Saat sore, Bryana dan Dean diajak berbicara oleh Stefan dan juga Raymond di ruang kerja. Sesuai janjinya, Dean bersedia mendengarkan apa yang akan dijelaskan oleh ayah Bryana sebagai mertuanya yang dia benci tapi dia berkewajiban untuk tetap menghormati nya.
Dean duduk tepat di samping Bryana, sementara Raymond duduk di samping Stefan. Mereka saling berhadapan hdalam keadaan tegang karena adanya ketidaknyamanan hati salah satu dari mereka, tentu saja Dean.
"Dean," panggil Stefan.
"Katakan saja apa yang ingin anda jelaskan, tidak perlu bertele-tele," seru Dean dengan mengetatkan rahangnya, napasnya seolah tidak bisa tenang setiap kali menatap wajah Stefan, membuatnya teringat James yang sudah membunuh Clarissa. Bayangan peristiwa berdarah itu sungguh menggerogoti pikirannya untuk tidak lagi bisa memikirkan hal lain.
"Sayang ...." lirih Bryana sambil meremas jemari tangan Dean. Dia melirik suaminya itu dan menggelengkan kepalanya. "Bersikaplah dengan tenang."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com