webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

IV-13. Mantra Aneh

Sudah dapat diduga, langkahnya diikuti Vian. Ketika Kihrani berhenti, lelaki bermata sendu ikut pula menghentikan langkah. Gadis tersebut berupaya menekan gejolak hatinya yang ingin meledakkan amarah, "Em, jadi apa yang kau inginkan," kalimat ini punya penekanan di setiap kata, dan ada senyum menyebalkan dari lawan bicaranya.

"Bagaimana dengan kuliahmu? Kabarnya, kau akan melanjutkan kuliah?" Dia coba mengawali pembicaraan dengan ringan. 

Entah apa yang terjadi, mendadak Kihrani kehilangan daya amarahnya. Letupan-letupan kemarahan berubah menjadi bibir yang ditarik lurus —tanda bahwa pemiliknya berusaha menggali kata terbaik, "Aku, em' belum berani meminta izin pada senior Susi," selepas berputar beberapa kali, netra hitam legam itu akhirnya menatap lawan bicaranya, "Tapi aku sudah bertekad tak akan membiarkan tahun ini terlewatkan. Semoga aku punya kesempatan," tambah gadis tersebut. Awal suaranya bersemangat, namun di akhir kalimatnya melemah.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com