webnovel

(GRATIS!) Orang Ketiga di Pernikahanku

Penulis: Mayangsu
Sejarah
Sedang berlangsung · 27.2K Dilihat
  • 10 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

WARNING novel DEWASA 21++ Dipaksa menikah dengan CEO tampan dan kaya raya? Tentu saja aku mau! Mana ada terpaksa-terpaksanya. Itu, mah, namanya terpaksa tapi nikmat. Hari ini... aku menikahi cinta pertamaku. Ketika pria itu mengucap ijab kabul, menyematkan cincin di jari manisku, dan mengecup keningku penuh kasih di hari pernikahan kami. Rasanya itu semua seperti mimpi. Aku senang karena akhirnya dia akan menjadi cinta terkahirku juga. Namun, aku terlalu jumawa. Harapanku pupus tatkala mengetahui ternyata jauh sebelum kami menikah, dia sudah mencintai wanita lain selain diriku. "Padahal kukira akulah pemeran utamanya. Ternyata, aku hanyalah orang ketiga dalam hubungan kita." ~Sheril *** Sila follow Instagram penulis (Mayangsu_) untuk mengetahui jadwal update novel ini.

Chapter 11. Ternyata Ada Wanita Lainnya

"Kukira akulah pemeran utamanya.

Ternyata, aku hanyalah orang ketiga dalam hubungan kita."

-Sheril

***

Dipaksa menikah dengan CEO tampan dan kaya raya? Jelas saja aku mau! Mana ada terpaksa-terpaksanya. Itu, mah, namanya terpaksa tapi nikmat!

Hari ini... aku menikah dengan cinta pertamaku.

Ketika pria itu mengucap ijab kabul, menyematkan cincin di jari manisku, dan mengecup keningku penuh kasih di hari pernikahan kami. Rasanya semua itu seperti mimpi.

Aku senang karena dia menjadi cinta pertama dan terakhirku.

Kebanyakan tamu undangan yang datang di pernikahan kami tampak asing bagiku. Mungkin mereka rekan bisnis Papa, atau kalau tidak tamu penting suamiku.

Kami menyalami mereka satu per satu. Sesekali mereka meminta berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.

"Selamat, ya, atas pernikahan kalian berdua. Semoga Samawa," ucap seorang tamu wanita yang mengenakan setelan tunik batik berwarna cokelat ketika menyalami kami berdua.

"Iya. Terima kasih," jawab suamiku saat menjabat uluran tangannya.

Entah mengapa, mungkin ini hanya perasaanku saja atau bagaimana, aku merasa tadi ekspresi Mas Ais sedikit berubah. Seperti kikuk.

Aku mengedikkan bahu, acuh. Mungkin mereka teman lama.

Setelah menyalami para tamu undangan. Aku duduk bersama dengan keluarga besar kami sembari mengobrol hangat. Membahas segala hal mulai dari setelah ini kami akan honeymoon ke mana? Apakah nanti kami tinggal bersama dengan mertuaku atau hidup memisah? Ah, dan tentunya masih banyak lagi topik pembicaraan kami.

"Sheril. Suami kamu kemana?" tanya Umi Anha alias Ibu mertuaku kepadaku.

Aku mengedarkan pandangan ke sekitar untuk mencari keberadaan Mas Ais. Memang dia tidak berada di sini.

"Nggak tahu, Umi. Mungkin Mas Ais lagi ke kamar mandi."

"Oh, iya. Umi bisa minta tolong nggak sama kamu? Tolong cari si Ais, ya. Soalnya bentar lagi tamu kita dari Semarang mau dateng. Nggak enak kalau nanti mantennya nggak ada di sini," pinta Ibu Mertuaku dengan lembut.

Aku mengangguk. Kemudian berdiri dari posisi dudukku hendak mencari Mas Ais.

Ketika aku berjalan hendak ke kamar mandi. Aku mendengar suara sayup-sayup yang menggelitik indra pendengaranku. Merasa penasaran, aku mencari di mana sumber suara itu berasal.

Dua belokan dari arah kamar mandi suara itu semakin terdengar semakin jelas.

Dengan hati-hati aku melongokkan kepalaku untuk mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Seketika, mataku membola. Tubuhku dingin, kaku membeku.

Di depan sana, aku melihat Mas Ais berdiri termangu berhadap-hadapan dengan seorang wanita yang entah siapa namanya pun aku tak tahu. Tapi yang jelas, seingatku wanita itu adalah salah satu tamu yang tadi menyalami kami.

Mas Ais menengok ke kiri dan kanan, seolah sedang memastikan tidak ada orang lain yang melihat keberadaan mereka berdua.

"Kamu bilang kamu cinta sama aku! Kamu bilang kamu mau nikahin aku tapi nyatanya kamu malah nikahin cewek lain!" ucap wanita tersebut sambil memukul bahu suamiku. Ia menangis hebat.

Sedangkan aku? Berdiri terpaku dengan wajah pasi.

"Pantes aja kamu selama ini ngilang dan nggak bisa dihubungi!" tambahnya, lagi.

"Hei, dengerin aku. Kamu tahu sendiri, kan, posisi aku kayak gimana. Ini semua di luar kendaliku."

Aku mengerjab, masih bertanya-tanya dalam hati. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Dara...." Mas Ais hendak menyentuh wanita yang ternyata bernama Dara tersebut. Tetapi Dara menepis tangannya.

"Kamu bohongin aku!"

"Dara... Aku nggak cinta, Dar sama dia. Tolong dengerin penjelasanku dulu."

Tercengang. Jantungku berdenyut ngilu tatkala mendengar Mas Ais yang beberapa jam lalu telah resmi menjadi suamiku mengatakan hal tersebut.

Tanganku mengepal kuat-kuat.

Kalau Mas Ais tidak mencintaiku, kenapa dia menerima perjodohan ini?!

Kalau ternyata dia sudah memiliki kekasih, harusnya dia tidak tidak menikahiku sejak awal, bukan?!

Aku marah, kecewa, tapi nyatanya aku tak dapat berbuat apa-apa.

"Pernikahan ini bukan kemauanku. Orang tuaku yang ngejodohin kami."

"Tapi kamu bisa nolak, kan?!" teriak Dara tidak terima.

Dan yang membuat hatiku mencelos adalah suamiku menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Pelukan yang teramat erat seolah dialah pihak yang takut ditinggalkan.

Kakiku lemas. Belum cukup sampai di sana. Mas Ais juga mengatakan hal kedua yang tak kalah membuatku terpukul....

"Dara... jangan nangis lagi. Aku nggak punya perasaan apa pun sama dia. Untuk saat ini aku nggak bisa ninggalin dia karena aku nggak mau buat orang tuaku kecewa. Dara... Aku janji sama kamu kalau dia minta pisah. Maka di saat itulah aku bakalan nyeraiin dia."

Tanpa terasa bulir bening jatuh menetes di pipiku.

"Tunggu beberapa bulan lagi. Setelah kami resmi bercerai. Nanti aku bakalan nikahin kamu dan kita bisa hidup bersama-sama, Dara."

Aku menangis.

Hari ini... Pernikahan dan semua mimpi-mimpiku hancur.

Ternyata aku terlalu jumawa. Padahal kukira akulah pemeran utamanya. Nyatanya aku hanyalah orang ketiga dalam hubungan kita.

"Mas Ais!" ucapku tanpa terduga. Buru-buru aku menutup mulutku dan bersembunyi supaya tidak terlihat oleh mereka berdua.

Aku terkejut. Kenapa pula aku malah memanggilnya?!

Lalu Mas Ais.....

***

Anda Mungkin Juga Menyukai

Blood and Tears: Perebutan Immortality.

Terjadi pertengkaran besar antara Raja Arthur dengan Agatha, yang membuat istrinya itu pergi dari kerajaan Aqua, bersama dengan anak yang ada di dalam kandungannya. Tidak berselang lama ratusan ribu pasukan Shiners, mencoba menyerang Clan Aqua, dengan membabi buta seluruh penduduk di sana tanpa tersisa. Raja Arthur mencoba menghentikan penyerangan dengan segenap kekuatan yang ada. Namun, itu saja tidak bisa mengembalikan keadaan dan sebaliknya, Clan Shiners berhasil menduduki kerajaan Aqua secara keseluruhan. Raja Arthur dan beberapa Abdi setianya, berhasil melarikan diri menuju Bangsa Miracle, guna memulihkan kondisinya yang terluka parah, serta membangun kembali kekuatan. Sementara itu di Bumi, Alika Hester telah tumbuh menjadi remaja cantik, yang disukai oleh banyak pria. Usianya mulai menginjak delapan belas tahun, keberadaannya di Bumi, telah diketahui sejak lama oleh Bangsa Shiners, yang berasal dari planet Airraksa. Tempat yang berada jauh dari kawasan Bumi. Mereka berusaha membunuh Alika sejak usianya, menginjak tujuh belas tahun untuk mendapatkan Immortality, yang tertanam di tubuh Alika. Evander Fire adalah salah satu dari Clan Shiners, yang bertugas melenyapkan Alika. Namun, Blood berhasil menggagalkan setiap rencana tersebut. Blood adalah Ksatria yang dipercayakan Raja Arthur, untuk melindungi Alika serta Agatha dari kejaran Bangsa Shiners. Sebelum Immortality dikuasai Raja Orion, maka selama itu juga nyawa Alika akan terus dalam bahaya. Tepat di usia delapan belas tahun, Alika merasakan tubuhnya memiliki kekuatan besar yang, tidak dapat dirinya kendalikan. Immortality telah mencapai puncak kekuatannya, yang membuat Raja Orion dari Clan Shiners memerintahkan Evander untuk segera membunuh Alika, merebut Immortality dari keturunan Bangsa Aqua, seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Perang antara Bangsa Aqua dan Shiners tidak lagi dapat terelakan. Alika tidak dapat mengendalikan kekuatan Immortality, kesempatan ini digunakan Raja Orion untuk merebut Immortality secara licik. Namun, usaha itu digagalkan oleh Evander yang tidak lain adalah orang kepercayaannya. Pada akhirnya, Evander pun terbunuh dan membuat Blood menjadi marah. Keduanya dikenal sebagai Zeus dan Venus, yang membuat Zeus (Blood) harus ikut terluka, saat merebut kembali Immortality dari tangan Raja Orion. Kemarahan Alika memuncak. Dia tidak bisa melihat lebih banyak lagi orang-orang yang dicintainya pergi. Kepedulian Alika yang besar berhasil mengaktifkan Immortality. Immortality telah memilih Alika sebagai Tuan-nya yang baru. Kekuatan yang dihasilkan sungguh luar biasa, sampai akhirnya Raja Orion terbunuh Bagaimana kisah selengkapnya?

Ariezs11 · Sejarah
Peringkat tidak cukup
315 Chs