarakan."

'Drake Pirates... sebenarnya siapa kalian?' Sengoku duduk sambil bergumam dengan murung.

"Katakan padaku, usulan seperti apa yang telah diajukan oleh Marshal Blue?"

"Dia mengusulkan agar aku dan Garp bertarung melawan salah satu dari mereka. Jika kita menang, kita bisa pergi dengan selamat. Jika kita kalah, kita akan menjadi tawanannya." Zephyr terdiam sejenak sambil menunduk, kemudian dia melanjutkan, "Maaf Sengoku, aku sudah kalah, dan sekarang adalah giliran Garp untuk melawan salah satu dari mereka."

"Sial! Kamu setuju akan usulan mereka? Jika kalian menjadi tawanan Bajak Laut itu, terus mau di taruh mana muka Angkatan Laut kita?" Akainu yang mendengar pembicaraan Sengoku dan Zephyr meninju meja dengan keras. Asap putih dari kayu yang hancur dan terbakar itu mengepul di seluruh ruangan.

"Marshal, aku akan berangkat menyusul mereka sekarang."

"Tunggu, Akainu!" Sengoku segera menghentikannya, "Bahkan jika kamu berangkat sekarang, kamu tidak akan tiba tepat waktu. Selain itu, ada Red Hair Pirates di sana, mengirimmu ke sana sungguh beresiko."

Terdiam sejenak, Sengoku berbicara kepada Zephyr kembali, "Zephyr, tugasmu sekarang adalah mempertahankan hidupmu dan para prajurit, sisanya kesampingkan." Sengoku berpendapat bahwa Marshal Blue akan meminta tebusan lagi, seperti yang terakhir kalinya.

Meskipun dia agak tidak bersedia membayarnya, tapi uang tidak lebih berharga dari pada nyawa rekan-rekannya yang sedang menjalankan tugas!

Jika Garp, Zephyr, dan lainnya terbunuh, maka hal tersebut akan memberikan pukulan telak kepada Angkatan Laut. Konsekuensinya bukanlah sesuatu yang bisa Angkatan Laut tanggung.

"Understood, Sengoku." Angguknya, "Aku akan menghubungimu lagi nanti."

"Tunggu, jangan menutup teleponnya dulu." Entah kapan, tiba-tiba Vermillion muncul di sisi Zephyr, "Mengapa tidak mengizinkanku berbicara dengan Sengoku dulu? Lagi pula kitalah yang akan memenangkan pertaruhan ini." Katanya sambil tersenyum enteng.