Dua puluh menit berselang, satu unit mobil sedan hitam melambatkan lajunya dengan lampu sen kiri menyala. Silau lampu sorot mobil memalingkan mukaku. Tidak bisa melihat plat mobilnya. Kemudian ponselku berdering.
"Kamu di mana? Saya di dekat mesjid," semburnya sebelum kujawab halo.
"Yang mobil sedan itu, bukan?"
"Kamu ngapain mojok di situ?"
Aku mematikan panggilan telepon, beberapa detik berikutnya suasana tidak lagi seterang tadi. Lampu mobil sudah padam. Bunyi kunci mobil otomatis mengambang ke telingaku.
"Kenapa kamu duduk di sini?"
"Nggak kenapa-kenapa,"kataku memalsukan suara. "Ada apa Bapak cari saya?" Aku mendongak.
"Ikut saya, ayo! Saya nggak mau ngomong di sini."
Aku melihat motorku yang terparkir. "Ke mana?"
"Ke warung, kafe, apa aja! Jangan di sini," ucapnya memandangku dalam kegelapan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com