"Uhm, gua udah ada janji nih," ujar Saka yang tiba-tiba berdiri. "Gua duluan ya. Eh, Bar makanan yang gua tolong bayarin dulu ya. Entar gua gantiin."
"Ah, santai aja, Ka. Gua yang traktir."
"Makasih, Bro. Duluan ya. Dadah, Tia."
Akhirnya, hanya tinggal Bara dan Tia berdua di sana. Tia masih sedang menghabiskan mie-nya.
"Tumben lu ngajakin gua jalan. Lu kangen ya sama gua," ujar Tia.
"Iya. Gua lagi bete nih. Tadinya sih gua mau ngenalin lu sama si Saka. Menurut lu, si Saka gimana?"
Tia mengedikkan bahunya. "Ya biasa aja. Anaknya mah lucu, seru. Baek juga sih kayaknya mah."
"Hmmm, lu suka gak sama dia?"
"Gak lah!" jawab Tia cepat. Untung saja si Saka sudah pulang. Jika sampai Saka mendengar jawaban Tia, ia pasti bisa sakit hati.
"Idih, lu gitu amat sih?"
"Ih, beneran si Saka mah enakan dijadiin temen doang."
Bara mengangguk perlahan.
"Lu bete kenapa, Bar?" tanya Tia.
"Gua abis putus sama cewek gua."
"Oh, cewek lu yang tadi itu?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com