Lilia mencengkeram erat-erat ponselnya dan menatap layarnya. Nomor telepon yang tertera di sana hanya kurang satu angka saja, tapi anak laki-laki itu keburu tertangkap sebelum bisa menyelesaikannya. Kalau begitu, Lilia hanya bisa mencoba satu per satu hingga dia menemukan nomor yang tepat!
Rasa pening yang mendera Lilia sejak tadi kini terasa semakin kuat, membuat kepalanya berdenyut menyakitkan. Namun dia mengabaikan sakit kepala itu dan mulai mencoba dari angka 0 hingga 9.
Setiap kali teleponnya diangkat oleh seseorang, kalimat pertama Lilia selalu sama.
"Permisi, apakah kamu kehilangan anakmu?"
Seorang penerima teleponnya mengatai Lilia sebagai orang gila. Seorang lainnya langsung menutup telepon itu tanpa mendengarkan lebih jauh. Beberapa nomor yang dicobanya tidak tersambung dengan siapapun. Walau begitu, Lilia tidak menyerah.
Hingga akhirnya, ketika Lilia menelepon untuk kedelapan kalinya, penerima teleponnya memberikan respon yang dia tunggu-tunggu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com