"Mari kita kembali," Mahendra mengatakan ajakan tersebut saat tangannya menggapai sudut di belakang lutut Aruna, sebelum dia mengangkat tubuh mungil dan berakhir dalam dekapannya.
"Hendra!" Aruna tersentak. Detik berikutnya, perempuan tersebut buru-buru memeluk leher suaminya. Dia perlu meraihnya sebelum Mahendra berjalan lebih cepat membawa tubuhnya menuju villa mereka. "Kau tak perlu melakukan ini, aku bisa jalan sendiri!" protesnya.
"Aku tahu kau berjalan terlalu jauh pagi ini, dan aku tak sanggup melihat mu berjalan lebih lama lagi. Perut besar mu benar-benar mengganggu konsentrasi ku," manik mata biru cemerlang menatap penuh harap supaya istrinya berkenan untuk tetap dalam dekapan.
.
.
"Turunkan aku, kita sudah dekat. Kau bakal membuat ku malu kepada para penjaga villa," Aruna merapikan dirinya ketika Mahendra berkenan meletakkan kedua telapak kakinya kembali di atas pasir.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com