webnovel

King Bullying

Penulis: haniyahhputri
Sejarah
Lengkap · 645.6K Dilihat
  • 231 Bab
    Konten
  • 4.6
    25 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Vano, mempunyai hobi membully murid baru bersama gank-nya. Kini target mereka adalah Galena, murid baru si gadis sederhana, cuek dan pemberontak. Dan itu menjadi malapetaka untuk Galena sendiri ketika Galena mendapatkan bangku tepat di sebelah Vano. Kejahilan Vano semakin menjadi jadi. Sosok Galena yang sangat tertutup membuat Vano diam diam menjadi penasaran akan sosoknya tersebut. Vano berusaha untuk mengetahui sosok Galena, namun Galena terus membangun tembok yang kokoh. Tembok yang belum pernah terhancurkan oleh siapapun. Ketika Vano berhasil menghancurkannya maka Galena akan membangun kembali tembok itu dengan kokoh. Volume 1 : King Bullying Volume 2 : The Change Volume 3 : ALSASE Semua Volume berkaitan, berurutan

tagar
7 tagar
Chapter 1KING BULLYING - GANK OF BULLYING

2017

"A…ampun, tolong berhenti," cicit lelaki yang sudah nampak basah kuyup karena seember air telah membasuhi dirinya. Tepatnya hal itu di lakukan oleh seseorang yang malah menampakan ekspresi tak berdosanya, seakan ia tak melakukan kesalahan apapun.

Austin menutup mulutnya pua-pura terkejut. "Oh My Gosh! Sorry ya, gue kira tadi lo itu tanaman kesayangan gue." Cengirnya seolah kesalahan itu bukanlah masalah besar.

SMA Merdeka kini telah memasuki tahun ajaran baru. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas meskipun cukup banyak murid yang masih tak rela untuk mengakhiri liburan panjangnya. Sebenarnya anggota Gank of Bullying ini juga sangat malas untuk pergi ke sekolah, tapi kesempatan 1 tahun sekali untuk mereka beraksi terlalu sayang untuk mereka lewatkan.

Gank of Bullying adalah sebuah kelompok yang di buat secara dadakan dan memiliki tujuan yang sama. Kelompok ini bertujuan untuk sedikit menjahili murid baru di angkatannya. Bagi mereka mungkin itu hanya sedikit menjahili, tapi bagi si korban itu sudah termasuk sebagai aksi pembullyan, sementara menurut saksi hal tersebut adalah hal yang menyenangkan untuk menjadi tonton.

Elvano Dasean, merupakan dalang dari rencana ini semua. Tentu saja ia merasa sangat puas karena telah berhasil menjahili murid baru. Kelompok ini beranggotakan Imanuel Austin, Agam Javier, Kelvino Dirgantara dan Anatasya Guinea yang merupakan satu-satunya perempuan dalam kelompok ini. Dimana para anggotanya adalah anak dari pasangan yang berpengaruh untuk sekolah.

Sekarang mereka telah menginjak kelas XI di jurusan IPS. Ide ini di buat saat liburan kemarin karena mereka tetap bermain bersama di kala liburan. Anak kelas XII juga tidak ada yang mempermasalahkan hal ini karena mereka hanya menjahili angkatannya.

Dasar, anak-anak kurang kerjaan!

Sejauh ini mereka sudah cukup banyak melakukan kejahilan. Misalnya pada saat ujian akhir semester Agam memasang petasan di koridor sekolah, Kelvin yang mengunci teman di toilet atau mengarang cerita jika di kamar mandi sekolah pernah ada siswa yang gantung diri, Ana yang selalu membohongi teman sekelasnya tentang kunci jawaban soal ujian yang ia karang sendiri, dan mengempeskan ban sepeda motor di parkiran sekolah, dan Austin yang selalu menyembunyikan sepatu atau membuat sepatu temannya menjadi basah. Dan pernah karena saking cerobohnya Austin sampai membasahi sepatu milik Vano dan Agam.

Sering sekali mereka masuk dalam ruangan Bimbingan Konseling. Guru maupun kedua orang tua mereka juga sudah tak mengerti apa yang mereka inginkan sebenarnya. Para orang tua menyerahkan hal itu kepada guru di sekolah. Bahkan para orang tua tidak keberatan anaknya di hukum seberat apapun asalkan jangan sampai di keluarkan dari sekolah karena mereka tidak melanggar larangan yang berakibatkan di keluarkan dari sekolah. Yaitu, tauran, menjelekan guru, dan bolos selama lebih dari dua pekan.

Hal ini terus berlanjut meskipun mereka sudah memasuki kelas XII.

2018

Kelas XII di jurusan IPS telah gempar karena mendapatkan berita baru, yaitu bertambahnya teman mereka, alias ada murid baru di angkatan mereka. Kalimat pertama yang muncul secara otomatis di kepala mereka saat mendengar berita itu adalah, 'tanggung banget pindahnya pas mau lulus.'

Seorang perempuan yang memiliki rambut lurus sepunggung menatap sekolah barunya dengan tatapan tak minat. Ia melirik name tag yang terpampang di kemeja seragamnya, bertuliskan Galena Zaviera. Saat mendaftarkan diri kemarin, ia sudah mengetahui di mana kelas barunya. Kelas itu terletak di lantai 3, lantai khusus untuk anak kelas XII.

Sejujurnya ia merasa sangat kesal karena pindah sekolah. Bagaimana ia tak kesal jika kedua orang tuanya memindahkan secara dadakan tanpa memberitahu dirinya. Ingin sekali ia meluapkan rasa kesalnya, tapi apa daya, ia tak bisa meluapkan segala emosinya.

Baru ia menginjakan kakinya di lantai 3, seseorang telah menghujaninya dengan tepung terigu. Rambutnya yang di biarkan terurai menjadi kotor karena bubuk berwarna putih tersebut. Sebelum ia menginjakan kakinya di sini suasana hatinya sudah memburuk, dan yang lebih buruknya lagi seseorang membuatnya semakin buruk.

"Ups," Austin menutup mulutnya dan pura-pura terkejut karena telah membuat rambut Galena menjadi kotor.

Galena menarik napasnya dalam-dalam menahan rasa amarahnya yang mulai memuncak, untung saja itu hanya tepung terigu bukan air, jika air mungkin sekarang ia telah menjadi basah kuyup.

Byur

Baru saja ia masih sedkit bersyukur, seseorang sudah menyiramnya dengan air sebanyak satu gayung. Galena memejamkan mata berusaha masih tetap sabar untuk tidak melawan.

Setelah di siram menggunakan tepung terigu dan air, Galena masih berseyukur. Setidaknya ia membawa seragam ganti. Semalam, Lili yang tak lain adalah adiknya telah memaksa Galena untuk membawa seragam ganti, meskipun Galena sudah menolaknya tetap saja Lili memaksanya. Setelan insiden ini, sepertinya Galena mengerti mengapa adiknya itu sangat memaksanya semalam. Dan sepertinya ia harus mengucapkan terima kasih kepada Lili hari ini.

Galena menganga tak percaya karena seragam dan rambutnya telah basah, kemudian ia menatap tajam kedua lelaki di hadapannya. Lebih tepatnya menatap name tag mereka sebab Galena ingin mengetahui calon nama-nama yang akan masuk ke dalam blacklist orang-orang yang harus di jauhkan dari hidupnya.

Kelvino Dirgantara.

Satu orang telah Galena ketahui namanya, Austin yang menyadari apa yang Galena ingin tahu segera ia menutup name tag miliknya.

"Mesum! Pasti lo mau ngintip tete gue, ya?" tuding Austin sembari memicingkan matanya dan menatap Galena dengan curiga seakan Galena baru saja ketahuan menonton video terlarang.

"Nama lo siapa?" tanya Galena galak.

"Lo udah love at first sight ya sama gue sampai lo pingin tau siapa nama gue?"

Galena berdecak sebal menghadapi lelaki yang memiliki tingkat kepedan selangit ini. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk kedua lelaki di hadapannya itu secara bergantian.

"Lo Kelvino dan lo gue gak peduli siapa nama lo. Wajah dan nama kalian akan gue masukin ke dalam blacklist dan gue akan--"

"Akan apa hm?" tanpa menunggu menyelesaikan kalimatnya, Agam muncul dan langsung menarik ujung rambut Galena, hal itu berhasil membuatnya meringis kesakitan.

Tanpa membuang waktu, Galena meraih tangan Agam lalu memutarnya hingga Agam meringis kesakitan. Galena menatap ke 3 lelaki di hadapannya ini dengan murka.

"Lo bertiga! Cowok gila yang pernah gue temui. Gue gak takut sama kalian, jadi lebih baik kalian cari orang lain yang lebih pantas untuk di bully! Lo semua gak punya akal tau gak ngelakuin hal gak bermutu kayak gini? Malu sama umur, lo semua udah 17 tahun!" amuk Galena, meluapkan segala kekesalannya yang sudah di pendamnya sejak tadi.

Galena merasakan sepatunya basah, seseorang berhasil membuat sepatunya basah kuyup. Di bacalah name tag perempuan yang telah menyiram sepatunya itu dengan air.

Anatasya Guinea.

"Ini akibatnya kalau lo ngelawan," ujar Ana seraya tersenyum picik.

Galena menghela napasnya. "Lo semua udah SMA kan? Udah kelas 12 kan? Umur 17 tahun kan? Gak punya akal banget sih ngelakuin hal bodoh kayak gini. Siapa yang nyuruh lo semua ngelakuin hal yang gak bermanfaat kayak gini?" tantangnya.

"Di sini, kenapa? Ada masalah?" Vano tiba-tiba muncul dari belakang Galena.

Galena menatap bengis Vano, Austin, Agam, Kelvino, dan Ana. Astaga, ia benar-benar muak saat ini. Mata Galena menyapu koridor lantai 3. Mengapa semua orang hanya melihatnya saja seperti menonton televisi? Toh sama saja kan sebenarnya, mereka juga tidak lebih tua dan mereka semua juga adalah anak XII. Ia tahu, jika lantai 3 khusus untuk anak XII dan lantai 4 khusus untuk ruang keperluan lainnya.

"Lo kasih tahu teman-teman lo itu jangan pernah ganggu ketenangan gue," Galena menatap Vano dengan serius.

Vano menjentikan jarinya. "Oke guys, kita jahili cewek ini selama 1 minggu." Putus Vano seenak jidatnya, Galena membelakakan matanya tak percaya.

Setelah Vano mengatakannya, mereka berenam pergi meninggalkan Galena. Sebelum Vano meninggalkan Galena lelaki itu membisikan sesuatu. "Have a nice day, baby."

Galena menggerutu kemudian bergegas pergi ke kamar mandi karena koridor semakin ramai. Yang paling di bencinya dari semua ini adalah saat air mengenai sepatunya membuat kakinya semakin merasa tak nyaman.

Tak heran jika pukul 7 lebih murid SMA Merdeka jika masih berkeliaran di mana-mana. Hari pertama sekolah di tahun ajaran baru murid-murid masuk pukul 8 pagi, 1 jam lebih lambat dari biasanya. Untung saja hari ini pulang jam 10 pagi karena proses belajar mengajar secara efektif mulai di lakukan besok.

***

Galena berjalan membuntuti wali kelas sepanjang koridor. Kakinya berhenti saat membaca kelas yang akan menjadi kelasnya selama satu tahun terkahir di masa putih abu-abunya. XII IPS-1. Kelas yang tadinya ricuh membahas tentang liburan masing-masing kini menjadi hening saat wali kelas dan Galena masuk ke dalamnya. Tak terlalu hening sih, masih ada beberapa murid yang berbisik-bisik mengenai warga baru di kelasnya.

"Kenalkan ada murid baru pindahan dari SMA Nusa Bangsa. Silahkan perkenalkan diri kamu."

Galena tersenyum tipis, begitu ketara bahwa ia tidak tulus walau hanya memberi seulas senyuman.

"Halo semuanya, saya Galena dari SMA Nusa Bangsa. Salam kenal."

"Hai Galena!" sapa siswa-siswi serempak sebagai formalitas.

"Galena kamu duduk di sebelah Vano, ya karena cuma itu sisa bangku kosong, Vano angkat tangan kamu!"

Lelaki yang sedang menenggelamkan kepala di balik lekukan tangannya, hanya mengangkat tangan kanan tanpa mendongkakkan kepala ketika mendengar namanya disebut. Vano terlalu malas meski hanya sekadar mendongkakkan kepala.

"Makasih bu." Galena menunduk sopan kemudian melangkahkan kakinya mendekati lelaki yang di maksud oleh wali kelasnya.

Langkah Galena terhenti ketika menyadari siapa sosok yang akan menjadi teman sebangkunya di sisa masa putih abu-abunya. Napas Galena tercekat melihat lelaki berpenampilan berantakan, rambut tidak di sisir, kemeja tidak di kancingkan sepenuhnya, tidak memakai dasi dan menggunakan sepatu berwarna merah.

Melihat wajah sok kegantengan itu membuat Galena ingin menenggelamkan dirinya ke laut merah. Siapa lagi jika bukan seseorang yang di panggil "boss" tadi pagi oleh orang-orang yang telah menyambutnya di hari pertama sekolah di SMA Merdeka.

'Sial banget sih gue hari ini,' rutuk Galena kesal dalam hati.

Sementara Vano, yang sebelumnya hendak protes karena bangku kosong kesayangannya akan diisi oleh seseorang, mengurungkan niatnya. Harimau akan bersikap seperti kucing ketika mangsa sudah berada di depan matanya.

'Selamat menikmati sisa hari-harimu murid baru' Vano tidak bisa menyembunyikan senyuman piciknya.

Keinginan Galena hanya satu untuk sisa masa putih abu-abunya. Keinginannya tidak muluk seperti ingin mendapatkan peringkat pertama. Karena Galena hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan di akhir masa putih abu-abunya.

Sepertinya tidak semudah yang ia bayangkan untuk mewujudkan keinginan sederhananya, apalagi setelah bertemu makhluk sok kegantengan bernama Elvano Dasean yang akan memporak-porandakan kehidupnya.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · Sejarah
Peringkat tidak cukup
119 Chs

Bree: The Jewel of The Heal

Brianna Sincerity Reinhart, putri seorang Duke yang mengepalai Provinsi Heal di Negeri Savior. Suatu hari, Bree menyelamatkan seorang wanita yang berasal dari negeri Siheyuan, sebuah negeri yang merupakan negara sahabat kerajaan Savior. Bree membawa wanita tersebut ke kediaman keluarga Reinhart dan malangnya wanita itu mengalami amnesia dan hanya mengingat kalau dia biasa dipanggil Han-Han. Ternyata wanita tersebut memiliki kemampuan pengobatan tradisional yang sangat mumpuni, sehingga Duke Reinhart memintanya untuk menjadi tabib muda di Kastil Heal. Sejak kehadiran Han-Han Bree mulai semangat menekuni dunia obat-obatan dan menjadi lebih terarah. Bree menjadi rajin untuk memperbaiki diri karena ingin mendapatkan keanggunan seperti Han-Han. Di saat Kaisar Abraham, pimpinan negara Savior, mengadakan kerjasama dengan Siheyuan, mereka menerima delegasi yang dikirimkan. Rombongan tersebut dipimpin oleh Tuan Muda Lacey, seorang jenderal perang yang masih muda, tampan, tangguh namun minim ekspresi. Bree langsung menyukai pria tersebut saat pertama kali mencuri pandang pada Tuan Muda Lacey tersebut. Bree yang mempunyai perangai terbuka dengan terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Yue Lacey namun penolakan adalah yang menjadi santapannya. Puncaknya adalah saat Yue Lacey bertemu si anggun dan cerdas Han-Han. Tuan Muda tersebut tidak menutupi ketertarikannya dan itu membuat Bree sangat tersakiti. Haruskah Bree mengalah demi Han-Han yang menjadi sumber inspirasinya? Haruskah dia melepaskan pria idamannya, Yue Lacey? Kisah berawal di provinsi Heal. Apakah nama provinsi ini akan sesuai dengan pengharapannya, penyembuh. Ini kisah lika-liku Bree dalam mencari peraduan cintanya. Kisah ini bukan hanya mengajarkan mengenai mengejar dan mempertahankan cinta karena tingkat tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Siapakah yang akan mengikhlaskan, Bree atau Han-Han?

Pena_Bulat · Sejarah
Peringkat tidak cukup
48 Chs

Pangeran Bertopeng

``` "Itu adalah permainan bertahan hidup." Kekaisaran Alfaros yang agung sedang dalam kekacauan. Pangeran Regan akan kembali dari medan perang setelah empat tahun. Dulu, ia adalah pangeran tercantik di Kekaisaran. Ironisnya, pangeran yang sama hari ini dikenal sebagai Pangeran Bertopeng. Ada cerita yang mengatakan bahwa dia memiliki bekas luka besar di wajahnya, wajah yang dulu sangat tampan. Bekas luka itu begitu mengerikan hingga Kaisar merasa takut saat melihatnya dan mengirimnya kembali ke medan perang. Tapi perang telah usai. Dan ia akan kembali. . . . Memandang mata hijau yang tidak berkedip sekalipun melihat wajahnya yang penuh bekas luka, Regan terkejut sejenak. Pada saat yang sama, ada sesuatu yang berkilat di matanya yang dingin ketika ia melihat betapa tenangnya dia. "Siapa namamu?" "Evelyn, Yang Mulia" "Evelyn..." Regan mengecap nama tersebut di bibirnya. Mata merahnya menatap wajahnya yang sepenuhnya kosong dan dia berkata "Evelyn, kamu akan menjadi budak pribadi saya mulai hari ini." Evelyn terlihat tenang. Namun, seiring waktu berlalu, Evelyn menyadari bahwa Regan menginginkan lebih. Jauh lebih banyak dari yang bisa dia berikan. Dia mencoba untuk menghentikannya. Tapi apa yang akan dia lakukan ketika sang pangeran dengan paksa meletakkan hatinya di tangan dia dan bersikeras untuk mengambil hatinya? Akan kah Evelyn kemudian memilih untuk menjauh atau untuk melanjutkan? Terlebih pada saat ketika horor masa lalunya mengeyani hatinya __________ Kisah ini adalah bagian dari kontes jadi jika Anda menikmati membacanya, silakan dukung untuk mendorong penulis. Sebagai balasan, saya jamin Anda bahwa alur cerita tidak akan mengecewakan Anda karena penuh dengan lika-liku. Cover milik saya. Dibuat oleh: Lay Lee ```

Ada_5253 · Sejarah
Peringkat tidak cukup
291 Chs
Indeks
Jilid 1
Jilid 2
Jilid 3