Krystal melebarkan matanya melihat Erik yang baru saja mencium pipinya. Tubuhnya tak bergerak dan tak merespon apapun. Ia hanya menatap saja mata Erik yang juga menatapnya tersenyum.
"Kamu mau kan kasih aku kesempatan?" tanya Erik sekali lagi. Krystal malah menunduk dan tak menjawab.
"Sebaiknya kita gak bicara soal ini dulu, Mas. Denis lebih penting." Erik sedikit mundur dan meluruskan lari punggungnya. Ia lalu mengangguk.
"Aku tau Denis menyukaiku tapi bukan berarti aku pantas menggantikan posisi mendiang Mba Anna," tambah Krystal lagi memberi pengertian.
"Aku akan tetap menjalani operasi jika sum-sumku cocok tanpa syarat. Dan soal Arsenio, aku gak mau melibatkan siapapun, termasuk Mas Erik. Aku harap Mas Erik juga menghormati privasiku." Erik mengangguk mengerti.
"Aku ngerti. Aku menghormati keputusan kamu." Krystal tersenyum mendengar pengertian Erik.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com