Siswa berambut hitam berparas sangat tampan dan mata biru nan indah menatap lurus ke depan. Dia menatap seorang siswa pendiam yang menjadi buah bibir di kalangan para siswi dan guru wanita. Nagasawa Chinatsu, temasuk salah satunya yang tertarik dengan daya pikat pendiamnya itu.
"Ikut aku sebentar, ada yang ingin aku tanyakan padamu."
"Aku?"
"Kyaaa, Tatsuya-ku! Ah, ada Kazuya-ku, jugaaa!"
Siswi yang melihat mereka berdua, begitu histeris karena keduanya sangat populer. Otaku yang populer dengan santainya melirik saat dipanggil, siswi yang melihat lirikan itu langsung merona dengan debaran di dada yang mengebu ditambah deru nafas yang berlebihan.
"Mereka seperti orang sange?"
"Hah?" gumam Tatsuya, ketika ia melirik Kazuya, saat mereka berjalan berdua menuju kantin.
Secara terang-terangan kini Kazuya membaca komik. Yang melihat sampul komik ber-genre Shoujo yang terkenal alur cerita romantis lebih ke arah perasaan wanita. Siswi mulai tidak peduli lagi kalau Kazuya itu Otaku dengan alasan dia tampan juga pendiam bacaannya memang 2D komik seakan menjijikan untuk murid SMA namun genre yang Kazuya pilih hanya yang romantis dengan itu para siswi berkesimpulan bahwa Kazuya tipe laki-laki yang diam-diam bisa saja sangat menghayutkan kaum hawa.
"Kazuya!, Tatsuya!"
Chinatsu berlari-lari kecil menuju arah mereka berdua. Chinatsu mengatur nafas lalu ia tersenyum senang entah apa sebabnya? Tatsuya ikut tersenyum sebagai balasannya.
"Tumben, Kazuya dengan Tatsuya dekat."
"Hah?"
"Aku mau ke kantin sekaligus mengajaknya. Chinatsu, mau ikut?"
"He'em mau."
Nagasawa Chinatsu berada di tengah, saat mereka bertiga menuju kantin. Chinatsu diam-diam mencuri padangan ke arah Kazuya yang masih sibuk membaca komik. Tatsuya merasa sangat jauh untuk meraih Chinatsu agar ia melihatnya dengan tatap seperti itu.
Obrolan Tatsuya dan Chinatsu tidak dipedulikan Kazuya, dia lebih memilih diam untuk mendengarkan sembari membaca. Sesekali Chinatsu menegur Kazuya yang hanya membalas dengan satu kata, 'apa' itu saja yang Kazuya gunakan untuk menjawab.
"Kazuya, apa kamu tidak bosan membaca itu?"
Kazuya melihat Tatsuya dengan serius lalu menghela nafas. Banyak yang bertanya pertanyaan yang sama seperti Tatsuya.
Chinatsu terus memperhatikan ekspresi datar Kazuya, kedua telapak tangan menopang dagu dan menyetuh pipi, ia tersenyum sesekali berkedip manja ketika sekilas Kazuya tersenyum saat membaca.
"Ngomong-ngomong adikku juga suka komik sepertimu," kata Tatsuya, lantas dibalas tatapan sinis dari Chinatsu.
"Jangan samakan Kazuya, dengan adikmu!"
"Hah, memangnya kenapa?" tanya Tatsuya.
"Terus," gumam Kazuya.
"Hehe, sepertinya ada yang penasaran di sini."
"Hmm!" sahut Chinatsu acuh.
"Kebetulan juga adikku membaca komik yang sama dengan yang kamu baca itu."
Tak!
"Jangan bahas itu terus!" ucap Chinatsu setelah membanting sumpit.
Kazuya melirik dengan penuh tanya dipikirannya namun Kazuya, mudah untuk menebak kalau Chinatsu sedang cemburu. Bagaimana tidak tahu? Kazuya adalah maniak komik romantis yang mengenai perasaan wanita bahkan gadis remaja SMA walaupun di komik tetap saja perasaannya sama bukan?
***
Di belakang sekolah yang sepi kedua insan sedang berhadapan. Kegugupan terlihat dari siswi remaja berambut hitam panjang sepinggul. Chinatsu dengan gugup berkata, "apa kamu mau menjadi kekasihku, Kazuya? Ehm! Jangan salah paham dulu, aku seperti ini karena menghindari fans-ku, jadi singkatnya kalau kita dekat tidak akan ada lagi fans yang meng-."
"Kenapa tidak dengan si penganggu itu saja, kenapa harus, aku?" Kazuya langsung menjeda perkataan Chinatsu yang langsung bungkam.
"Aku tidak mau dengannya lagipula aku lebih nyaman denganmu-, huaawaaa, bicara apa aku ini!"
Chinatsu menyentuh pipinya yang merona karena malu karena kelepasan bicara. Kazuya hanya tersemyum dan menutup buku komik miliknya.
"Tapi, aku tidak janji akan seperti bayanganmu."
Chinatsu tersenyum senang dan terlintas dalam pikiranya kalau Kazuya tidak biasanya seperti ini, banyak kata dari lisannya yang terdengar santai dan tenang.
"Hmm, tidak masalah. Aku yakin Kazuya pasti sangat baik," ujar Chinatsu.
"Ha, baik?"
"He'em!"
Kazuya menerima Chinatsu menjadi kekasihnya. Mereka berdua tidak pernah berpacaran sebelumnya. Chinatsu yang populer pun belum pernah berpacaran biarpun dia sering di tembak siswa sekelas mau pun tidak sekelas, dengan beribu kata-kata romantis yang manis. Usaha pun percuma karena Chinatsu tipe yang pintar memilih juga selalu serius dalam menentukan sesuatu.
Tidak perlu waktu yang lama kabar itu meluas akibat ratu gosip Miya. Chinatsu menceritakan semua kepada Miya. Miya menceritakan semua pada murid seisi sekolah sampai Chinatsu dibuat malu. Kazuya mendapat hasil yang sangat tidak bagus dikarenakan fans Chinatsu sangatlah fanatik!
"Otaku, seperti dia jadi kekasih Chinatsu-ku, yang benar saja!"
"Mungkin dia mengancam, Chinatsu-kita!"
"Kasihan sekali, Chinatsu-ku!"
"Kalian ini kenapa! Kazuya, tidak seburuk itu!"
Fans Chinatsu dan fans Kazuya berdebat sampai terdengar oleh Kazuya yang dengan santai menyusuri koridor kelas, dan mengabaikan semuanya. Ketika pulang sekolah, Chinatsu mengajak Kazuya untuk pulang besama. Kazuya menurut tanpa berbasa-basi atau merasa tidak nyaman dengan para fans fanatik Chinatsu.
Sementara Tatsuya yang sudah sangat mencintai Chinatsu. Tatsuya terlihat sangat kecewa ia sampai merenung di dalam kelas, piket sore yang biasanya ia kerjakan dengan mudah terasa sangat melelahkan bagi Tatsuya yang terpuruk oleh kekecewaannya.
'Tidak mungkin Chinatsu, benar-benar menyukainya.'
***
Tabe Handa hampir tidak percaya saat ini adiknya membawa kekasih ke rumahnya. Handa tersenyum senang karena menurutnya waktu amatlah cepat dan takdir tidak bisa ditebak. Adik yang pendiam jarang bergaul, bertegur sapa dengan seseorang bahkan tetangga mereka, Kazuya memiliki kekasih sama sekali diluar bayangan Handa selama ini.
"Namamu indah sekali, Nagasawa Chinatsu," Handa memuji nama Chinatsu.
Chinatsu terlihat malu-malu dengan pujian itu apalagi Chinatsu tahu bahwa Tabe Handa adalah novelis terkenal, dan Chinatsu fans berat Tabe Handa, yang sering menulis novel dengan alur cerita yang membuat kaum hawa sampai terbayang adegan dalam cerita yang Tabe Handa buat.
Hening...
Tabe Handa memutuskan kembali ke kamar untuk melanjutkan karyanya. Sementara rasa canggung di kamar Kazuya, amat terasa kuat. Kamar Kazuya yang dipenuhi koleksi komik dan banyak console game, itu menjadi daya tarik tersendiri bagi Chinatsu. Kamar seorang Otaku sangatlah berbeda dan tidak bisa dianggap wajar bukan? Seorang Otaku wajib memiliki banyak koleksi bukan?
"Kazuya, ini game apa?"
"Itu...lebih baik kamu jangan mencoba memainkannya."
"Kenapa?"
"Kamu masih di bawah umur."
"Hah?" Chinatsu tidak paham dengan maksud Kazuya, game yang tidak boleh dimainkan di bawah 18 tahun?
Mereka berebut console game itu karena Chinatsu penasaran dengan ucapan Kazuya.
"Cih, jangan main ini."
"Heeh, aku jadi makin penasaran!"
Hening...
Kazuya mengebalikan camilan dan gelas ke dapur, dengan polosnya Chinatsu memainkan game itu alhasil, dia pun berdebar dengan permainan yang terbilang sangat vulgar. Saat Kazuya kembali Chinatsu mematikan game sambil berpura-pura tertidur di ranjang dengan perasaan tidak menentu.
'Ta-tadi itu sangat...'
"Hah, dia tidur?"
Kazuya duduk ditepi ranjang sambil membaca komik terbarunya. Chinatsu, tanpa sadar dari berpura-pura tertidur hingga terlelap dengan nyamannya.