webnovel

Divine Sword Project

Usai pertarungan berkepanjangan para Kesatria Suci melawan Dosa berakhir, salah satu dari Pemilik Pedang Suci membuat permohonan untuk sebuah dunia di mana dirinya dan seluruh Kesatria lainnya bisa tinggal. Dosa yang telah lama tersegel di dimensi lain tiba-tiba lepas. Para Kesatria Suci yang telah melupakan siapa dirinya harus kembali bertarung karena janji sebelum dunia mereka dibuat. Inilah kisah para Pemilik Pedang Suci yang berjuang demi melindungi dunia dari Dosa. Mampukah mereka menghadapinya?

Zikake · Fantasi
Peringkat tidak cukup
7 Chs

Prolog

—Akan kuberikan kalian sebuah pilihan, untuk menanggung kenyataan tentang gelapnya dunia ini.

—Apakah kalian menerimanya? Untuk menjadi wadah dari sebuah kekuatan luar biasa agar dapat melindungi senyum mereka yang tidak tahu apa-apa?

—Siapkah kalian, untuk menghadapi sesuatu yang terus-menerus mengganggu kedamaian dunia meski tidak ada yang menghargai usaha kalian tersebut?

—Dan apakah kalian mau, untuk bersumpah bahwa tidak akan menggunakan kekuatan kalian untuk hal yang salah, dan tidak akan bertengkar satu sama lain?

Suara berat itu, terus-menerus terdengar di dalam kepala mereka yang kini bertanya-tanya apakah ada kesempatan untuk tetap menjalani hidupnya kembali.

****

"Apa yang telah kulakulakan?"

Tatapan mataku tertuju lurus pada sebuah kacamata di atas aspal yang kini berlinang dengan darah.

Itu punyaku. Kacamata berlensa bening yang kumanfaatkan untuk bisa melihat jauh seperti dahulu—sebelum aku kenal dengan teknologi dan sering bergadang seperti sekarang.

Ratusan suara kudengar, tetapi tidak ada satu pun yang jelas di telingaku. Aku cuma menjawab seadanya—yang bahkan aku tak tahu apa yang kukatakan pada mereka.

****

Di mana aku? Kenapa ada beberapa orang yang berpakaian seperti dokter operasi di sini? Apa barusan aku … mengalami suatu hal yang membawa kepada operasi.

Cahaya …. Ah, hangat sekali.

… Benar juga. Aku ingat, Adikku berulang kali menusukkan pisau dapur ke perutku. Tetapi kenapa?

****

Suara peringatan berdering keras. Pilot berulang kali mengatakan kepada seluruh penumpang agar tenang.

"Dalam situasi ini, siapa pun tidak mungkin bisa tenang …." Aku menggigit bibir bawah, kesal dengan apa yang sedang terjadi.

Yang kuinginkan hanyalah pulang ke rumah setelah liburan ke seluruh penjuru dunia, tetapi mengapa hal ini terjadi? Salahkah bagiku untuk memakai uang pemberian dari orang tua?

****

Tubuh Rosalia terkubur dalam salju. Rasa dingin sudah tidak Rosalia rasakan lagi. Rosalia pikir, tinggal menunggu waktu saja agar mata Rosalia kehilangan cahaya.

Rosalia tidak suka ini. Bagaimana bisa ada badai salju di saat Rosalia sedang dalam perjalanan pulang? Tidak bisakah badai salju ini menunggu hingga Rosalia kembali dan memberi obat ini kepada Ibu?

"Maafkan … aku. To—long."

****

Kuucapkan maaf kepada keluarga yang tidak kuketahui bagaimana rupa mereka. Maaf karena sudah terlahir.

Kuucapkan maaf kepada teman-teman yang kubuat mereka membenciku. Mulai sekarang, kalian tidak akan muncul di hadapan kalian lagi, dan aku tidak akan menggangu kalian lagi.

Air masuk ke dalam seluruh rongga di badanku. Aku sempat berpikir lebih baik menggunakan tali, tetapi lompat dari jembatan lebih mudah karena cuma modal jalan ke sana dan melompat.

***

—Selamat, untuk kamu yang telah berusaha keras. Sebagai apresiasi karena menyelematkan dunia, akan kukatakan apa pun keinginanmu kepada mereka agar bisa dikabulkan!

Suara berat tersebut menggema di seluruh sudut tempat tanpa warna selain putih. Suara yang keluar dari mahluk aneh berupa pria kurus tinggi berjas putih serta sarung tangan putih.

Kepalanya terlihat aneh. Semacam bola, tetapi terdapat pola yang melambangkan wajah. Mata kiri hitam bulat, mata kanan semacam lingkaran dengan tengah putih. Kumis hitam, yang di bawahnya bibir melengkung ke bawah bagian sisi kiri dan ke atas bagian sisi kanan.

Berdiri beberapa langkah di depan, terdapat seseorang. Laki-laki? Perempuan? Muda? Tua? Tidak diperlihatkan satu hal pun soal rupa jelasnya.

"Yang kuinginkan hanyalah—"

Tulisan putih mengambang di tengah-tengah hitam. Tanpa suara, jadi seseorang tidak akan tahu apakah ia laki-laki ataukah perempuan.

"Dunia di mana kami bisa kembali tertawa. Tempat di mana semua Kesatria Suci bersama. Tidak ada yang mengalami hal buruk lagi, sama seperti sebelumnya. Itulah … keinginanku. Keinginan kami semua."

Setelah kata-kata berakhir, dunia putih mendapat retak di mana-mana yang kian membesar. Terdengar juga suara nyanyian indah tetapi juga memberi rasa ngeri.

—Keinginanmu telah kusampaikan, dan mereka pun telah mendengarkannya. Oh~ Kesatria Suci-ku, kuingin engkau kembali ketika dunia memanggil untuk bantuanmu.

Setiap muncul pembatas cerita (***), menceritakan sudut pandang orang yang berbeda setelahnya. Dan di akhir, itu sudut pandang ketiga

Zikakecreators' thoughts