webnovel

Dendam Cinta

Kembali Update 1 Desember 2021 Sinopsis Season 1 (Dendam Cinta) Gaea Silva adalah seorang bartender yang menunggu kelulusan kuliahnya. Suatu malam, Gaea membantu sahabatnya yang terluka, dan mendapatkan berlian langka misterius 'The Perfect Pink' di lokernya. Dia membawa berlian itu ke apartemennya karena dia pikir itu milik sahabatnya Lola yang tinggal bersamanya. Keesokan harinya, Gaea, yang hendak terbang ke China, terpaksa menjadi tunangan palsu Eryk Enzo setelah berlian 'The Perfect Pink' ternyata milik Eryk yang akan digunakan lelang malam ini. Takdir membawa Gaea ke rahasia kotor keluarga Enzo dan dirinya sendiri Sinopsis Season 2 (Give Me Forever) Gaea terpaksa pergi tanpa pemberitahuan Eryk ke Jerman atas perintah Maria yang bilang Ibunya dalam bahaya. Tanpa sengaja Rainer menemaninya ketika mereka bertemu di bandara. Bertemu kedua orang tuanya bukanlah akhir bahagia bagi Gaea melainkan mendapatkan kehidupan yang lebih berat lagi karena status orang tuanya mempengaruhi hubungannya dengan Eryk. Apalagi dengan kehadiran wanita di masa lalu Eryk yang semakin mempersulit mereka untuk tetap bertahan. Sinopsis Season 3 (Dirty Honeymoon) Mengakhiri semua masa lalu di belakangnya. Mereka memilih berbulan madu ke Swedia. Semua berjalan lancar dan manis hingga seseorang mulai mengganggu lagi.

Nona_ge · Realistis
Peringkat tidak cukup
472 Chs

Di Dalam Darah Ini

Eryk akhirnya datang bersama Katherine setelah selesai memberikan keterangan mengenai kasus yang terjadi, tancap gas agar cepat sampai ke rumah sakit.

"Bagaimana keadaan Lola!? Sebastian!? Aku tidak ketinggalan apa pun, 'kan!?" tanya Eryk panik luar biasa, "mereka baik-baik saja, 'kan!?"

"Eryk tenanglah, ini rumah sakit," kata Katherine membelai lembut lengan Eryk, menenangkan.

"Mereka baru memulai operasi Lola, dan untuk Sebastian, kondisinya sudah stabil, masih butuh istirahat," kata Rainer.

"Kau tidak menemani Sebastian?" tanya Eryk kalem.

"Ada Gaea, dia juga sedang istirahat di sana. Aku tidak mau mengganggu mereka, jadi aku menunggu operasi Lola," kata Rainer kalem.

Eryk mengerutkan alisnya kesal, "Kenapa dia bisa tidur? Aku tahu dia trauma hanya saja bukankah bagus untuk bisa menemani Lola?"

"Eryk, pelan kan suaramu," Katherine memperingatkan lagi untuk tidak berteriak mengganggu orang-orang yang berada di dekat mereka atau sekedar lewat.

Rainer memicingkan matanya tidak suka, melihat pemandangan kedua insan itu terutama Katherine, "Gaea lagi istirahat habis menyumbangkan darahnya buat Lola. Jadi Eryk, kau mau membangunkan dia yang sudah sejauh itu berkorban demi keluarga kita? Tepatnya duniamu?"

Eryk terkejut bukan main mendengarnya sebelum tertunduk dalam menyesal telah berburuk sangka pada Gaea, "Aku ...."

"Rainer, jangan berkata seperti itu," Katherine memperingati.

Rainer bangkit berdiri, "Jangan menggurui aku, siapa juga kau ini?" katanya tajam, "aku mau ke tempat Sebastian. Kalian tunggulah di sini." Tanpa menunggu jawaban ia pergi.

"Aku ... sungguh mengacaukan ini kan Katherine?" tanya Eryk.

"Kau tidak, Rainer hanya sedikit kesal padamu, dia akan kembali seperti biasa," kata Katherine membelai lembut pipi Eryk.

Eryk menghela napas dan duduk di ruang tunggu operasi dengan pandangan mata kosong ke depan.

***

Gaea terbangun dari tidurnya, mengerjapkan matanya perlahan, menyadari dirinya berada di ruangan serba putih, "Aku di surg—"

"Jangan berkata begitu," Rainer yang sejak tadi menunggu di kursi memotong ucapan Gaea, "kau sedang berada di rumah sakit, kelelahan."

Seketika mendengar rumah sakit, Gaea teringat kejadian yang dialaminya lagi, "Lola!?"

"Sttt," kata Rainer sambil meletakan telunjuk di bibirnya, "Sebastian sedang istirahat di sebelahmu, Gaea."

Gaea melirik ke sampingnya dan benar ada Sebastian di situ tengah tertidur terlelap hingga terdengar suara dengkuran kecil. Ia turun dari ranjang, kepalanya masih pusing, "Bagaimana kondisi Lola?"

Rainer menghampiri untuk membantu Gaea yang masih lemas, "Lola masih di ruangan operasi. Berkatmu, dia tidak kehabisan darah."

Gaea menghembuskan napas lega sekali, "Syukurlah ...," katanya pelan, tidak tahu bagaimana jadinya jika darahnya tidak cocok, harus kehilangan sahabatnya, "syukurlah ...." Ia tidak bisa menahan air mata kebahagiaan, menetes satu demi satu dari pelupuk matanya dan membasahi pipinya.

Rainer tersenyum samar, kemudian menghapus air mata dari pipi Gaea lembut, "Kau sudah berusaha keras. Lola pasti akan memaafkanmu, kalian bisa berteman lagi."

"Aku menginterupsi sesuatu?"

Gaea dan Rainer menoleh untuk melihat Eryk dan Katherine berada di depan pintu kamar.

"Operasinya telah selesai, Lola sedang istirahat sekarang," kata Eryk.

Gaea sama sekali tidak mendengar ucapan Eryk, matanya tertuju pada Katherine yang berada di samping pria itu.

Eryk menyadari Gaea terus menatap Katherine, berkata, "Aku lupa memperkenalkan dia padamu Gaea, perkenalkan dia adalah Katherine."

Mata Gaea melebar syok. Wanita muda cantik bak model itu ternyata Katherine? Positif, ia sudah pasti kalah saing takkan mungkin menang melawan wanita secantik itu. Lalu teringat akan lamaran Eryk di bandara, "Um, apakah Kak Katherine melihat—"

"Aku sudah melihat!" Katherine memotong sambil menghampiri Gaea, menjabat tangan penuh semangat, "aku tentu saja kesal, tapi setelah mendengar penjelasan Eryk, aku mengerti. Senang bertemu denganmu, Gaea Silva."

"Uh ...," Gaea tidak bisa berkata banyak. Skenario murahan yang dipikirkan olehnya terdengar berlebihan, siapa yang tahu Katherine akan menerima lamaran palsu itu dengan lapang dada? Jika dirinya, jelas akan marah besar walaupun palsu.

Kenapa juga mata Katherine begitu intens menatapnya? Apakah sesungguhnya kesal? Bersikap baik karena di sini ada Eryk?

Cklek.

Dokter Harry yang tadi mengobrol masalah Lola masuk ke dalam, "Maaf mengganggu perbincangan kalian, bolehkah aku berbicara dengan Nona Gaea sebentar?"

"Aku?" Gaea menunjuk dirinya sendiri.

Dokter Harry mengangguk, "Bisakah?" tanyanya lagi sopan.

Gaea mengangguk tanpa curiga sedikit pun.

"Silakan Nona ikut denganku," kata Dokter Harry.

"Aku ikut," kata Eryk dan Rainer bersamaan, mereka saling memandang satu sama lain, "kau di sini," kata mereka lagi-lagi bersama.

Gaea menggaruk lengannya gugup.

Kenapa ia merasa suhu ruangan di sini naik dratis?

"Rainer," kata Eryk dingin.

"Eryk," kata Rainer dingin.

Mereka saling memandang satu sama lain tajam.

"Kau di sini," kata Rainer dingin.

"Kau yang di sini, Rainer," kata Eryk, "aku ikut karena mau tahu biaya rumah sakit."

"Aku bisa melakukan itu," Rainer tidak mau mengalah.

Eryk memutar bola matanya, "Aku mau membayar biaya rumah sakit, Rainer," katanya, "kau tidak punya uang sebanyak itu."

Rainer tidak menjawabnya, mengepalkan tangannya menahan kekalahan debat ini.

Eryk menyeringai kecil, "Kau tunggulah di sini Katherine, aku akan segera kembali."

Katherine mengangguk paham.

Eryk menatap Gaea sekarang, "Ayo."

Gaea mengangguk, lalu keluar ruangan mengikuti Dokter Harry di perjalanan, ia merasakan tangannya ditarik oleh Eryk otomatis membuatnya berhenti, "Apa?"

"Kau baik-baik saja?" tanya Eryk cemas.

Gaea tersentuh mendengarnya, hatinya berbunga-bunga. Ia pikir Eryk akan acuh padanya setelah Katherine kembali, "Aku baik-baik saja. Kau?"

Eryk mengatakan apa-apa melainkan tertunduk.

"Maaf," sesal Gaea, tidak seharusnya mengungkit pengkhianatan Ferdinand.

"Nona Gaea?" Dokter Harry memanggil dari kejauhan.

Eryk dan Gaea segera menyusul, mereka masuk ke dalam ruangan yang serba putih juga, hanya ada satu meja di sana yang berarti ini ruangan kerja pribadi Dokter Harry.

"Silakan duduk," kata Dokter Harry ramah.

Gaea menurut diikuti Eryk.

"Jadi ada perlu apa denganku, Dokter?" tanya Gaea cemas, "aku tidak sedang mengidap penyakit serius, 'kan!?" tanyanya lagi panik.

Dokter Harry tertawa, "Tidak, jika Nona Gaea menderita penyakit serius takkan mungkin bisa mendonorkan darah. Terlalu berisiko."

"Oh," Gaea menghembuskan napasnya lega, terlalu panik membuatnya lupa akan syarat donor darah.

Dokter Harry menatap Gaea intens yang membuat wanita itu tidak nyaman memainkan jarinya di pangkuan pahanya.

"Maaf Nona Gaea," kata Dokter Harry.

Gaea menggelengkan kepala, memaklumi.

Dokter Harry mengambil napas dalam sebelum bertanya, "Nona Gaea apakah sudah mengetahui secara pasti golongan darahnya B negatif?"

"Aku mengetahuinya dari Ibuku. Ibuku bilang darahku B negatif jadi aku tidak pernah mengetesnya, dia juga memberiku nasihat untuk tidak mendonorkan darahku," kata Gaea.

"Ibumu egois sekali," sindir Eryk dingin, "ada banyak orang yang meninggal karena kekurangan darah dan faktanya kau menuruti kemauan Ibumu itu keterlaluan."

"Itu ucapan terakhir Ibuku!" seru Gaea emosi Eryk menjelekkan Ibunya di depannya, "aku juga mau mendonor, tetapi tidak bisa karena ucapan Ibu, percayalah aku juga ingin sekali berdonor darah, Eryk."

Eryk terkejut, "Maafkan aku, Gaea," sesalnya dalam, "tentu saja aku percaya, kau wanita baik."

Gaea tidak menjawab.

"Begitu? Sejujurnya Ibumu berbohong soal golongan darahmu selama ini yang bisa aku mengerti kenapa dia melakukannya," kata Dokter Harry.

Mata Gaea dan Eryk melebar.

"Apa maksudnya?" tanya Eryk penasaran.

Dokter Harry tertunduk sesaat, lalu menatap kedua insan itu serius, "Sebab Nona Gaea memiliki darah emas bernama rh-null yang kami kira sudah lama punah."

"Lama punah?" kata Eryk syok. Ini pertama kalinya mendengar ada golongan darah bernama rh-null. Ia pernah dengar soal darah emas, namun tidak mengetahui bahwa itu rh-null.

Eryk emang tidak terlalu mendalami dunia medis.

Dokter Harry mengangguk, "Darah rh-null sesungguhnya hanya bisa dipakai di situasi darurat, kami sudah lama tidak menerima pendonor dari golongan darah rh-null jadi kami memastikan tidak ada lagi keturunan dari orang pemilik darah ini. Makanya saat tadi pengecekan kami terkejut menemukan masih adanya golongan darah ini."

Eryk melirik Gaea yang masih membatu syok, "Jadi jika terjadi apa-apa, akan sulit bagi Gaea mendapat donor?"

Dokter Harry mengangguk lagi, "Benar. Sungguh keajaiban bisa menemukanmu Nona Gaea dalam kondisi sehat. Aku meminta berbicara untuk menawarkan Nona Gaea mendonorkan darahnya secara berkala, tentu kita tidak ingin sesuatu terjadi pada Nona Gaea, hanya ini sebagai antisipasi terburuk."

"Tetapi dia baru mendonorkan darahnya, masa mau diambil lagi?" kata Eryk heran.

"Aku tidak meminta sekarang, waktu yang baik adalah delapan minggu setelah hari ini," kata Dokter Harry.

"Lama sekali," kata Eryk.

"Memang sedikit lama, lagi pula Nona Gaea juga mendonorkan darah banyak jadi masih ada sisa satu kantung," kata Dokter Harry.

Gaea tertunduk, pantas saja kepalanya masih pusing sekali sebab banyak yang diambil, tidak tahu apakah itu tindakan kriminal atau bukan mengambil banyak tanpa ijin darinya. Ia bangkit berdiri, "Maafkan aku Dokter Harry, aku permisi dulu keluar, boleh?"

"Iya."

Setelah mendapat jawaban, Gaea keluar dengan wajah tertunduk, duduk di teras memandang ke depan kosong.

Apa yang harus dilakukannya? Ia terlalu syok mengetahui dirinya seorang pemilik golongan darah yang langkabatau syok karena ibunya berbohong padanya selama ini?

Gaea berpikir memiliki darah spesial ini bukanlah hal yang patut diperbesarkan, tapi ucapan ibunya sekarang memiliki arti lain bahwa ada ini hal yang besar.

Apa ada yang tidak diketahuinya?

Apakah orang tuanya dibunuh juga karena menginginkannya?

Apa Kervyn mengincarnya karena mengetahui hal ini?

Gaea mencengkeram rambutnya frustrasi.

Kenapa Chief Charles tidak berbicara apa-apa padanya?

***

Flashback

***

Gaea mengayunkan tubuhnya di ayunan kecil. Ia akan pergi keluar kota hari ini jadi mau bermain di sini untuk terakhir kalinya.

Begitu banyak kenangan di tempat bermain ini, yang kebanyakan kenangan tersebut berisi menghabiskan waktu bersama Rey dan Rai.

"Gaea."

Gaea menoleh, "Chief Charles."

"Masih suka bermain di sini?" tanya Chief Charles.

Gaea mengangguk, mengayunkan kakinya main-main, "Bagaimana tidak? Ini tempat kesukaanku dulu," katanya, tangannya yang berada di rantai ayunan mengerat, "dan juga tempat aku bermain dengan Rey dan Rai ...."

Yang dimana sudah menghilang selama dua tahun belakangan ini tanpa jejak, tanpa memberi ucapan perpisahan padanya sama sekali. Membuat Gaea terus menunggu yakin mereka berdua akan kembali.

"Aku mengerti. Tempat yang begitu berarti bagimu, huh?" tanya Chief Charles pelan.

Gaea bangkit berdiri dari ayunan, mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yang berisi sebuah dua buah kotak kado yang masing-masing dibungkus pita biru, "Chief, aku ingin Chief Charles memberikan ini pada Rey dan Rai jika mereka kembali bisa, 'kan?"

Chief Charles melirik kedua kado tersebut, "Gaea, kau tahu mereka takkan kembali."

"Kita tidak tahu masa depan, 'kan?" tanya Gaea, "aku sama sekali belum berterima kasih pada mereka sudah menemaniku, kemungkinan mereka kembali kecil, aku mengakuinya, tetapi tidak salahnya menaruh ini. Aku tidak bisa memberikan kadoku karena aku akan tinggal di Sitka."

Chief Charles masih ragu.

Gaea memasang puppy eyes andalannya, "Tolonglah, hanya ini yang aku minta darimu, Chief Charles. Aku merasa berutang terima kasih pada Rey dan Rai," Walaupun ia juga dikecewakan, namun tetap mengambil sisi positifnya.

Chief Charles akhirnya mau menerimanya, "Baiklah, aku tidak yakin mereka kembali, tapi seperti yang kau katakan, kita tidak tahu masa depan."

Gaea tersenyum berbinar-binar, "Terima kasih, Chief Charles."

Chief Charle mengangguk, "Adakah yang kau tanyakan sebelum kau pergi ke Alaska?"

Gaea menggelengkan kepalanya, "Aku hanya perlu beradaptasi di sana."

Chief Charles menepuk bahu Gaea dengan penuh rasa bangga, "Kau akan baik-baik saja di sana, Gaea. Ibuku pandai memasak loh."

Gaea berbinar-binar takkan bisa menolak jika berhubungan dengan masakan, namun masih ada yang mengganjal di hatinya, "Itu, apakah ada informasi lain yang mau Chief berikan padaku? Mengenai kasus orang tuaku misalnya?"

Sudah dua tahun berlalu, sudah dua tahun pula Gaea tinggal di bawah perlindungan kepolisian berharap memiliki perkembangan.

Chief Charles menggelengkan kepalanya, "Aku pasti akan memberitahumu jika memang ada, Gaea."

Gaea tertunduk dalam, "Begitu ...."

"Kau tidak usah cemas, kami sedang berusaha secepatnya. Setelah semua terungkap, kau bisa memakai nama keluargamu lagi," kata Chief Charles.

Gaea tersenyum kecil, "Iya."

***

Flashback Selesai

***

Gaea mengembuskan napasnya.

"Kau baik-baik saja?"

Tanpa menoleh Gaea menjawab, "Aku baik-baik saja, Eryk."

"Jangan sok kuat begitu, aku tahu kau syok, aku pun sama bila di posisimu," kata Eryk.

Gaea tertawa pahit, "Aku tidak tahu, Eryk. Kalaupun aku mau marah, aku mau marah ke siapa? Aku tidak punya siapa-siapa, aku sendirian."

Eryk duduk di sampingnya tanpa peduli dengan lantai yang kotor, "Jangan berkata seperti itu, kau masih punya aku."

Mata Gaea melebar; barusan telinganya tidak salah dengar? Masih ada Eryk? "Eh ...?" Ia ternganga dengan pipi merona merah.

Eryk buru-buru menambahkan persis sama merah pipinya seperti Gaea, "Dan tentu yang lain, Gaea. Alex, Rainer, Lola, Sebastian, dan Katherine ...."

Gaea tersenyum samar.

Tipikal Eryk, selalu memutar balikan ucapan sendiri, takut akan perasaan peduli padanya.

Sayangnya Gaea sudah mendengarnya jadi hatinya bahagia sekali akan ucapan Eryk tadi.

"Terima kasih Eryk, aku senang kau di sini," kata Gaea lembut.

Eryk justru tertunduk mendengarnya, "Kau tidak harus berterima kasih padaku, kau seharusnya marah padaku, akulah alasanmu bisa berada di sini sekarang."

"Apa maksudmu, Eryk?" tanya Gaea.

Eryk bangkit dari duduknya, membersihkan celananya dari kotoran, lalu berkata sendu, "Sudah saatnya aku melepaskanmu ...."

***

rh-null : ga memiliki antigen (+) maupun (-) seperti golongan darah normal yang lain

Saya rasa kalian mungkin mulai ngerti kenapa Kervyn mengincar Gaea sekarang ya tapi alesan sesungguhnya masih belom 😅

Selamat menjalankan ibadah puasa buat kalian yang menjalaninya 😊🤲

Jangan lupa tinggalkan komen dan batu daya ya 😊

💕💕💕