Alice buru-buru berbalik dan bahkan Julius tidak sempat bilang terima kasih.
Dia khawatir kemunculannya yang tiba-tiba akan mengganggu waktu Julius, dan dia hanya bisa mencairkan semua pikirannya ke dalam kopi ini untuk memberi sebuah jejak perhatiannya.
Di bawah terik matahari, Julius membawa kantong yang berat dan melihat sosok Alice yang berjalan pergi. Bagian bawah matanya yang tenang akhirnya menimbulkan riak.
Dia melihat penampilan Alice yang berhati-hati. Kenapa dia sampai berhati-hati seperti itu?!
Julius berdiri di sana untuk waktu yang lama, sampai penjaga keamanan di belakangnya maju dan bertanya, kemudian dia terkejut dan kembali ke pikirannya.
Sore itu, entah kenapa, Julius, yang duduk di laboratorium, selalu tidak bisa berkonsentrasi.
Menjelang malam, dia berjalan keluar dari laboratorium sendirian. Dia berdiri di depan jendela koridor, memandangi matahari terbenam yang indah saat senja, dan alisnya yang tebal terkunci.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com