Lilia bangun kurang dari pukul enam pagi di hari berikutnya. Tidurnya semalam sangat gelisah dan tidak nyaman. Hanya setelah dia memastikan Jean telah kembali ke Surabaya di tengah malam, barulah Lilia bisa tidur dengan tenang.
Segera setelah dia terbangun, Lilia tidak sabar untuk segera mengirimkan pesan pada Jean. Semua ini terjadi begitu tiba-tiba, hingga dia tidak sempat menanyakan cedera Chris tadi malam. Sudah satu malam berlalu sejak Chris dioperasi. Lilia tidak tahu apakah pria itu berhasil melewati momen-momen kritisnya.
Langit di luar jendela berganti warna dari fajar menjadi pagi. Di dalam ruangan yang gelap, Lilia memegang ponselnya dengan mata mengantuk. Cahaya putih dingin dari layar menerpa wajahnya, mencerminkan kelelahan di matanya.
Sepuluh menit setelah pesan itu terkirim, Jean membalas dengan pesan yang membuatnya merasa nyaman.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com