webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

IV-43. Lampu Dengan Ritme Acak

[Ayah, apakah suhu tubuh Aruna sudah-?] kalimat tanya yang dilontarkan Mahendra tertahan di tenggorokan. Lelaki tersebut seolah tak siap dengan jawaban apapun yang keluar dari mulut mertuanya.

[Dia sangat kuat. Fokus lah menyelesaikan pekerjaanmu, untuknya] jawab Lesmana menenangkan.

[Apa saya perlu mengirimkan dokter?] nada khawatir begitu kentara dari kalimat lelaki tersebut.

[Ini sangat larut, aku yakin Aruna bisa mengatasi ini. Pulanglah, sebelum dia bangun —andai bisa. Itu dokter paling mujarab] pesan ayah Lesmana bak tamparan keras yang jatuh tepat di pipi Mahendra.

[Baiklah, ayah] dan dengan demikian, percakapan di antara mereka berakhir. Netra biru sayu menatap jalanan yang menghitam abu-abu. Sama seperti suasana hatinya. 

***

"Huuh," terdengar helaan nafas resah lelaki bersurai pekat tatkala menatap bantal di sebelahnya. Kosong. Tidak berpenghuni.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com