Suatu pagi di meja makan,
"Cinta engga usah dikejar kan Rie?," kata ibunya, "kalau memang kamu jodoh dengan Hasann itu, nanti juga ada jalannya. Buktinya kan dia datang temuin kamu disini meski cuma sebentar." Ia berkata perlahan tapi dengan nada sabar.
Sambil menyantap makan paginya, Ririe mendengarkan ocehan ibunya yang memulai pembicaraan seakan ingin mengarahkan anak perempuannya ini.
"Kalau ibu lihat sih Hasann itu baik orangnya , sederhana dan tau diri dia, buktinya dia engga mau berlama-lama disini, menikmati fasilitas yang ada, ya kan Rie?"
"Iya sih bu...sebenarnya bisa dia berlama-lama disini, cuma katanya engga enak-engga ada kerjaan disini, sedangkan di Bandung sana banyak yang bisa dia kerjakan," jelas Ririe menceritakan tentang buah hatinya.
Ibunya melanjutkan, "Bapa sih kemarin malah bilang ke ibu kalau Ririe sampai menikah dengan Hasann, bisa tinggal dirumah ini saja Rie...nanti rumahnya direnovasi jadi dua tingkat. Ririe dan keluarga di lantai atas."
Ririe kaget bercampur senang mendengarnya, "Aaah masa sih Bu, Bapak bilang begitu ...?"
"Kalau Ririe nerusin kuliah ke jenjang S2 disini kira-kira bagaimana ya Bu?, tiba-tiba saja kepikiran langkah selanjutnya.
"Ooh kamu mau nerusin kuliah ??" tanya ibunya heran,tapi langsung mendukungnya, "bagus aja Nak ! , bagus, " ulang ibunya yang kemudian juga disetujui bapaknya.
"Bagus aja kalau masih mau belajar, bapak dukung !" katanya siap membiayai.
Senangnya bukan main hati Ririe, engga bisa digambarkan lagi, langsung ia mencari-cari informasi mengenai kuliah S2 bahasa Inggrisnya di salah satu Universitas Negri di Semarang .
Ririe mendaftar program Magister Linguistik , untuk 4 semester.
Ririe :"Aku kuliah lagi San... ."
Hasann :"Hm ...kamu engga mau kalah yaa sama aku?
Ririe :"hehhehe...iya dong."
Meski mereka berjauhan tapi Ririe merasakan ada sesuatu yang membahagiakan hidupnya kini dan nanti. Ia pun tetap tinggal di rumah orang tuanya sesuai dengan pesan Hasann sewaktu ia datang menjumpainya di kotanya ini.
"Kamu baik-baik aja disini bersama keluarga kamu." Kalimat yang masih terngiang-ngiang dikepalanya.
Dear diary,
Apakah aku sudah ketularan virus Hasann yaa ? ooh...
Aku kok bisa seperti ini sekarang ? senaaang sekali...dengan hidup seperti ini, aku bisa nerusin kuliah, bisa dekat dengan keluargaku dan satu lagi alasan yang engga kalah besarnya : aku punya dia !
Semoga aja dia lelaki yang Tuhan kirim buat menemani aku sampe tua nanti, ya dear diary ?
Ririe pun segera menutup buku diary nya setelah mendengar teriakan panggilan dari ibunya di ruang tengah.
"Ada apa siih Bu..., kok sampe teriak-teriak gitu?"tanyanya.
"Kamu tuuh engga dengar apa ? ibu sudah panggil beberapa kali tapi engga ada balasan, ibunya menatap Ririe...kamu baik-baik aja kan ? "
"Baik aja Bu, emangnya ada apa Bu ?"
"Ini bapak bilang mau undang Hasann di hari ulang tahun ibu tanggal 30 ini, apa bisa yaa dia datang ?" tanya ibunya.
Apa engga salah yang didengarnya itu ? rasanya kok aneh. Bisa begitu ? dalam hati Ririe.
"Emang betul Pak?" Ririe memastikan sambil duduk disamping bapaknya ,sedikit manja tapi senang sekali hatinya, dia memegang tangan bapaknya.
"Iyaa...nanti kalau perlu bapak belikan dia tiket kereta api pulang pergi," tandas bapaknya.
"Hehehe...iiih bapak baik banget deh, kata Ririe sambil mencium punggung tangan bapaknya, nanti Ririe sampaikan ya paa?" katanya setengah meloncat kegirangan.
Tau aja ibu bapaku, pikir Ririe dalam hati. Ia sudah rindu setengah mati ingin bertemu dengan Hasann, belahan jiwanya.
Tiket kereta api pulang pergi Bandung-Semarang sudah dibelikan oleh bapaknya.
Ririe :"San Bapak belikan kamu tiket pp Bandung –Semarang, jadi kamu datang yaa !?"
Hasann :"looh kok bisa-bisanya sih Rie ? Bapak yang belikan tiketnya? bagaimana urusannya ini?" Tanya Hasann, meski ia sedikit malu tapi senang dengan perlakuan calon mertuanya ini .
haaah calon mertua ??, blom-an ah , kan masih pacaran hehehe.
Ririe :"Iya terima aja laah San...itu maunya ...lagian kan jadi ada kepastian kamu pulangnya, engga kayak dulu lagi hehehe."
Hasann :"Iya betul juga, sampaikan terima kasih ya Rie, kamu mau pesan apa dari sini ? atau saya harus bawakan apa nih Rie buat Ibu atau Bapa?"
Ririe :"Engga usah repot-repot ,cukup dirimu seutuhnya saja datang yaa ? hahaha.., love you San..sampai nanti yaa? Kabarin aku lagi"