Bab 124
Keesokan malamnya, setelah pulang kerja. Devano mengajak Melati itu pegi ke taman kota. Menikmati lampu taman di kala malam dan melihat banyaknya anak-anak kecil yang berlarian di sekitar taman.
Melati merasa senang. Terlebih saat melihat jajanan masa dulunya ada di sini.
"Devan, aku mau beli es dungdung dong," rengeknya.
Melati berdiri dan menghampiri si penjual es. "Mang, beli satu ya."
"Rasa apa, Neng."
"Es kacang hijau."
Devano ikut berdiri dan menghampiri mereka. "Kok cuman satu. Untuk aku mana."
"Pesan sendiri dong kan udah gede."
"Jahat kamu ah."
"Ya ampun, Devan. Sejak kapan menjadi manja jelita seperti ini hah. Waw, fantastis." Mulut Melati menganga dan matanya melotot.
"Bang, ini esnya."
"Jadi berapa semuanya Bang," kata Devano.
"18 ribu, Bang." Devano memberikan selembar uang kertas pecahan lima puluh.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com