Khanza tiba dirumah dengan senyum sumringah terpancar jelas dari wajahnya. Sang ibu pun menatapnya heran, meski ibunya sudah tahu penyebab di balik senyuan itu, tak lain sudah pasti karena adanya sosok Pak Gibran. Ibunya memang baru meyadari satu hal yang selama ini dia lewatkan, sejak putus dari Jordy, Khanza jauh lebih bahagia sejak pak Gibran hadir menemani hari-harinya.
"Sudah makan siang?" tanya ibunya.
"Sudah bu, Khanza sudah kenyang. Ehm, Khanza mau rehat dulu sebentar sebelum pergi les nantinya."
"Ehm, Khanza. Ibu belum mendapatkan uang untuk membayar pendaftaran les mu," kata ibu Khanza dengan cepat sebelum Khanza memasuki kamarnya.
Khanza menghentikan langkah kakinya, lalu memandang wajah ibunya dengan senyum lembut. Dalam hatinya ada sedikit perasaan tak nyaman dan kasihan pada ibunya, karena sepertinya ibunya sungguh berusaha keras agar Khanza bisa mengikuti les itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com