"Bukankah, kau butuh pereda ketegangan?" cibir Herry, tersenyum miring. Pemuda tersebut telah sampai di depan pintu, dan kartu yang tertempel pada sensornya menjadikan bunyi 'klik' tanda terbuka.
Pemandangan yang tersaji tatkala pintu kamar terbuka membuat seorang perempuan di dalamnya memandang heran. Detik berikutnya ia terhenyak dan segera bangkit dari duduknya yang menantang —kaki saling bertumpu dengan santai, setengah berbaring. Lingerie berwarna hitam dengan bahan sutra jatuh mengikuti lekuk tubuhnya.
"Kesepakatan kita tidak menjanjikan dua lawan satu," suaranya mendesis, menatap keduanya.
Bibir Jav sedikit terbuka tatkala mendapati perempuan di hadapannya. Bahkan pemuda tersebut terdapati menelan saliva, sebelum akhirnya manik matanya terhalangi oleh gerak langkah Herry.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com