webnovel

Gita Cinta Gladys Dan Rahmat

Sinar matahari pagi merambat masuk dari balik tirai yang sedikit terbuka dan menerangi hampir seluruh ruangan. Lampu tidur disebelah masih menyala. Rasanya tidak ingin bangun dan memulai hari. Siapapun pasti ingin berlama lama bermalasan di kasur yang empuk dan wangi. Hhhmmm...sedetik kemudian mata Metta terbuka perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Namun sepertinya ada seseorang yang sedang duduk di depannya, bayangan seseorang dengan memakai setelan jas lengkap. Tunggu dulu, apakah itu seorang pria. Ia sedang duduk di sebuah kursi namun pandangannya menengok ke arah samping. Ia sedang melihat keluar. Tapi dia siapa?

Andromeda_Venus · perkotaan
Peringkat tidak cukup
381 Chs

215

"Jadi berhenti tanya hal-hal seperti itu lagi," lanjutnya dengan nada menggeram. Tapi bukan Metta orangnya jika menyerah begitu saja.

 

 

"Kasih aku ijin keluar," Metta meminta dengan nada datar. Gaara mendecak dan menghela nafasnya.

 

 

"Kamu gak mau nyerah ya, kamu senang ya bikin aku marah!" Gaara bertanya dengan sinis. Metta tidak mau menggeleng atau mengiyakan, ia masih menatap Gaara dengan pandangan yang sama.

 

 

"Aku mau cari buktinya, kamu udah janji dan kita terikat perjanjian itu," Metta malah menjawab dengan jawaban berbeda. Gaara memandang Metta dengan tatapan tajam dan lidah menekan dinding mulutnya. Ia kesal, tapi tidak mau meluapkan rasa marahnya pada Metta. Mereka masih terus memandang satu sama lain tanpa bicara. 

 

 

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com