webnovel
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

III-297. Terbuka Tabir Kepalsuan

Perempuan kurus itu sudah lebih segar dia tak lagi tertidur sepanjang hari, wajahnya yang memar berangsur-angsur pulih. Walaupun bagian di bawah matanya masih menyisakan semburat bekas lebam yang menjadi merah, untungnya tak merusak wajah.

Dengan satu tangan terbebas dan tangan lainya terbungkus penyangga lengan berwarna biru muda. Pengamat tahu tangan tersebut patah, sedang dalam pemulihan. Sang pengamat itu terdiam membeku di balik pintu. Hanya celah kecil persegi panjang yang tersaji di atas handle pintu yang dijadikan tempat mencuri pengamatan.

Dia sedang mengeluarkan barang-barangnya dari dalam laci. Benda-benda yang tak seberapa banyaknya. Perlahan diperiksa satu-persatu selepas mereka dibiarkan tersebar di atas ranjang kemudian di selipkan kembali ke dalam tas selempang. 

Kegiatan tersebut hampir selesai tepat ketika suara seseorang menyapanya dari belakang, "boleh aku masuk?" Pasti pria ini baru membuka pintu.