"Bener, Bu Jessica."
"Mungkin kamu pernah lihat nama saya di susunan dewan direksi."
Namanya memang beberapa kali kulihat tanpa pernah tahu bahwa dirinyalah yang bernama Jessica Renata. Dan, saat bertemu di rumahnya lebaran lalu juga tidak mengetahui nama ibunya Rais. Buruk sekali aku jadi karyawan. Khususnya sekretaris.
"Kita baru dua kali bertemu dengan hari ini," sambungnya. "Terima kasih," tuturnya pada pelayan restoran yang membawa makanan kami. Senyumnya juga masih tidak lepas. Sosok yang ramah dan 'nyelekit' kalau bicara menurutku.
Pantas saja waktu itu ibu Jessica menilikku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Artinya, dia sama sepertiku tidak tahu bagaimana rupa yang bernama Laduree. Ibu bos dan sekretaris sama saja ternyata. Penilaiannya juga tidak main-main. Langsung ke topik pembicaraan. Apakah ini tema yang ingin dibicarakan?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com