Danu mengedikkan bahunya. "Ya, sebagai pacar yang baik, gua kan musti membuktikan kalau gua itu cowok yang setia."
Pradita pura-pura terbatuk-batuk. "Haduh, lu tuh ya sampe segitunya. Ya udah deh terserah lu aja."
"Coy, kalau gua gak ikut ke sana, lu bakalan tetep ke sana apa gak?" tanya Danu penuh harap.
"Ya, gua sih bakalan tetep ke sana," jawab Pradita jujur. "Kan acaranya wajib. Terus daripada gua bengong tiga hari di rumah juga mau ngapain coba? Mending juga ikut. Sekarang gua tanya, kalau lu gak ikut ke sana, entar lu mau ngapain di rumah?"
"Gak tau, Coy. Lu ada ide?"
"Ajarin si Arini badminton, Cuk. Dia tuh parah banget maennya," ucap Pradita sambil melirik ke arah Arini.
Sepertinya Arini sedang membaca buku cetak pelajaran. Entah, si ratu rubah itu sedang menguping pembicaraan Pradita dan Danu atau tidak. Pradita tidak begitu yakin.
"Ya kan gak semua orang harus jago badminton, Coy," ungkap Danu. "Dia itu jagonya maen piano. Udah aja lah suruh dia maen piano."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com