webnovel

My Ignorance Hurt You

Percakapan mereka sedikit terinterupsi saat mendengar suara ketukan pada pintu pembatas yang bergaya tradisional Jepang itu. Kyuhyun mempersilahkan, saat pintu terbuka Michael memberikan senyum sapa kepada mereka dan mempersilahkan dirinya untuk masuk dan duduk di samping Chaewon, dahi Kyuhyun berkerut tak suka.

"aku kira kau sudah pergi" ujar Chaewon dengan nada ceria yang ketara.

"aku memang sempat pergi, tapi aku merasa tidak enak jika tidak memberimu hadiah di hari bahagiamu ini." Michael memberikan sebuah kotak tiga susun berukuran cukup besar kepada Chaewon.

Mata chaewon terbelalak semakin besar saat mengetahui apa yang diberikan Michael walau hanya dari tampilan luarnya saja "apakah ini apa yang aku pikirkan?"

Michael mengangguk "bukalah"

Chaewon membuka kotak yang ada pada susun paling atas, matanya bergemilang saat ia disajikan oleh kudapan manis khas negeri sakura itu. Chaewon mengambil satu potong daifuku dan melahapnya, di saat yang bersamaan ia menjadi wanita yang paling bahagia.

"terima kasih banyak, kau tahu aku sangat suka kudapan manis dari toko ini" Chaewon membuka dua kotak lainnya yang berisikan mochi dengan berbagai rasa dan kue-kue khas Jepang lainnya.

Michael tersenyum lebar "aku selalu mengingatnya"

Kyuhyun pun merasa terasingkan saat itu juga, dengan sedikit kesal dia membersihkan tenggorokannya "terima kasih telah memberikan hadiah pada ISTRIKU, anda sangat perhatian sekali Tuan Arata. Senang rasanya bisa melihat ISTRIKU lebih bahagia di hari yang berbahagia ini"

Michael menggaruk tengkuknya karena merasa canggung "ini bukanlah apa-apa, kami berteman baik jadi sudah sepantasnya aku melakukan ini"

"ya, senang rasanya mengetahui bahwa ISTRIKU memiliki teman sebaik anda" Kyuhun selalu memberikan penekanan akan status Chaewon yang telah menjadi istrinya itu.

Chaewon memberikan tatapan tidak suka pada Kyuhyun yang seolah-olah sengaja mengulang kata-kata yang menunjukkan bahwa ia adalah miliknya. Kyuhyun tak menggubris tatapan itu dan hanya melemparkan senyum.

"maaf mengganggu waktu makan kalian. Aku akan pamit" Michael bersiap-siap untuk bangkit "ah! Ayah dan Ibuku menitipkan salam padamu, katanya selamat atas pernikahannmu. Mereka juga sudah lama tidak bertemu denganmu dan akan senang bila kau menyempatkan diri"

"eum, terima kasih atas salamnya. Aku akan menemui mereka jika ada kesempatan"

Michael mengerti dan akhirnya bangkit meninggalkan mereka.

"kami akan menunggu hasil foto pernikahan kami, Tuan Arata." seru Kyuhyun saat Michael sudah di ambang pintu.

"aku akan membuat hasilnya sebaik mungkin, Tuan Barnett." kali ini Michael benar-benar meninggalkan mereka.

Chaewon menutup dan menyusun kembali kotak-kotak kuenya dan meneruskan makan yang sempat terjeda.

"kau tersenyum bahagia seperti itu karena kau menyukai kue-kue itu atau karena yang membawakannya adalah pria yang kau sukai itu?"

Chaewon memberikan tatapan dan senyum menggoda kyuhyun "aku menyukai kuenya dan aku juga menyukai orang yang memberikannya"

"kau! Apa kau lupa bahwa hari ini kau baru saja menjadi istri seseorang. Bisa-bisanya kau mengakui bahwa kau senang mendapatkan hadiah dari pria yang pernah kau sukai di hadapan orang yang menjadi suamimu ini?!"

"bagaimana kalau kau juga melakukan hal yang sama? Lalu tanyakan kembali pertanyaan yang kau ajukan tadi, mungkin saja kau akan menemukan jawaban yang berbeda" Chaewon terus menggodanya.

"aku tidak menyukainya" celetuk Kyuhyun.

"memangnya kau pernah menyukainya?" balas Chaewon dengan acuh tak acuh.

Kyuhyun berdecih "apa kau benar-benar akan mengunjungi kedua orangtuanya?"

"jika ada kesempatan, ya. Apa kau mau ikut?"

"di hari pernikahan kita kau malah dengan mudahnya menyetujui untuk mengunjungi orangtua dari orang lain. Apa tidak pernah terlintas sedikitpun di benakmu perasaanku?"

Seketika saja Chaewon menyadari kesalahannya dan merasa menyesal. Sedari awal hubungannya dengan Kyuhyun, tidak pernah terlintas di pikirannya mengenai kedua orangtua Kyuhyun yang telah tiada. Bahkan setelah Kyuhyun menceritakan tentang masa lalunya, Chaewon juga tidak mengungkit akan kedua orangtuanya karena ia takut kalau saja hal itu akan melukai perasaan Kyuhyun.

Tapi saat ini ia tersadar bahwa hal itu bukanlah karena rasa takut akan melukai perasaan Kyuhyun. Tetapi karena ketidakpeduliannya, dan kini hal itu yang membuat perasaan Kyuhyun tersakiti.

"maaf, aku benar-benar bermaksud seperti itu." Chaewon benar-benar menyesali perilakunya dan bertekad untuk merubah sifat ketidakpeduliaanya itu. Saat ini mereka adalah sepasang suami istri, sudah seharusnya mereka untuk mengasihi satu sama lain.

Kyuhyun bisa melihat penyesalan di setiap kata yang terucap dari bibir Chaewon, dan tatapan matanya juga menyiratkan rasa bersalahnya.

"boleh aku tahu di manakah kedua orangtuamu dimakamkan?"

"mereka dimakamkan di pekarangan belakang villa keluarga kami."

"maaf karena aku tidak menyinggung hal ini sebelumnya. Aku merasa kalau hal itu akan membuatmu teringat akan kejadian yang menyakitkan itu kembali, dan membuatmu sedih..."

"...tapi ketidakpedulianku itu malah menyinggung perasaanmu"

"apa aku baru saja mendengar kau mencemaskanku?"

Kyuhyun hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Chaewon memberikan reaksi canggungnya.

"tidak apa-apa, karena aku juga tidak mengungkit masalah ini."

"sebaiknya saat kembali ke New York, kita langsung mengunjungi mereka." Chaewon memberi saran yang disetujui oleh Kyuhyun.