webnovel

Berjauhan

"Maksudmu?" tanya Gaea panik.

Tidak mungkin Eryk akan membuangnya? Padahal barusan bilang akan ada untuknya.

"Aku tidak bisa membicarakan ini di tempat umum begini. Kita bicara setelah kondisi Lola dan Sebastian pulih," kata Eryk.

Gaea memainkan cincin yang diberikan Eryk untuknya, karena mereka sibuk jadi lupa belum mengembalikan cincin berlian, Eryk juga tidak memintanya.

Apakah cincin ini akan diambil oleh Eryk juga? Cincin yang membuat mereka bersama hingga detik ini?

"Eryk," panggil Katherine, "kalian lama sekali, aku jadi cemas."

"Tentu saja lama, aku harus mengurus administrasinya," sahut Eryk.

Katherine memiringkan kepalanya, menatap lekat Eryk yang membuat pria itu membuang mukanya malu, "Apakah aku lihat Bos Eryk tersipu~?"

Eryk mengibaskan tangannya pada Katherine dan berjalan menjauh, "Aku mau lihat Lola."

Katherine segera mengejar, mengaitkan lengannya manja ke lengan Eryk, "Jangan marah Eryk. Kau tahu betapa aku rindu padamu."

"Hm," Eryk menjawab sekenanya.

Gaea membuang mukanya melihat mereka berdua yang mesra sekali seakan tidak ada ruang untuknya untuk masuk mengobrol dengan mereka. Ia mengetahui hubungannya dengan Eryk hanya palsu, namun melihat pria itu menunjukan ekspresi wajah yang sama sekali tidak pernah dilihatnya menunjukan betapa jauhnya perasaan Eryk padanya.

Gaea dan Eryk memang pernah berciuman panas di ruang teater, namun tidak ada perasaan sama sekali di sana hanya hasrat sesaat karena dipancing oleh film.

Gaea menghela napas. Tiba-tiba merindukan pertengkarannya dengan Eryk ....

***

Kesehatan Sebastian pulih lebih cepat dari Lola, hanya butuh istirahat penuh seharian, dokter pun sudah memperbolehkan pulang dengan pemberian beberapa obat antibiotik dan vitamin.

Lola masih belum diperbolehkan, masih harus dirawat di rumah sakit, selama itu pula Gaea menemani sahabatnya tanpa kenal lelah. Ia hanya pulang untuk ganti baju memilih menginap tidak tahan dengan hubungan Eryk dan Katherine di rumah.

Semenjak pembicaraan di rumah sakit, Eryk lebih sering menghabiskan di kamar tidurnya atau bekerja mengurus bisnisnya, sesekali mereka berpapasan di ruang tamu, tetapi tak ada ucapan maupun sapaan cuma menatap dengan intens.

Gaea merasa frustrasi tentu saja, ia sedang bersedih, Eryk malah menambah kesedihan hatinya. Ia tidak mengharapkan untuk selalu mengobrol, baginya sapaan sudah cukup sebagai bukti hubungan mereka tak apa-apa.

Mungkin Eryk mencoba menjaga perasaan dan hubungan dengan Katherine mengingat mereka baru bertemu lagi dan memperbaiki pertengkaran mereka.

Yang Gaea mengherankan Katherine selalu ingin berbicara padanya, mencoba bersikap akrab padanya setiap kali pulang ke rumah. Ia sudah berkali-kali menunjukan penolakan masih tetap mencoba.

Aneh.

Katherine sungguh bersikap terlalu biasa dengannya, sama sekali tidak menunjukan kecemburuan, mungkin karena memang sudah menang, jadi ia dianggap bukanlah saingan.

Sejujurnya membuat Gaea merasa iritasi acap kali Katherine mencoba mengajak mengobrol dengannya.

Gaea menutup pintu kamar yang disambut sindiran Lola.

"Lihatlah, kau kembali lagi."

Gaea tertawa kecil, meletakan buah yang dibelinya bersama Rainer di atas meja.

Meskipun kejadian ini membuatnya kehilangan Eryk, ada sisi positifnya ia berbaikan dengan Lola bahkan secara terang-terangan sahabatnya melarang Katherine kemari membuat Gaea lebih tenang.

"Kau sudah bisa menggerakan tubuhmu?" tanya Rainer.

"Aku sedang berusaha, kau tahu sakit sekali," kata Lola.

Gaea ingin sekali membantu Lola, namun ini demi kebaikan kesehatannya agar bisa cepat menggerakan tubuhnya, menyedihkan lihat sahabatnya meringis kesakitan seperti itu. Ia mengupas kulit apel secara cekatan membentuk menyerupai kelinci, begitu selesai meletakkannya di piring, "Aku buatkan apel untukmu, dimakan iya?"

Lola melirik apel yang berbentuk kelinci itu, "Aku bukan anak-anak Gaea, kau tidak perlu membentuknya segala."

Gaea yang baru saja selesai mencuci bersih tangannya, tertawa, "Aku sengaja membentuknya agar kau mau memakannya," Ia mengambil apel kelinci itu, menyodorkan pada Lola, "ini."

Lola dengan malu-malu menerimanya, mengunyahnya perlahan.

Gaea berbunga-bunga apel buatannya mau dimakan, bagai candu mendapat penerimaan Lola, diam ambilnya lagi apel yang lain di atas piring dan Lola menerimanya dengan senang hati.

"Bagaimana keadaan di rumah?" tanya Lola.

"Baik-baik saja," sahut Gaea.

Lola menggelengkan kepalanya, "Aku ulangi, bagaimana keadaan di rumah?"

Gaea berhenti menyuapi Lola, mengerti apa yang ditanyakan sahabatnya berhubungan tentang dirinya, ia tertunduk dalam, "Masih sama, dia belum mau berbicara padaku."

"Aku bersumpah dia itu keras kepala sekali," kata Lola ketus, "dia selalu menutup orang lain, berpikir sendiri apalagi sekarang ada wanita itu. Eryk jadi menyebalkan lagi, aku tidak mengerti apa hebatnya dia."

"Aku tidak pernah menyukai Katherine juga." Rainer menambahkan, "dia mencurigakan bagiku. Aku menolak keras menerima dia sampai aku bisa tahu latar belakang dia."

Bolehkah Gaea egois kali ini? Jujur ia menyukai ketidaksukaan Lola dan Rainer pada Katherine secara terang-terangan membuat hatinya yang terluka sedikit terobati.

'Apakah aku menjadi orang buruk karena itu?'

Gaea sendiri tidak dapat menjawabnya.

***

Eryk membenamkan dirinya ke dokumen-dokumen pekerjaannya yang tak sempat dilihatnya kemarin, begitu banyak pengeluaran kemarin akibat memasang harga tinggi untuk Katherine, dan lupa lagi tidak memberitahu Carla untuk membatalkan penyewaan kapal yacht.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk."

Pintu terbuka menampilkan wajah Katherine yang tersenyum lebar mendekatinya.

"Kenapa kau di sini?" tanya Eryk heran, tak mengajak Katherine ke tempat kerja, baginya hanya menjadi pengganggu.

"Aku bosan di rumah sendirian," kata Katherine, "di sana aku hanya punya kau, mereka tidak menerima aku."

"Mereka suka kau," Eryk membantah.

"Mereka tidak Eryk, mereka benci aku. Apa pun yang aku lakukan, tidak ada artinya di mata mereka," kata Katherine sedih.

"Jadi kau ingin mengganggu aku?" tanya Eryk.

Katherine tersenyum jahil, mendekati Eryk, "Bagaimana tidak? Sehabis dari rumah sakit, kau selalu ingin sendirian, tentu saja aku ini rindu padamu Eryk," bisiknya di telinga Eryk sambil memainkan dasi kekasihnya manja.

Inilah alasan kenapa Eryk tidak pernah suka membawa wanita ke tempat kerja, mereka selalu ada saja cara menggoda, mempersulit konsentrasinya, "Kau—" ucapannya berhenti saat merasakan tangan Katherine melingkari lehernya, ia tahu betul apa yang akan terjadi setelah ini. Biasanya ia akan menerimanya dengan senang hati, mereka tidak bertemu selama dua hari lagi pula, namun wajahnya bergerak sendiri menghindar ketika bibir Katherine hendak menciumnya yang akhirnya malah mengenai pipinya.

"Eryk?" Katherine memanggil kebingungan.

Eryk tidak menjawab justru melepaskan tangan Katherine dari lehernya dan menghela napas berat, "Aku sudah bilang padamu aku tidak suka mencampuri kehidupan bisnisku dengan kehidupan pribadiku."

"Tapi, aku hanya ingin mencium, apakah itu begitu berat? Ini kan bukan pertama kalinya juga," tanya Katherine kemudian mencoba lagi, yang kali ini berhasil mengenai bibir Eryk hanya saja cuma sebentar sebab kekasihnya malah menjauh darinya, "Kau tidak jatuh cinta pada Gaea, 'kan?"

"Tentu saja tidak," Eryk merespon cepat, emosi, "kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Karena kalian belum berbicara setelah aku kembali," kata Katherine gugup.

Eryk terkejut mendengarnya dan tertunduk.

Gaea ....

Sudah dua hari ini ia menolak untuk berbicara dengan Gaea, bimbang akan dikemanakan wanita itu setelah tahu golongan darah langka ini.

Gaea terlalu rapuh untuk masuk ke dunianya.

Eryk tidak bisa membawa Gaea kembali kepolisian tempat Chief Charles bekerja, perlindungan wanita itu telah habis.

Eryk berpikir apakah Kervyn mengincar Gaea karena darah emas itu? Itu tidak mengejutkan mengingat saudaranya itu suka mengoleksi barang langka. Kervyn juga mau mengoleksi Gaea.

Eryk membuang mukanya.

Barusan ia berpikir Gaea sebuah koleksi? Menjijikan, Gaea lebih dari itu.

Eryk teringat ucapan Kervyn mengenai dirinya yang hanya fokus mengenai diri sendiri.

Apa yang diketahui oleh saudaranya? Ia selalu berpikir menjadi Bodyguard bukanlah hal yang penting, apakah benar ada sesuatu di balik itu?

Eryk ingin mengetahuinya, namun kepada siapa ia bertanya?

Eryk tersadar ketika tangan Katherine menyentuh lembut pipinya.

"Kau terlihat lelah Eryk. Kau akhir-akhir ini tidak fokus seperti banyak pikiran, maukah menceritakan masalahmu itu padaku?" tanya Katherine lembut.

"Tidak," Eryk menolak merasa masalahnya masih cukup untuk disimpan sendiri.

"Kalau begitu bagaimana jika kita ke rumah sakit?"

Mata Eryk melebar, "Aku sudah bilang padamu bahwa aku tidak mau ke sana. Kau juga kenapa begitu ingin menemui Lola? Kau baru saja mengeluh mengenai mereka yang tidak suka denganmu."

Katherine tertunduk sedih, "Aku berubah pikiran. Aku hanya perlu mencoba lagi, seperti katamu Eryk. Aku hanya cemburu dengan Gaea yang mudah akrab dengan saudaramu yang lain."

Eryk berpikir sejenak.

Itu benar.

Gaea baru masuk ke dalam kehidupannya selama lima hari hari, tapi wanita itu sudah mampu mencuri perhatian saudaranya bahkan Sebastian. Sebetulnya wanita itu bahkan hampir tidak mencoba dekat, tapi saudaranya sudah tertarik pada Gaea.

Eryk berpikir mungkin karena status Gaea sebagai tunangannya, namun Katherine yang memiliki status yang sama malah asli justru kesulitan sampai sekarang.

Gaea memang memiliki magnet misterius yang membuat orang tertarik padanya sejak dulu.

Eryk masih ingat dulu banyak anak kecil yang ingin bermain dengan Gaea, tetapi Gaea yang waktu itu masih trauma, tidak mau bermain, hanya ingin menyendiri, tentu anak kecil itu tidak menyerah, sayangnya tetap ditolak.

Eryk membuang mukanya malu. Ia sendiri mengakui menyukai Gaea sehari setelah itu. Dulu dipikirannya menyukai gadis yang terpaut lima tahun jauhnya terdengar aneh. Ia menilai perasaannya hanya rasa suka kakak kepada adik, Rainer lah yang menyadarkannya bahwa yang dirasakannya saat itu adalah perasaan suka, dan ia tidak bisa menyatakan cintanya karena insiden ayahnya.

Melihat sekarang semua itu tidaklah buruk juga.

Gaea sudah tumbuh dewasa, sikapnya bahkan wanita itu tahu caranya ciuman yang baik.

"Kenapa aku jadi berpikir seperti ini," gumam Eryk teringat ciuman mereka di ruang teater.

"Huh?"

"Tidak ada," Eryk berdalih cepat.

"Jadi?" tanya Katherine, menunggu.

Eryk menghela napasnya, "Kata tidak belum cukup buatmu, hm?" entah kenapa ia merasa Katherine terdengar menyebalkan, biasanya ia berpikir rayuan Katherine imut, kenapa jadi menyebalkan? Karena sudah terbiasa dengan puppy eyes Gaea? "God ...," pikirannya kembali ke Gaea, parahnya membanding-bandingkan.

"Eryk? Kau bertingkah aneh sekali," kata Katherine.

Bahkan Katherine menyadari keanehannya, Eryk merasa malu akan hal tersebut.

"Mungkin aku harus mengakhirinya secepatnya," gumam Eryk pelan.

"Huh?"

Eryk tidak menyangka gumamannya didengar, segera tangannya mendorong tubuh Katherine keluar ruangan kerjanya, "Kau kembalilah ke rumah, katakan pada Carla untuk menyiapkan sopir untukmu pulang."

"Tapi—"

Eryk langsung menutup pintunya tanpa menunggu Katherine selesai berbicara, duduk di kursinya lagi sambil menghela napas panjang.

"Gaea ... apa yang sudah kau lakukan padaku ...?"

***

Gaea kembali ke rumah untuk mengganti bajunya serta mandi juga, sudah seharian berada di rumah sakit menemani Lola.

Gaea turun dari mobilnya sementara Rainer memarkir mobil ke garasi, di dalam sudah ada Eryk yang duduk di sofa ruang tamu bersama Katherine bergelayut manja di lengan pria itu.

Mereka saling pandang tanpa mengatakan apa-apa.

Gaea memutar bola matanya.

'Peduli sekali.'

Gaea berjalan ke dalam hendak melewati mereka berdua, namun dihentikan oleh panggilan yang begitu dirindukannya.

"Gaea."

Gaea menggigit bibirnya berusaha untuk tidak bereaksi berlebihan, meluapkan rasa bahagia dalam hatinya yang sudah berapa lama ini ingin mendengar Eryk memanggil namanya. Ia segera menoleh, "Iya?"

Eryk bangkit berdiri dari sofa, lalu mengulurkan tangannya pada Gaea, "Kembalikan cincinku ...."

***

Jangan lupa komentar sama beri batu daya ya 😊 thank you 💕

💕💕💕

Next chapter