webnovel

Istri Termahal Tuan CEO

Penulis: ChrisMika
Masa Muda
Sedang berlangsung · 116.3K Dilihat
  • 420 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Mia membutuhkan uang. Sementara Petra, tuan CEO Kaya yang disebut dengan pria yang paling sempurna di muka bumi, membutuhkan seorang istri.  Ya, begitulah awal kisah hubungan mereka berdua. Bagi mereka, pernikahan ini adalah pernikahan yang saling menguntungkan. Petra tidak butuh wanita yang memiliki mimpi muluk-muluk, dia butuh istri untuk mendapatkan saham pamannya dan Mia adalah wanita yang sangat cocok dengan kebutuhan Petra, karena Mia hanya butuh ‘Uang’. Dari situ, hubungan mereka terus berlanjut. Tuan CEO butuh seorang anak? Tentu, tapi membuat 1 anak sekali pun ada harganya! Jadi, apa ada hal lain lagi yang Anda butuhkan, Tuan CEO?

Chapter 1Semua Hilang

Malam itu, hujan lebat mengguyur dan membasahi segala sesuatu di dunia; petir yang sesekali menyambar diselingi guntur memekakkan telinga, dan seluruh dunia diselimuti kegelapan.

Tidak ada sedikit pun cahaya di kamar yang remang-remang itu, dan gorden yang tebal menghalau cahaya malam yang muram di luar, sama sekali tidak merambatkan cahaya ke kamar pria itu.

Di atas tempat tidur besar itu, dua orang dengan tengah bergelut mesra dengan napas tersengal….

Malam itu adalah titik balik terbesar dalam hidup Mia... hingga pada akhirnya, dia terlalu banyak digunakan malam itu dan tidak bisa mengingatnya.

Setelah efek obatnya habis dan Mia sudah terbangun, seluruh tubuhnya terasa remuk redam ketika digerakkan. Dia tampak berantakan.

Tangannya perlahan mengepal, dan dia menggigit bibirnya.

Tiba-tiba hidungnya menangkap bau tidak enak, dan ujung hidungnya sudah basah.

Dalam kepanikannya, Mia bahkan tidak menoleh ke arah pria yang sedang tidur memunggunginya. Dia mengertakkan gigi dan turun dari tempat tidur, memungut pakaiannya dari lantai satu per satu, dan memakainya. Kemudian, dia bergegas pergi.

Disertai petir yang menyambar, Mia berjalan keluar di bawah hujan lebat di Jakarta di seperti makhluk tersesat. Namun setelah baru beberapa saat, dia sudah basah kuyup.

Air matanya sudah mengalir deras ketika dirinya berjalan keluar….

Kata orang, menangis paling nyaman dilakukan di bawah hujan. Di tengah hujan, tidak akan ada yang tahu betapa pengecutnya kita.

Mia tersenyum sekaligus menangis…. Dirinya tampak sangat lesu di bawah lampu jalan yang redup.

Wanita itu tidak tahu bagaimana bisa dia berjalan pulang. Ketika melihat cahaya lampu rumahnya, dia sesaat termenung….

Sudah hampir pagi hari ketika dirinya meninggalkan Hotel Sophia. Dia sudah berjalan lama sekali; kenapa lampu di rumah masih menyala?

Mia tidak berani masuk. Dia berdiri di depan pintu dan memandang ke arah rumah itu. Rasa sakit di hatinya seketika membanjiri tubuh yang dihancurkan oleh pria itu.

Pintu tiba-tiba terbuka, dan sekalipun ingin, Mia sudah tidak sempat sembunyi.

"Mbak?" Yang keluar adalah Bu Surti, yang merupakan pembantu di rumah Jian. Ketika melihat Mia, wanita itu terkejut, lalu bergegas menghampirinya di depan rumah. "Mbak, Mbak ke mana saja? Mbak tidak ada semalam, waktu semuanya…" suaranya tercekat, "... terjadi!"

Sesuatu telah terjadi. Mia tercengang, dan matanya bergetar samar. Dia kebingungan.

Bu Surti tidak menyadari rasa malu Mia. Hanya saja, dia sudah menduga Mia tidak membawa payung. "Bapak jatuh di lokasi konstruksi... sekarang sudah di rumah sakit. Telepon ke Mas tidak bisa masuk, telepon ke Mbak tidak bisa masuk…. Ibu sendirian di rumah sakit. Serangan jantungnya kambuh lagi."

Bu Surti mengira Mia tidak mendengarnya dengan jelas. Mia baru mendengar kata "jatuh," dan pikirannya seketika kosong.

Bu Surti melihat Mia panik dan terbengong-bengong. Diraihnya tangan Mia sambil berjalan ke mobil di sisi jalan.... Baru setelah dibawa masuk ke dalam mobil, Mia kembali tersadar.

Setelah tersadar dari lamunannya, Mia menatap Bu Surti dengan mata merah dan tubuh gemetar. "Bu Surti.... tadi… tadi...." Dalam kepanikannya, bicaranya terbata-bata. Setelah menelan air liur, dia tersentak dan bertanya, "Tadi apa katamu?"

Pak Atang, suami Bu Surti, yang mengemudikan mobilnya. Pria itu melirik Mia dari kaca spion dan mengemudikan mobil ke rumah sakit dengan raut wajah bimbang.

Wajah Bu Surti terlihat lebih bimbang. Dia mendesah berat, dan berkata, "Ada sesuatu di lokasi konstruksi. Katanya, Bapak terjatuh. Ketika Ibu mencoba menyelamatkan Bapak, beliau dilarikan ke rumah sakit. Yang saya dengar, keadaannya sekarang kurang baik…" kata Bu Surti, namun tidak dilanjutkan.

Mia memejamkan mata. Ibu mengalami serangan jantung dalam keadaan seperti itu. Pasti rasanya tidak tertahankan.

Ketika mobil mereka tiba di rumah sakit, Didi dan Retno sama-sama sedang dioperasi.

Koridor kosong itu luar biasa menyeramkan di malam berhujan, seolah-olah ada hawa kematian di mana-mana.

Mia berdiri dengan tubuh basah kuyup di depan pintu ruang operasi, menatap lampu bertuliskan "OPERASI" tanpa ekspresi.

Pak Atang menghampirinya dan melepas mantelnya, lalu dan menyampirkannya pada tubuh Mia. "Mbak, ayah dan ibu Mbak orang baik. Pasti akan baik-baik saja."

"Mana Kak Radit?" Mia bertanya dengan dingin tanpa menoleh.

Pak Atang menghela napas pelan. Wajahnya dipenuhi raut putus asa yang berat. "Mas belum pulang.... Saya tidak bisa meneleponnya."

Mulut Mia membentuk cibiran, dan perlahan, kebencian meluap dari matanya.

Dalam sekejap, terasa sesuatu membuncah dingin di dadanya. Matanya memerah, dan dia mengertakkan giginya... menahan air matanya yang kembali mengancam untuk menetes.

Mengapa dia harus percaya kakaknya akan memberinya uang malam ini?

Jelas dia sudah tahu bahwa seorang penjudi tidak mungkin bisa disembuhkan… tapi dia masih percaya pada Radit, dan bahkan kehilangan waktunya yang berharga ketika dijebak olehnya.

Tangan Mia terkepal semakin erat. Sepertinya selama dia menggunakan sedikit kekuatan, dia tidak dapat menahannya….

Waktu tidak pernah berjalan begitu lambat sebelumnya. Mia berdiri begitu saja, menunggu…. Sampai hujan berhenti di luar dan langit berangsur-angsur cerah.

Meski menunggu lama, setidaknya masih ada harapan walau tanpa kabar, bukan?

Namun, pada saat fajar menyingsing, Mia merasa bahwa... dunianya telah sepenuhnya meninggalkannya.

"Maaf, kami sudah mencoba yang terbaik…."

Mia merasa akan pingsan, tapi ketika dokter mengucapkan kata-kata ini secara langsung, dia diam saja. "Dokter, dimana ibuku?"

"Kondisi Bu Retno untuk sementara terkendali, tapi...." Dokter memandang gadis diam di hadapannya.

"Tidak apa-apa, saya bisa menerimanya," kata Mia pelan, namun ketegangan di matanya telah mengkhianatinya.

Dokter menghela napas pelan. "Bu Retno menderita terlalu banyak pada jantungnya, dan jantungnya berhenti berdetak beberapa kali selama proses operasi…. Meskipun sudah bisa dikendalikan, belum dipastikan Bu Retno akan kembali siuman."

Mia hanya merasakan kaki-kakinya melemas. Dia merosot. Tiba-tiba, pandangannya menggelap, dan dia hampir pingsan.

"Mbak… Mbak…." Pak Atang dan Bu Surti bergegas menopang Mia, wajah mereka yang lelah benar-benar tampak khawatir.

Mia memejamkan mata dan menegakkan diri sebelum membuka matanya. Suaranya menjadi semakin parau. "Aku tidak apa-apa…."

Matanya terus gemetar. Mia ingin bersikap lebih tegar….

Dia melihat sebuah ranjang rumah sakit didorong keluar. Tangannya yang gemetar dengan lembut menarik kain putih yang menutupi pasiennya.... Melihat ayahnya yang tidak memiliki tanda-tanda kehidupan, dia tidak sanggup menahan tangisnya lagi.

"Ayah.... Ayah...." Mia memeluk tubuh Didi dan menangis pedih, meneriakkan namanya tanpa tahu harus berkata apa lagi.

Bu Surti diam-diam menyeka air matanya. Pak Atang memandang Mia dengan tatapan sedih.

"Keluarga yang baik, kenapa tiba-tiba…." Bu Surti sudah menangis. "Kenapa ini?"

Sang dokter melihatnya. Sesaat kemudian, dokter tersebut menghela napas, berbalik, dan pergi dengan membawa kembali laporan kematiannya. Dia sudah melihat terlalu banyak kehidupan dan kematian, namun setiap kali dia melihat suasana duka seperti itu, dia merasa kasihan.

Tapi dia belum berjalan jauh. Tiba-tiba, suara cemas datang dari belakangnya.

"Mbak, Mbak…."

Dokter menoleh dan melihat Mia terhuyung ke lantai dan pingsan.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Masa Muda
5.0
405 Chs

Sahabatku Kekasih Hatiku

Aira Salsabila gadis cantik dan menarik, anak kepala desa yang memiliki wawasan luas dan modern,bersahabat dengan Ihsan Airlangga,pemuda tampan yang pandai bermain musik,dan punya sederet keahlian, putra seorang dokter pemilik salah satu rumah sakit terkenal Cikarang. Persahabatan itu terjalin sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Ihsan memendam perasaannya cintanya sekian lama hanya untuk Aira seorang.Pemuda itu tidak mau memulai untuk mengutarakan isi hatinya,berbagai macam pertimbangan dan rasa sungkan pada sahabatnya. Kekhawatirannya terhadap gadis itu yang banyak disukai oleh banyak pemuda, membawa keberanian bagi dirinya untuk segera menyatakan cintanya pada sang "Tuan Putri kembang desa yang amat dicintainya. " I love you Aira" Alhasil cintanya tidak bertepuk sebelah tangan,gadis pujaannya itu menerima cinta Ihsan dengan tulus. " I love you too" Kemudian mereka menjalani hubungan jarak jauh antara Jakarta - Bandung "Long Distance Relationship" kata anak muda zaman now. Dapatkah mereka menahan rasa rindu yang menggelora,dan cinta yang membara? Apa reaksi dari Aira dan keluarganya, ketika tiba tiba Ihsan ingin menikahinya? Mampukah Aira dan Ihsan bertahan dalam hubungan jarak jauh tersebut?Apa saja yang akan mereka alami berdua???? Yuuuk ikuti terus kelanjutan cerita ini "Sahabatku,Kekasih Hatiku" pada bab bab berikutnya. Jangan lupa dukung terus novel ini dengan memberi power stone dan review yang baik, sebagai energi baru untuk author dalam menulis cerita ini. Selamat Membaca....... Kamila Qha

Kamila_Qha · Masa Muda
4.9
178 Chs
Indeks
Jilid 1

DUKUNG