Kazuya sibuk dengan game di smartphone miliknya. Chinatsu tertidur dengan pulas sesekali mengeliat untuk menyamankan diri ketika tidur di ranjang. Langit jingga mulai menjadi hitam-, sore kini telah berganti malam. Kazuya menguncang tubuh Chinatsu agar ia bangun, Chinatsu mulai terbangun dari tidur. Dia mengerjapkan mata beberapa kali lalu melihat Kazuya menatap dengan ekspresi datarnya.
"Aahh, Kazuya kenapa kamu di kamarku!"
"Ha, kamarku? Kamu ngigau, ya?"
"Eh?"
Chinatsu celingak-celinguk kebingungan dan menepuk dahinya sendiri. Dia baru ingat kalau sedang berada di rumah Kazuya. Chinatsu meminta izin untuk meminjam kamar mandi, Kazuya menunjukkan letak kamar mandinya yang biasa saja tidak begitu luas namun terlihat sangat bersih dan terawat.
'Dia itu apa memang seperti ini? Tidur seenaknya di kamar laki-laki?'
Gugup...
Kazuya memandang ke arah pintu kamar mandi lalu meletakan handuk dan pakaian ganti di dekat kamar mandi.
"Handuk dan pakaian gantimu, aku taruh di luar, kamu harus lebih teliti."
Jreeeesth...
"I-iya, Ka-Kazuya, te-terimakasih, ya!"
"Iya..."
Kazuya duduk di tempat tidur, ia membaca komik di handphone sambil melirik jam di handphone-nya. Smartphone kebutuhan murid SMA, itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri begitu juga dengan Kazuya sama dengan yanglain yang aktif di mediasosial.
30 menit berlalu...
Tok.
Tok.
"Sudah selesai, masuklah."
"Kazuya, anu."
"Ada apa?"
"Pa-pakaian, anu."
Clekh.
Kazuya membuka pintu kamar, ia kesal karena dari tadi Chinatsu tidak masuk malah anu-anu berkata tidak jelas. Kaos putih polos, celana pendek, Kazuya memberikan pakaian itu untuk ganti.
"Ka-kamu kenapa seperti ini!"
"Pa-pakai da-dalamku, aku cu-cuci."
"Cih, bodoh sekali!"
'Pura-pura tidak lihat,' kata batin Kazuya.
Susana yang canggung akibat kelakuan Chinatsu yang ceroboh, entah dia sengaja atau tidak. Kazuya mulai menceramahinya, kalau saja kejadian ini bukan di rumah Kazuya, mungkin akan terjadi hal yang buruk kepada Chinatsu.
"Ini kebiasaan di rumah...jadi saat selesai nyuci, aku baru sadar. Mmm, kamu sedang apa?"
"Baca komik."
Status mereka memang sepasang kekasih namun bukannya ini terlalu cepat untuk hubungan mereka? Dengan katalain kejadian seperti ini sesuatu yang baru bagi Kazuya, mungkinkan Chinatsu sering seperti ini kalau di rumah teman laki-laki?
"Kamu kenapa?"
"Ma-malu."
"Telat," balas Kazuya datar.
'Entah kenapa aku jadi kesal dengan kebodohannya!' kata batin Kazuya.
Duduk bersebelahan di tempat tidur. Kazuya menghela nafas karena sikap Chinatsu yang biasa saja ditambah lagi, ia ngotot ingin menginap dengan banyak alasan. Orang tua jarang di rumah, rumahku selalu sepi, lagian besok hari minggu dan banyak lagi alasannya Chinatsu.
"Harusnya kamu takut," gumam Kazuya ketika ia melirik.
"Takut? Untuk apa takut, kitakan pacaran?"
"Aduh ..."
Kazuya tidak henti-hentinya melirik dada Chinatsu, yang bisa membuat si Otaku sang siswa dingin ini berdebar bagaimana pun juga Kazuya adalah seorang remaja SMA yang normal dengan hobi di dunianya sendiri.
"Ka, Kazuya, ka-kamu melihat ke arah mana kau mes, mes-."
"Kaosnya kebesaran, ya?" jeda alasan Kazuya.
"Eh, iya...kebesaran dan sedikit tidak nyaman. Mmm, mungkin efek aku tidak pakai br-."
Tuk!
"Aduh!"
"Kamu mesum, bicaramu terlalu blak-blakan!"
'Dia jadi cerewet sekali?' gumam batin Chinatsu senang.
Chinatsu mengelus dahinya sendiri karena diketuk oleh Kazuya. Memang di negara mereka bisa dibilang penuh kebebasan bagi sepasang kekasih semua tahu itu begitu juga dengan Chinatsu, namun tidak bagi Kazuya yang hanya tahu mengenai hobinya. Chinatsu menarik kaos- pinggang Kazuya, Kazuya melirik ingin tahu apa maksud dari Chinatsu yang bersikap semakin aneh.
"Ka-kapan, aku kamu serang?"
Bukh.
Kazuya dengan sigap membekap mulut Chinatsu dengan tangannya. Chinatsu semakin tidak jelas seperti jalang yang liar atau terlalu bodoh.
"Kalau kamu lebih bodoh lagi kita putus!"
"Putus ..."
Kazuya keluar dari kamarnya, ia memilih tidur di luar karena tidak ingin mendengar kata aneh lagi dari mulut Chinatsu. Chinatsu memeluk guling karena dari tadi dia menahan malu, padahal Chinatsu sudah membaca panduan di internet agar hubungan kekasih semakin dekat. Chinatsu yang bodoh memilih panduan yang terlalu vulgar.
Tok.
Tok.
"Nii-chan..."
Clekh.
"Mmm, apa kamu bertengkar dengannya?"
"..."
Kazuya masuk ke dalam kamar Tabe Handa tanpa bicara apapun. Kamar yang rapi dan penuh dengan banyak kertas di meja. Kazuya melihat banyak kerangka alur cerita tertulis di kertas itu.
"Dunia normal sangat rumit, mengerikan."
"Haha... Kamu baru tahu ternyata?"
"Hah?"
Kazuya tidak menceritakan apapun tentang kejadian di kamarnya.
Dia hanya bilang kalau Chinatsu menginap, sudah tidur dari tadi. Tabe Handa sangat bangga dengan adiknya yang baik tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan.
'Aku bisa gila kalau di kamar itu,' kata batin Kazuya.
***
Handa tertidur di meja saat menulis novel di laptopnya. Kazuya bangun dan keluar kamar Handa untuk pergi ke dapur, ia melihat Chinatsu telah menyiapkan sarapan pagi. Seragam sekolah di hari minggu terlihat sangat aneh tapi itu lebih baik daripada Chinatsu memakai pakaian seperti tadi malam.
"Kamu sudah mengeringkan seragamu?"
"Eh, Kazuya! Ayo kita sarapan, Onii-san mana? Dia belum bangun, ya?"
Roti, selai dan segelas susu. Sarapan yang biasa dinikmati Kazuya. Chinatsu mengeluh karena hanya ada itu di dapur padahal ia ingin masak sarapan pagi yang istimewah, Kazuya mendengarkan celoteh Chinatsu yang tanpa jeda.
'Dia lupa yang semalam, ya?' kata batin Kazuya.
"Kazuya, aku pulang dulu, ya? Aku nanti ke sini lagi, kan sekarang hari minggu!"
"Lebih baik tidak usah, kamu lebih baik di rumah saja, aku sibuk nanti."
"Sibuk?" gumam Chinatsu bertanya.
"Dan ubah sifatmu yang seperti semalam itu, kamu terlihat murahan."
Deg!
"Mur-."
"Kenapa?" tanya Kazuya.
"Kamu jahat sekali, kita kan baru jadian, kamu jahat!"
Blam!
Chinatsu menutup pintu dengan kasar dan pergi keluar dari rumah Kazuya.
"Dia kabur sambil nangis, padahal itu kenyataannya yang aku lihat darinya." Kazuya merapikan meja ruang makan, kecuali sarapan Tabe Handa.
"Huaaamm, pagi..."
"Pagi."
Handa menikmati sarapan sambil melirik Kazuya yang pergi kembali ke kamar.
"Apa pacarmu yang cantik itu sudah pulang?"
"Ya..."
Kazuya masuk ke dalam kamar dan menepuk dahinya sendiri. "Besok mungkin akan baik saja. Dia akan tahu dimana salahnya, karena bersikap seperti wanita pinggir jalan...pacar..." Kazuya meletakan komiknya di atas kasur, dia pun berbaring merenungi sesuatu mengenai kejadian tadi.
"Sial, kenapa aku merasa bersalah!"