"Mengapa mengemudinya buru-buru?. Ayolah sayang nikmati perjalanan kita. Kamu membawa ibu hamil di mobilmu,"
Aruna mengeluhkan kelakuan suaminya. untung saja ucapannya layaknya mantra pengendali bagi seseorang yang sedang bertugas sebagai pengemudi, kecepatan mobil tersebut diturunkan.
"Apa kita sudah sampai Malang?"
"Sejak tadi nona," Herry yang berada di kursi belakang mengabarkan.
"Apa kamu tidak lapar sayang?" Aruna menoleh pada pengemudi mobil yang detik ini memasang kekalutan. suasana buruk pada guratan-guratan raut wajahnya tak bisa dianggap enteng.
Hendra sekedar menggeleng.
Dan aruna kian dibuat penasaran. Mahendra pasti sedang memikirkan hal lain, beribu-ribu kilo dari keberadaan ragawinya. Lelaki bermata biru terlihat memikirkan sesuatu di luar perjalanan mereka.
Bisa jadi ada seseorang yang sudah memberinya kabar, bahwa Anna di terbangkan pulang kerumah orang tuannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com