webnovel

DUNIA YANG TERASING

Sanggar_Diza · Fantasi
Peringkat tidak cukup
58 Chs

Tamu Yang Tidak Diundang

Tiba tiba Hp Charine berbunyi, ternyata ia mendapat pesan dari Weni bahwa Weni sudah menunggu dari tadi diluar dan sudah saat nya Weni harus pulang karena orang tua nya menelpon menyuruh nya pulang.

"Dokter maaf saya harus pergi, nanti kalau kartu saya sudah jumpa akan saya fotokan dan kirim ke dokter yach".

" Baiklah,,saya juga mau pergi. Tunggu sebentar yach". Kemudian dokter menelepon perawat menanyakan apakah masih ada pasien selanjutnya.

" Dokter,,pasien hari ini sudah tidak ada lagi, seperti biasa dok pasien penggemar yang banyak datang dan mengantri menunggu dokter, saya harus bagaimana dengan mereka dok" kata perawat di dalam telepon .

" Kira ada berapa orang yang menunggu saya?"

" Sekitar 5 orang dok".

" Sudah biarin saja jangan pedulikan mereka,, saya mau pulang lagi ada urusan mendadak, kalau mereka tanya pandai pandai jawab saja seperti biasa."

" Tapi dok....."

" Maaf telepon nya saya tutup dulu,, rin,, yuk kita keluar".

Saat pintu dibuka ternyata benar Weni sedang menunggu di ruang tunggu bersama penggemar dokter lain nya.

Sesampai nya dirumah

*******

Charine harus merawat ibu nya yang sedang lemah terbaring di tempat tidur. Kondisi rumah nya sangat memprihatinkan, rumah lama yang sudah tampak tak terurus lagi, dengan halaman rumah yang luas, banyak bunga yang layu karena sudah hampir 1 bulan tidak dirawat. Dahulu sebelum ibu nya sakit rumah ini tampak sangat bersih dan terawat suasana nya tampak rindang dan sejuk dipenuhi dengan macam tanaman. Apa boleh buat jangan kan untuk merawat kondisi rumah untuk merawat diri sendiri saja dia sudah tidak peduli lagi. Karena kesibukan nya yang harus bolak balik kerumah sakit, mondar mandir ke kampus dan mencari uang untuk membiayai hidup serta biaya rumah sakit. Dahulu nya sebelum ayah nya wafat semua kebutuhan rumah tangga di penuhi oleh ayah nya, meskipun nafkah yang dibawa ayah masih terbilang sedikit tapi kehidupan mereka berkecukupan inilah yang dinamakan keluarga sederhana.

"Uhuk ....uhuk..." suara batuk ibu Rine terdengar jelas ditelinganya. Padahal dya baru saja mulai belajar persiapan ujian terakhir semester 6 nya. Tanpa berfikir panjang ia langsung bergegas menuju kamar dan sambil membawa segelas air minum.

" Ibu,,apa yang dirasakan?" tanya Rine kepada ibu nya.

" Dada Ibu sesak nak,, nyeri punggung belakang sudah sampai ke dada,,perut ibu sudah semakin membesar aja,,,rasa nya sangat nyeri".

" Ibu sabar yach,,semoga kita cepat mendapatkan pendonor nya kata pihak rumah sakit kepastian nya besok" Sambil ia memegang perut kiri ibu nya yang bengkak. " Bentar ya bu Rine ambil kan obat nya dulu"

Saat didapur Rine meneteskan air mata,, sambil memegang perut kiri nya. "Apakah op ini akan berhasil?? Jika tidak aku ngk bisa bayangkan apa yang akan terjadi. Semoga Tuhan mengambulkan doa ku" Rine sengaja tidak memberitahukan kondisi yang sebenar nya ke ibu jika pendonor itu adalah ia rhasia ini sengaja ia sembunyikan demi sang ibu.

" Minumlah obat nya bu" sambil memberikan obat dan segelas air putih.

Tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

" Siapa nak malam malam begini ada yang datang, coba kamu intip dulu dari balik kain jendela".

Saat Rine membuak kain terlihat seorang pria berbaju kaos lengan pendek melihat jam ditangan nya.

" Dokter Rian, hah.....kenapa dya ada disini malam malam ? apa yang dia lakukan, kok dya bisa tahu alamat rumah" Bagaimana ini???" Terdengar suara ketokan pintu sekali lagi dari luar. Langsung pintu dibuka oleh Rine.

" Dokter,, maaf ada apa gerangan dokter malam malam begini datang kerumah saya? Apakah ada sesuatu?" Tanya Rine keheranan.

Dokter Rian langsung mengeluarkan plastik dari dalam tas nya lalu memberikan nya ke Rine." Maaf Rine ini obat buat ibu kamu".

"Obat yach,,oh terimakasih banyak dok,,tapi.... bukan nya tadi dokter ngk ada bilang suruh saya ambil obat ke apotek".

" Rine..maaf saya lupa memberi tahu kalau resep obat yang saya kasi kemarin hanya tinggal untuk 3 hari lagi jadi saya putuskan untuk ambil sendiri saja, apa kamu keberatan?"

" Dokter...terlalu baik sama kami,, kami pasien orang miskin, mengapa dokter repot repot menyerahkan nya langsung kekamu? kami jadi sungkan".

"Achhh,,, kamu ngk perlu sungkan sama saya,,saya memang berniat ingin membantu jadi tak usah di dipikirkan yach, dimana ibu kamu boleh saya melihat pasien saya??" sambil mengedipkan mata .

"Ada didalam dok,, mari saya antarkan".