webnovel

KENCAN PERTAMA

Sepulang mengajar Hasann langsung pulang kerumahnya dan malamnya ia ngobrol dengan bapaknya diruang tamu.

"Kayaknya Hasann mau ke Semarang Pak," ia memberi tahu.

"Ooh ada apa San?"tanya bapaknya yang agak kaget.

"Ada sedikit urusan pak, mau ketemu teman disana."

"Ooh sendirian?"

"Iya sendirian , naik kereta api kayaknya, mau ikut Pa?" tanya Hasann.

"Aaah engga lah Nak, bapak kan harus dirumah temani Ibu."

"Iya...Hasan juga engga lama sih disana, mungkin langsung pulang hari itu juga,"katanya.

"Memang kapan San mau perginya?"

"Belum tahu juga nih, tapi yang pasti hari Sabtu sih, soalnya Senin kan harus ngajar."

"Iya, memangnya engga capek Nak?"

"Engga laah Pak, kan bisa tidur di kereta juga, bagus sekarang mah keretanya meski klas ekonomi," jelas Hasann.

Hasann masih mencari-cari waktu yang tepat dan memikirkan kembali keputusannya.

Teringat akan masukan dari abangnya dan kata-kata dari Mega istrinya untuk bisa memberi maaf untuk hubungan yang langgeng. Ia pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Ririe lewat telpon genggamnya.

"Haloo...apa kabar Rie?"Hasann memulai pembicaraan dengan lemas.

"Ooh Hasann yaa?" terdengar suara dari sana yang gembira menerima panggilan telponnya, halloooo...Saaaannn...apa kabarnya ?"teriaknya. Mata Ririe sebenarnya langsung berkaca-kaca, sambil sedikit terisak-isak iya engga tahan , merasa terharu.

"Aku mau ke Semarang Rie, mau ketemu kamu bisa?" masih lemas Hasann berbicara.

"Beneraann ? bisa doong ! kapan memangnya Saaan...?"

"Sabtu depan ya Rie, aku naik kereta api," jawab Hasann, "kamu baik-baik aja kan disana?"

"Baik aja San." Ririe menjawab datar. Dari nadanya Hasann tau kalau Ririe pun engga baik-baik saja.

"Ya sudah nanti aku kabarin lagi kalau sudah ada tiketnya yaa...sudah dulu ya Rie," katanya mengahiri percakapan singkatnya itu.

Sabtu malam, Hasann ada di stasiun kereta menuju ke Semarang. Engga ada bingkisan yang ia bawa, hanya tas ransel saja dan jaket tebal. Kereta berangkat jam 21.40 dan rencana akan tiba di Semarang sekitar jam 05.15 pagi.

Sebenarnya Hasann tidak terlalu antusias bepergian ke Semarang ,selain jauh dan melelahkan, urusannya pun rasanya ecek-ecek saja, soal cinta. Tapi rasanya ada sebuah pekerjaan yang ngegantung, ia harus menyelesaikan dengan baik.

Kereta tiba di stasiun Tawang , Semarang tepat jam 05.13 sesuai jadwal.

Hasann keluar gerbong kereta langsung disambut Ririe, yang kegirangan menunggu disana.

"Saann..."teriaknya dari jauh, "Saaan... ,"sambil melambaikan tangannya, sepertinya engga sabar .

Hasann yang langsung melihatnya membalas lambaian tangannya. Ia pun berjalan lebih cepat mendekati Ririe.

Ririe yang berdiri terdiam seakan engga percaya dengan apa yang dilihatnya...ia pun kemudian menggelengkan kepalanya cepat, dan membuka matanya.

"Saaan..."kembali ia menyebut namanya untuk ketiga kalinya.

Ririe membentangkan kedua tangannya dan memeluk Hasann seakan memeluk anaknya saja, Hasann pun membalas pelukannya. Ririe membenamkan kepalanya didada Hasann . Ia terisak-isak nangis, engga tahan dia menahan perasaan harunya.

Ririe menjingkitkan kakinya sedikit dan mengecup pipi kanan Hasann.

"Aku kangeeeen banget sama kamu ...trimakasih yaa mau datang kemari." Ia mengenggam erat lengan Hasann.

Hasann yang tadinya kurang semangat ditambah rasa capeknya setelah perjalanan itu, menjadi sedikit terhibur. Engga salah rupanya ia dengan keputusannya untuk datang menemui dia, dalam hatinya.

Ririe benar-benar merindukannya. Ruang kosong di hatinya mulai terisi penuh lagi.

Hasann pun berjalan beriringan keluar stasiun kereta itu menuju parkiran mobil.

"Kita langsung kerumah aja yaa...? aku sudah siapkan makan pagi buat kamu," katanya ceria.

"Boleh."

Hasann masih diam, duduk dikursi penumpang disampingnya, ia melihat begitu senangnya Ririe akan kedatangannya.

Hasann pun menggigit bibirnya sadar betapa spesialnya dia untuknya, sambil menoleh ia melihat Ririe yang memakai celana jins dan atasan warna pink dengan jaket tipis dengan rambut diikat kebelakang.

Manis , ia berkata dalam hatinya dan tersadar kalau yang disampingnya itu adalah pacarnya.

"Jauh kah rumahmu Rie?" tanyanya memulai pembicaraan.

"Dekat sih, paling 15 menit sampai, rumahku di Jalan Dieng" jelasnya.

"Ooh lumayan jauh yaa... ."

"Engga sih sebenarnya, cuma sekitar 6 km dari stasiun Tawang itu."

"Aku engga nyusahin kamu nih?, sebenarnya tadinya aku mau ketemuan kamu distasiun aja trus mungkin makan pagi disana, trus pulang lagi ," jelas Hasann.

"Haaah ?" Ririe menoleh keheranan..."aaah masa begitu? sudah jauh-jauh kemari, cuma ketemuan di stasiun kereta doang...??, engga aaah ! Kamu tuh orangnya suka terburu-buru gitu yaa?!" protesnya.

"Tenang aja San, kapan lagi kamu kemari ? Nanti aku traktir kamu makan lumpia Semarang , mau kaan hehehe ?"bujuk Ririe .

Hasann suka akan kedewasaan Ririe yang juga bisa mempengaruhi keputusan-keputusannya.

"Tapi tetap aku harus pulang ke Bandung nanti siang atau sore ya Rie...?"

Ririe mengerti kalau Hasann ini orangnya cukup disiplin , ia hanya mengangguk saja dan terus konsentrasi dengan kemudinya, karena jalanan mulai ramai.

"Sampai deh kita," katanya sambil senyum menoleh ke Hasann. Ia diam saja memperhatikan rumah didepannya.

Tampak dari depan , rumahnya cukup besar...dengan taman dihalaman depan dan sebelah kanan dalam terlihat pintu garasi cat putih.

Hasann pun masuk disambut ibunya Ririe.

"Silakan masuk... nak Hasann yaa? kenalkan saya Astried ibunya Ririe," sambil menyalaminya.

Pa Agoes , bapaknya Ririe pun datang mendekati Hasann dan menyalaminya.

"Bapak sudah mendengar semalam dari Ririe sedikit banyak mengenai kamu, orang Bandung, katanya yaa? hehehe."

"Iyaa Pak , asal Bandung, priangan," jawab Hasann yang duduk bersebelahan dengan Ririe.

Merekapun berbincang-bincang ringan seputar perjalanan Hasann sampai Semarang, tentang keluarga besarnya.

"Keluarga saya jualan sate Pak, sudah sejak saya kecil. Awalnya sih dipegang sama bapak dibantu kakak saya, tapi terakhir ini usahanya dipegang oleh Ibu," Hasann cerita.

"Nak Hasann berapa saudara?" tanya Astried, "maaf ya Naak ibu tanya."

"Saya anak ke-5 dari 7 saudara bu hehe, kami keluarga besar. Maklumlah bu, jelasnya, kakak saya 2 laki-laki dan 2 perempuan, setelah saya ada adik saya 2 perempuan . Ibu saya namanya Alis asal Garut , kalo bapak namanya pak Rahmat asli Bandung. Sudah 35 tahun lebih Ibu tinggal sama Bapak di Bandung." Komplit ia menerangkan, maklum guru. Hm.

"Ooh iyaa." Astried mengangguk-anggukan kepalanya sambil menoleh ke anaknya.

"Aku kedapur dulu yaa, mau nyiapkan makan paginya," kata Ririe sedikit berbisik ditelinga Hasann .

Ia pun berjalan meninggalkan ruang tamu, mata Hasann mengikuti terus sambil melihat kedalam rumahnya. Tampak luas tapi sederhana , rapi semua pada tempatnya, bagus dan bersih , dibanding rumahnya di Bandung yang agak berantakan, dalam hatinya.

Sekilas pa Agoes bisa menilai kalau Hasann ini orang baik-baik.

"Ayooo Saan...makanan sudah siap?" kata Ririe yang tiba-tiba nongol lagi diruang tamu ... .

Hasann pun bangkit berdiri dan berjalan ,dan Ririe menggandeng lengannya , sambil menatapnya gembira berjalan menuju meja makan. Aaaah Ririe ini agak berlebihan pikir Hasann yang membuatnya jadi sedikit risih sama orang tuanya. Hasann segera menyikutnya perlahan.

"Jangan begini, malu tahu !" katanya setengah berbisik.

Ririe pun melepaskan tangannya sambil senyum-senyum kesenangan. Ibunya yang sudah duduk dimeja melihat putrinya senyum-senyum, ia pun segera berdiri .

"Silahkan nak Hasann," katanya sambil menggerakan tangannya dan kembali duduk.

Hasann duduk berdampingan dengan Ririe sedangkan, ibu dan bapaknya mengambil posisi duduk didepan mereka hadap-hadapan.

"Aduuh jadi ngerepotin nih Bu, saya jadi engga enak nih ,"kata Hasann.

"Jadi enaak kali...?hehehe "sergah Ririe sambil canda'in.

"Iya sih jadi enak,hehehe," ralatnya. Ibu bapaknya cuma ikut tertawa saja melihatnya.

"Ririe ini anak manja nak Hasann kalau dirumah, apa-apa maunya dipenuhi saja, tapi saya akui ia rajin !"kata ibunya.

"Tuuuh dengerin... ,"kata Ririe sambil tangannya meraih hidangan.

Selesai dengan makan paginya, Hasann dan Ririe duduk berdua diteras depan. Ririe sedikit bercerita tentang keluarganya , lingkungan rumah tinggalnya.

"Aku tiga bersaudara, kakakku perempuan, Riana sudah menikah dan tinggal di Bali bersama keluarganya, sedangkan adikku Andhika itu masih kuliah di fakultas Ekonomi salah satu Universitas Negri di Semarang. Kayaknya semester 6 deh sekarang ini, beda 3 tahun sih sama aku. "

"Kamu ngantuk begitu, aku bikinin kopi yaa ?"

"Aku engga suka ngopi Rie, suka mules perutku ."

"Hm...coba kopi yang aku buat yaaa, aku jamin engga akan mules. Tunggu sebentar yaa?" katanya sambil memegang lengan Hasann lembut.

Aah... engga enak mau nolak keras-keras juga diperlakukan baik seperti itu. Ya sudahlah engga ada salahnya juga minum kopi ,pikirnya.

"Hm...ini dia. Coba kopi yang aku buat ini, "katanya sedikit menantang.

"Mmm...aku coba yaa...siap-siap aja nih ke toliet. Hahahaha ."

"Ooh enak kopinya pas rasanya, engga asem. Pintar juga ya ternyata kamu heehe," sambil senyum memujinya. Ririe senang melihat pacarnya ini mulai bisa minum kopi dan bisa duduk santai berdua.

Ririe dengan cerianya cerita mengenai banyak hal ,Hasann mendengarkan saja, banyak terdiam.

"Kita mau keluar engga nih ?"tanya Hasann sejenak kemudian, merasa kasihan dia melihat Ririe yang harus menemaninya di teras.

"Kamu mau pulang jam berapa sih?"Ririe balik bertanya.

"Aku mau ambil kereta yang berangkat sebelum makan siang aja kali yaa, supaya sampai di Bandung engga terlalu malam. Sebentar yaa coba aku lihat jadwal keretanya."

Sejenak kemudian,

"Aduuuh... kok engga ada jadwal kereta yang berangkat pagi yaa? Hasann kaget, kereta pertama jam 16.00 sore dan tiba di Bandung jam setengah dua pagi !! waah gilaa ini maah," katanya baru tersadar.

"Aduuuh bagaimana ini yaa?" ia bingung.

Ririe pun melihat jadwal kereta api Semarang tujuan Bandung di telpon genggamnya, ikut prihatin juga.

"Ambil kereta yang jam 9 malam aja San ? sampai di Bandung jam setengah lima pagi, kamu bisa langsung kesekola buat ngajar,"saran Ririe.

"Kan enak bisa istirahat di kereta," tambahnya.

Engga masalah sih buat Hasann tiba di Bandung pagi dan langsung ngajar, tapi masalahnya mau apa dia disini seharian ? Itu yang dipikirkan oleh Hasann. Ia merasa engga enak kalo hanya duduk diam , engga ada yang bisa dikerjakan.

"Trus saya mau ngapain sampe malam nanti? sergah Hasann, aku engga bisa diam engga ada kerjaan nih," keluhnya.

"Yaa disini aja sambil istirahat , kamu bisa istirahat tidur-tiduran dikamar belakang," Ririe menyarankan.

"Kita bisa jalan-jalan di Semarang, kemana kamu suka...? tiba-tiba Ririe mendapat ide sambil mengangkat alisnya gembira dia.

"Aku pingin pulang ke Bandung secepatnya Rie, yang penting aku sudah ketemu sama kamu, keluarga kamu...naah sekarang giliran waktunya pulaaang ..."kata Hasann gembira.

Oooh...Ririe cemberut...rasanya baru saja bertemu setelah sekian lama berpisah kok sekarang sudah mau berpisah lagi, emang kamu engga rindu sama aku gitu San? tanyanya dalam hati.

Seakan menangkap apa yang ada dipikiran Ririe , "Hahahhaha... aku engga bisa disini nunggu sampai malam, kata Hasann melemah, sambil merundukan kepalanya. "

"Masalahnya aku engga enak duduk diam aja disini," jelasnya.

Ririe diam saja seakan terserah Hasann saja kalau sudah begitu.

Hasann tiba-tiba mendapatkan ide, "Aku naik bisa aja yaa?" katanya.

"Mau naik bis ajaa?!" Ririe membalas.

"Iyaa laah... kan bisa kapan aja kalo naik bis, engga ada jadwalnya, kalaupun harus nunggu pasti engga lama,"balas Hasann yakin.

"Iya...! kamu bisa pulang siang nanti supaya masih bisa istirahat dirumah." Ia setuju.

"Tolong antar aku nanti ke terminal bis yaa Rie?" pinta Hasann sambil menatapnya.

"Engga mau aaaah, pergi aja sendiri," sambil menolehkan kepalanya ,sebel.

"Hahhahaha...aawas lu yaa," kata Hasann... sejenak Hasann memandang wajah Ririe, "kamu cantik juga yaa?" katanya sengaja menggoda, yang dibalas dengan senyum kecut darinya.

Hasann pun jongkok dihadapan Ririe yang masih duduk, dia memegang kedua tangannya dan memandang wajah Ririe.

"Antar aku ke terminal yaa Ririe sayaaang ,pacar pak Hasann?"candanya lagi .

Ririe pun engga bisa menahan ketawanya.

"Iyaaa...iyaa boss !" jawabnya sambil tersenyum.

Hasann senang mendapat jawaban itu, dia pun mendekatkan wajahnya mengecup pipi Ririe pacarnya sambil bilang ,

"Trimakasih yaa, " dan ia kembali duduk dikursinya.

Ririe berkata , "Tapi nanti kita mampir dulu di lumpia semarang yaa dekat simpang lima, aku mau titip oleh-oleh buat teman-teman disana," katanya sumringah kalau mengingat teman-temannya itu.

"Oke...tapi jangan banyak-banyak yaa, repot aku bawanya Rie."

Euuugh... dalam hatinya, susah amat diurus cowo satu ini !

Perpisahan pun tiba, Ririe yang kembali mendapatkan cintanya pun jadi harus berfikir langkah selanjutnya.

Hasann langsung menimpali,

"Kamu engga usah galau begitu Rie, nanti aku pikirkan ...mungkin aku yang pindah ke Semarang saja, mencoba hidup di kota ini. Aku juga suka sama orang tua kamu, engga banyak permintaan mereka. Yang penting kamu baik-baik aja disini sama keluarga kamu yaa...? Kamu engga akan kembali ke Bandung lagi kan ?! Kita coba hubungan jarak jauh saja dulu yaa ?" kata Hasann setengah bertanya.

Ririe hanya diam saja, hm...hubungan jarak jauh ?? ia sedikit menggelengkan kepalanya,

...tapi kemudian Hasann mencium bibir Ririe halus.

Ririe yang engga tahan mau ditinggal Hasann pun mendekapnya , menaruh kepalanya didada Hasann.

"Baik-baik kamu juga ya San, hati-hati dijalan yaa...salam buat semua." Matanya berkaca-kaca.

Hasann membelai rambut dikepala Ririe.

"Jangan nangis, malu dilihat orang tuuh,"canda Hasann sambil menatapnya.

"Aku masuk ke bis yaa...? trimakasih yaa Rie buat semuanya. Aku juga berat ninggalin kamu, " kata Hasann tersenyum.

Hasann menjulurkan jari kelingkingnya yang cukup menghibur hati Ririe, langsung disambut oleh jari kelingkingnya Ririe.

Ririe yang masih berdiri disamping bis, masih memandang Hasann lewat kaca.. I love you kata Ririe, engga ada suaranya. Hasann yang bisa membaca maksudnya dengan melihat gerakan bibirnya, langsung melemparkan senyumnya dan melambaikan tangannya.

Ririe pun membalikan badannya meninggalkan.

Setibanya dirumah Ririe langsung menumpahkan isi hatinya .

Dear diary,

OMG he came to see me today ! , bahagianya aku tapi sedih harus berpisah lagi.

Andaikan saja bisa lebih lama. Hubungan jarak jauh alias LDR , harus bagaimana aku dear diary ?