Selain semangat Khanza di sekolah untuk bertemu dengan pak Gibran, tanpa di duga semangat lain timbul dalam dirinya untuk segera sampai kembali mengikuti les komputer dan bertemu dengan Devano. Sikap cuek dan dingin juga galak dari seorang Devano justru membuat Khanza tertarik dan merasa berbeda. Khanza merasa baru kali ini juga dia bertemu dengan laki-laki yang membuatnya justru rindu akan sikap dinginnya. Bagi Khanza seorang Devano adalah sebuah vitamin tambahan kala dia merasa jenuh dengan lain hal.
Siang ini, seperti biasa pak Gibran ingin menemuinya di tempat biasa. Khanza menghampirinya dengan langsung memasuki mobil pak Gibran yang sudah terparkir menunggunya. Pak Gibran langsung menyambutnya dengan kecupan manis di keningnya.
"Aku merindukanmu!" ucap pak Gibran setelah melepas kecupannya di kening Khanza.
Khanza menyipitkan matanya seakan meledek pak Gibran yang berkata demikian. Karena kenyataannya baru saja mereka bertemu di sekolah hampir setiap detik menit dan jam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com