Yan Mao seorang pembisnis jenius, seorang perawan tua pada usia 30 tahun. Ketika dia dalam perjalanan bisnis. Pesawat yang dia tumpangi mengalami kecelakaan dan akhirnya masuk ke laut. Pada saat itu pesawat penuh dengan air dan pada akhirnya Yan Mao kehabisan napas dan dia mati. Hal yang paling dia sesali adalah dia sangat pemilih dengan pasangan, meskipun dia gay, estetika pilihannya pada pria sangat tinggi. Dia sombong dan akhirnya dia masih perawan. Sungguh sial mati dalam keadaan perawan. Namun Ketika dia berpikir bahwa dia akan berada disurga, pertama membuka matanya, dia menemukan seorang anak kecil menangis memanggilnya Daddy. Setelah mendapatkan ingatan Kembali, dia tercengang. Dia bahkan belum bisa menerima apa itu Ger (pria yang melahirkan) dan bahkan tubuh ini sudah melahirkan putra kembar. Aku ingin pingsan dan mati sekali lagi.
Yan Mao membuka matanya, kepalanya terasa sangat sakit. Pandangannya terus berputar. Dia mendengarkan suara anak kecil menangis. Oh bocah kecil, bisakah kamu berhenti menangis di telingaku. Aku merasa sangat pusing sekarang.
Hantu kecil yang menakutkan. Apakah ini disebut hantu kecil, salah satu neraka yang menyiksa manusia dengan hantu kecil. Tapi tunggu dulu, aku bahkan belum pernah membunuh anak kecil.
Jangankan untuk membunuh, bahkan memukul anak kecil aku tidak pernah, terkecuali putra paman bajinganku, sial, aku selalu ingin mengambil pisau dan membuat mereka seperti babi panggang.
Suara tangisan itu mulai terdengar serak. "Daddy... Wu... Daddy, jangan tinggalkan kami. Daddy tunggu aku besar, aku akan mendorong *Paman Ger gemuk itu ke sungai. Aku akan membuat dia merasakan bagaimana Daddy jatuh ke sungai."
T/n : Paman Ger di sini mengarah pada Daddy orang lain, atau Ger orang lain.
Yan Mao mendengarkan suaranya, oh hantu kecil, bahkan kamu berani menaruh dendam. Oh, bagus, aku mendukungmu.
Lalu tangan Yan Mao bergerak. Anak kecil itu merasakan tangan Daddy-nya bergerak. Dia menggunakan pakaiannya yang kotor dan ada banyak tambalan disana. Dia menggosok matanya karena pakaiannya berdebu, matanya menjadi kotor.
"Daddy... Daddy bangun.."
Yan Mao merasa sakit kepalanya terasa lebih baik. Dia menatap kearah sumber suara. Dia menemukan seorang anak kecil dengan wajah penuh debu. Anak kecil ini begitu kurus, lihat wajah kecilnya ini tulang pipinya terlihat sangat jelas.
"Dimana ini?" suara serak Yan Mao segera terdengar di telinga anak itu. Anak kecil itu segera berbicara. "Daddy, Daddy, ini di rumah, Paman Ger Tong membantu Daddy saat jatuh ke sungai. Paman Ger Tong mengatakan akan memanggil dokter."
Ketika Yan Mao mendengarkan ucapan anak ini, dia menatap kearah langit-langit. Ini jelas rumah yang tidak layak huni. Lihat, dia bahkan melihat bahwa ada banyak bocoran pada Jerami rumah ini. Jika hujan, ini pasti akan banyak bocor.
"Daddy, kamu lapar?"
Yan Mao tidak lapar, hanya saja bajunya basah. Tapi Ketika anak kecil itu bertanya, kebetulan perutnya berbunyi. Anak kecil itu segera berdiri. "Daddy, aku akan pergi mengambil bubur. Daddy tunggu disini."
Yan Mao belum berbicara, namun anak kecil itu sudah pergi meninggalkannya. Yan Mao kembali membaringkan tubuhnya. Wajahnya mengadap langit-langit kamar. Sungguh hidup yang sangat miskin.
Yan Mao adalah pembisnis jenius, tentu saja, dia kaya raya. Alasan kenapa dia mengambil pesawat kelas biasa. Pada saat itu dia buru-buru ingin cepat pulang dan akhirnya memilih kelas biasa.
Siapa yang tahu bahwa dia harus mati di dalam pesawat. Pada saat itu, dia pasti akan tidur dengan pria-pria berambut pirang dan bermata biru itu. Meskipun bukan seleranya, namun setidaknya tubuh mereka sesuai dengan estetika Yan Mao.
Sayang sekali, sungguh penyesalan yang datang terlambat.
Ketika Yan Mao memejamkan matanya, dia segera menerima ingatan tubuh ini. Sepertinya rasa pusing yang berlebihan itu adalah penyesuaiannya pada tubuh ini. Lalu sekumpulan ingatan langsung menyerang tubuh ini.
Tubuh ini bertama Yan Mao juga, dia berasal dari keluarga Yan. Keluarga Yan sangat miskin, tubuh ini pada usia 14 tahun, namun tidak ada yang melamarnya. Kebanyakan Ger pada usia 12 tahun akan ada pelamar ke rumah mereka.
Namun Yan Mao masih belum menerima pelamar manapun. Ada juga pelamar yang datang pada usianya ke 14 tahun, namun pelamar itu dari desa yang cukup jauh darinya. Keluarga Yan, meskipun miskin, mereka tidak ingin jauh dari putra mereka.
Masih banyak pemuda desa yang belum menikah, mereka berharap putra mereka menikah dengan pemuda desa. Namun kecelakaan terjadi, Yan Mao ketahuan tidur dengan Suami tubuh ini, Song Tianchen.
Song Tianchen adalah pemuda yang paling tampan di desa ini. Meskipun keluarganya miskin, namun Song Tianchen adalah pekerja keras dan tampan. Tentu saja banyak yang ingin melamarnya.
Sampai pada suatu hari, Ger cantik dari keluarga kaya di kota ingin melamarnya. Awalnya Song Tianchen tidak mau, namun Daddy tirinya terus memaksanya karena Ger itu akan memberikan mahar sebanyak 20 tael perak.
Keluarga terus memaksa Song Tianchen untuk menikah, pada akhirnya Song Tianchen akan menikah dengannya. Sayang sekali, ada Tuan Muda yang menggagumi Ger cantik itu. Dia mendengar bahwa Ger itu akan menikah dengan pria desa.
Dia segera mengejek, pada akhirnya dia ingin menjebak Song Tianchen. Pada saat itu, dia membuat Song Tianchen pingsan, lalu dia mencari seorang Ger dan kebetulan bertemu dengan Yan Mao.
Yan Mao di pukuli dan pingsan. Lalu keduanya dibawa ke semak-semak. Song Tianchen tidak mengenakan pakaian dan Yan Mao mengenakan setengah terbuka. Lalu keduanya didekatkan seolah-olah mereka melakukan hal seperti itu.
Tuan Muda itu segera mengatakan sesuatu pada penduduk, kemudian beberapa penduduk langsung datang ke tempat itu. Mereka menemukan perselingkuhan Yan Mao dan Song Tianchen. Para penduduk langsung marah.
Ketika Ger itu mendengarkan berita Song Tianchen, dia segera marah dan memutuskan pertunangannya. Segera keluarga Song harus membayar 20 tael perak. Keluarga Song sangat marah saat itu.
Yan Mao dan Song Tianchen tidak bersalah, namun dimata penduduk mereka sudah berselingkuh. Keluarga Yan bersedih, dia meminta Song Tianchen untuk meminta dengan tulus menikahi Yan Mao.
Song Tianchen tahu bagaimana karakter Yan Mao, dia bahkan tidak ragu-ragu menikahinya. Ini membuat keluarga Song semakin marah, Ketika mereka selesai menikah, keluarga Song mengusir Song Tianchen dan Yan Mao.
Tanpa uang dan rumah, bagaimana mereka bisa hidup. Lalu pada akhirnya, Song Tianchen pergi dari rumah Song ke rumah Yan. Meskipun rumah Yan kecil, setidaknya untuk bertahan sementara waktu.
Yan Mao hamil ketika pernikahan mereka ke empat bulan. Orang-orang berpikir bahwa Yan Mao akan hamil secepatnya, namun ketika Yan Mao menjelaskan kebenaran pada orang tuanya, ceritanya hampir sama dengan Song Tianchen.
Kedua orang tuanya tahu bahwa putra mereka di fitnah. Namun mereka tidak mengatakan apapun. Song Tianchen bekerja sangat keras, setelah putra kembarnya lahir, mereka pindah rumah. Mendapatkan putra kembar adalah suatu berkah.
Orang dulu percaya putra kembar mendatangkan kekayaan. Semua keluarga iri pada Yan Mao dan Song Tianchen. Namun ketika negara mengalami perang, keluarga Song Tianchen cukup menyimpan uang untuk membayar kemiliteran.
Setiap keluarga harus menyerahkan 3 tael perak jika tidak ingin keluarga mereka menjadi tantara. Namun 3 tael itu terlalu mahal. Banyak keluarga miskin harus menyerahkan anggota pria untuk pergi ke kemiliteran.
Pada saat itu, keluarga Song tidak ingin mengeluarkan uang dan memaksa Song Tianchen untuk membayarnya. Namun Song Tianchen menolak, karena dia tidak punya uang lagi. Dia sudah membayar kemiliteran untuk dirinya sendiri.
Namun ayahnya terus memaksa dibawah desakan Daddy-nya. Sampai Song Tianchen tidak tahan lagi. Daddy kandung Song Tianchen sudah mati ketika Song Tianchen berusia 2 tahun. Setahun kemudian, Ayah Song menikah dengan Ger desa lain.
Ger ini awalnya cantik dan lembut, namun setelah dia menemukan dirinya hamil. Sikapnya sangat berubah, meskipun dia tidak berani menyakiti Song Tianchen secara langsung, namun dia suka menyalahkan Song Tianchen.
Bahkan Song Tianchen hampir mati dibawah pukulan ayahnya. Karena Daddy tirinya mengatakan bahwa Song Tianchen lah yang mencuri uang tabungan mereka. Jika Paman Ger Song tidak datang, dia mungkin akan mati.
Song Tianchen akhirnya pergi ke kemiliteran, dia menggantikan saudaranya yang Muda 2 tahun darinya. Karena usia kemiliteran, dia akhirnya ikut perang. Ini adalah putra pertama Daddy tiri. Tentu saja dia tidak akan membiarkan putranya ke militeran.
Dia hanya perlu menyerahkan Song Tianchen ke kemiliteran. Song Tianchen harus pergi ke kemiliteran, beberapa keluarga harus menangis. Karena ini seperti mengirim keluarga mereka pada kematian.
Banyak keluarga rela menjual tanah mereka demi membayar uang kemiliteran, jadi yang masuk ke kemiliteran adalah orang 6 termasuk Song Tianchen.
Satu tahun kemudian, berita tentang perang dan beberapa korban dan hilang. Pada saat itu, kelima pemuda dan Song Tianchen tidak di temukan dimanapun. Dan status mereka tidak mati. Hanya saja, beberapa keluarga yang sudah menantikan kedatangan mereka.
Perlahan-lahan mereka kehilangan harapan. Para penduduk yang mendengar berita dengan Song Tianchen dan kelima pemuda lainnya, mereka percaya bahwa keenam orang ini sudah meninggal.
Ketika Daddy Song mendengar berita ini, dia semakin menjadi tidak bermoral pada Yan Mao. Dia bahkan mengambil barang yang terlihat baik dikeluarga Yan Mao. Sampai akhirnya pada hari ini.
Yan Mao menolak memberikan rumahnya. Mereka bertengkar, pada saat itu Daddy Song mendorongnya ke sungai. Untungnya seorang Ger Bernama Tong melihat kejadian itu, Daddy Song ketakutan dan melarikan diri.
Ger Tong memanggil penduduk dan meminta tolong, akhirnya Yan Mao berhasil diselamatkan dari sungai, sayang sekali dia sudah meminum banyak air. Seharusnya ketika Yan Mao dibawa ke tepi sungai, dia memiliki napas yang lemah.
Beberapa penduduk merasa kasihan padanya, Yan Mao dibawa ke rumahnya dan Ger Tong membantunya mengganti pakaiannya. Setelah itu dia berlari keluar hanya untuk mencari dokter. Yan Mao yang asli sudah meninggal ketika Ger Tong meninggalkan rumahnya.
Pada saat ini adalah Yan Mao dari masa depan. Anak kecil masuk dengan nampan berisi dua mangkuk. Yang satu adalah mangkuk bubur dan yang lainnnya adalah mangkuk sayuran liar.
Anak kecil itu baru berusia 4 tahun. Karena mereka sangat kurus, mereka terlihat baru 3 tahun. Anak itu tersenyum, "Daddy makan bubur."
Ketika anak kecil itu memberikan apa yang disebut bubur. Itu hanyalah nasi yang di rendam dengan air. Yan Mao menatap kearah anak kecil dan menatap mangkuknya. Dia bahkan bisa melihat bayangannya sendiri di mangkuk bubur itu.
Yan Mao berbisik didalam hatinya, oh bocah kecil, kamu menganggap ini adalah bubur. Sungguh, ini bubur. Bukan nasi yang direndam dengan air.
Di masa kehidupan suksesnya, dia menikmati bubur paling halus dengan irisan daging didalamnya. Terkadang jika bubur itu tidak halus, dia akan memarahi pelayan. Sungguh, ini adalah nasi yang direndam dengan air.
Apakah ini karmanya karena memarahi pelayan?
Ketika anak kecil itu menatap kearah Daddy-nya. Dia bertanya. "Daddy hanya memasak ini sebelum pergi ke landang hari ini. Jadi kita hanya punya ini di rumah."
Yan Mao mau tidak mau merasa kasihan. Sungguh kehidupan yang sangat miskin, dia dulu bahkan bisa membeli tas Hermes, pakaian Guchi, jam tangan brand. Lihat dirinya sekarang hanya makan nasi yang direndam dengan air.
Yan Mao menganggukkan kepalanya. Dia mengambil sendok dan memakan bubur. Dia mengigit pertama dan menemukan bahwa ini tidak terasa sama sekali. Namun Yan Mao sama sekali tidak berbicara.
Dia makan sayur liar, rasanya agak pahit. Sayang sekali ini hanya di rebus, bahkan tidak ditambah apapun didalamnya. Dia makan beberapa suap dan akhirnya menyelesaikan makannya. Anak kecil itu menatapnya.
"Daddy tidak makan banyak?"
Yan Mao menggelengkan kepalanya. "Tidak, Daddy sudah kenyang. Kamu makan!"
Anak kecil itu menatapnya bingung, lalu dia menghabiskan bubur dan sayuran liar itu. Ketika Yan Mao melihat ini, dia benar-benar merasa simpati. Lihat anak ini, dia bahkan bisa makan dengan lahap. Bahkan makanan tanpa rasa sekalipun.
"Daddy, didi sedang pergi mencari bantuan."
Setelah dia mendapatkan ingatannya, dia hanya menemukan bahwa dia memiliki anak kembar. Lalu yang bersamanya adalah yang tertua. Yang kecil sedang meminta bantuan untuknya. Di dalam kehidupannya sebelumnya.
Dia tidak pernah berfikir bahwa dia akan memiliki putra, namun ketika dia sampai di sini, tuhan memberinya putra kembar. Apakah ini hadiah karena dia mati perawan?
Tidak hanya putra kembar, dia bahkan bisa melahirkan lagi. Lalu Yan Mao memegang dagunya. Lalu dari mana putranya ini lahir? Krisan? Sungguh, tidakkah itu akan menyakitkan?
Putranya menatap kearah Daddynya, entah kenapa dia memberikan perasaan yang berbeda. Biasanya Daddy-nya akan menangis dalam diam. Meskipun dia tidak suka menangis didepan orang, namun hanya dia yang tahu bahwa Daddy-nya selalu menangis dalam diam.
"Daddy?"
"Oh... apa?"
Yan Mao sibuk dengan pikirannya, namun Langkah kaki seseorang segera masuk. "A-Mao, aku membawa dokter tua."
Lalu putranya segera tersenyum. "Paman Ger Tong akhirnya membawa Lao Chen."
Paman Ger Tong segera mengusap kepalanya. "Kamu menjaga Daddy-mu dengan baik."
Wajah anak kecil itu memerah. Dokter duduk di tempat tidur Yan Mao. Dia melihat bahwa Yan Mao sudah duduk. Bagaimana Ger Tong mengatakan dia sekarang. Apakah dia berbohong agar mereka cepat ke rumah Yan Mao?
Dokter melihat kearah Yan Mao. Dia menatap bahwa orang ini terlihat lebih baik, tidak seperti orang sekarat. Dokter Chen adalah pria tua yang baik hati. Dia terkadang tidak pernah meminta bayaran mahal pada orang miskin.
Dokter Chen dan suaminya, adalah orang yang tahu pengobatan. Bahkan sang Istri adalah dukun persalinan. Dia juga membantu banyak Ger melahirkan. Dokter Chen berbicara. "Berikan tanganmu, aku akan memeriksanya."
Yan Mao mengarahkan tangannya, lalu dokter Chen dengan tangan yang sudah sedikit keriput. Dia memegang nadi Yan Mao. Pria itu bergumam, woah akhirnya aku melihat bagaimana orang tradisional memeriksa kesehatannya, jika aku kembali lagi ke dunia nyata, aku mungkin akan menceritakan semuanya pada teman-temanku.
Lihat tangan keriput ini, bisakah dia benar-benar memeriksa nadiku? Terlihat seperti dokter bermatabat. Yah, apapun hasilnya mungkin akan baik.
Dokter Chen melepaskan jarinya. Dia tersenyum. "Kondisi Ger Yan benar-benar baik. Tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Jangan khawatir, kamu hanya perlu meminum obat agar tubuhmu tidak masuk angin. Meskipun ini musim semi, air sungai pastilah masih dingin."
Ger Tong mendengarkan ucapan dokter Chen, dia merasa gela. Sungguh kejadian Yan Mao ini benar-benar menakutinya. Bagaimanapun, dia benar-benar ketakutan. Mereka adalah tetangga, dia tahu sikap Yan Mao.
Ger yang baik dan lembut, dia tetangga yang ramah. Terkadang Ger Tong akan membagi beberapa makanan untuk mereka makan. Mereka berdua menjadi sangat akrab.
"Dokter Chen, terima kasih banyak. Berapa biaya obatnya, aku akan membayarnya."
Dokter Chen menggelengkan kepalanya. "Ini hanya beberapa obat masuk angin, bukan barang yang mahal."
Ger Tong segera memberi 15 sen, "Dokter Chen, jangan terlalu rendah diri. Ini uangku mungkin kecil, jika kurang, aku akan mengambilnya di rumah."
Dokter Chen tersenyum. "Ini sangat cukup. Lebih dari cukup. Kalau begitu, aku akan kembali ke rumahku."
Ger Tong segera membawa dokter Chen, dia mengantarkan sampai ke pintu rumah. Dia menutup pintu pagar dan masuk ke dalam. Dia menatap kearah putranya yang berada dipelukan Yan Mao.
"A-Mao, bagaimana kabarmu?"
Yan Mao menatapnya, pria didepannya ini adalah Ger. Terlihat jelas bahwa ada bunga pada dahinya. Dibandingkan dengan Yan Mao, bunga Ger Tong lebih terang. Meskipun penampilannya tidak cantik. Namun dia cukup populer dan memiliki banyak pelamar sebelumnya.
Dibandingkan dengan Yan Mao, pria ini terlihat lebih kuat. Yan Mao sangat kurus dengan wajah sangat biasa. Pakaiannya bahkan memiliki banyak tambalan. Sungguh, setelah Song Tianchen pergi kemiliteran, dia menjadi tulang punggung keluarga.
Mertuanya memeras dia sampai kering, bahkan Ger Tong akan bertengkar dengan Daddy Song. Yan Mao menatapnya dan tersenyum. "Tong Ge'er terima kasih atas bantuannya, aku akan membayar uangnya."
Ger Tong menggelengkan kepalanya. "Apa yang kamu katakan? Itu hanya uang kecil, suamiku bekerja di kota dan punya penghasilan tetap. Setidaknya kami bisa makan lebih baik. Baiklah, Dabao pergilah ke rumah ambil daging Bersama Paman Ger oke?"
Dabao menganggukkan kepalanya. "Terima kasih banyak Paman Ger. Jika Dabao besar, Dabao akan membalas kebaikan Paman Ger."
Ger Tong tertawa, "Ya, Paman Ger akan menunggumu besar. Paman Ger punya Ger di rumah, kamu harus menikahinya."
Ketika Dabao mendengar ini, dia segera malu. Ger yang di katakan oleh Ger Tong adalah anak keduanya. Itu berusia sama seperti Dabao dan Erbao. Karena penampilannya lebih bersih, dia tampak cantik. Dibandingkan dengan Dabao maupun Erbao.
Ketika Paman Ger Tong mengatakan pernikahan, Dabao tidak bisa menahan diri untuk memerah. Yan Mao yang melihat penampilan Dabao, dia segera tercengang. Bocah, berapa umurmu? Sungguh dunia ini benar-benar menakutkan, bahkan bocah berusia 4 tahun sudah memikirkan pernikahan. Ketika itu aku, aku bahkan masih minum susu.
Ger Tong tertawa. "Kamu benar-benar lucu. Kamu menjaga Daddy-mu dengan baik. Dimana Erbao?"
Dabao menatap kearahnya. "Erbao sedang mencari bantuan, tapi dia sudah lama sekali tidak kembali. Aku akan mencarinya setelah ini."
Tidak lama kemudian, suara Langkah kaki kecil masuk ke dalam kamar. "Daddy."
Erbao datang bersama dengan orang tua Yan. Mereka mendengarkan berita tentang Yan Mao yang jatuh ke sungai, mereka segera marah dan cemas. Mereka bahkan menghentikan pekerjaan di ladang mereka karena cucu mereka berlari memberitahu mereka.
Tanpa pulang ke rumah, mereka segera pergi ke rumah Yan Mao. Ketika mereka datang, Dabao berada di pelukan Yan Mao dan Erbao yang datang, segera menangis dipelukan Yan Mao.
"Daddy... Wu... Daddy..."
Yan Mao tidak bisa menahan perasaan kasihan, meskipun dia bukan orang tua asli tubuh ini. Dia masih menghibur keduanya. "Jangan menangis, Daddy tidak meninggalkan kalian. Lihat Daddy, aku masih di sini."
'Paman Ger gemuk itu sangat kejam, Wu... aku akan melemparkannya ke sungai suatu hari nanti..." Erbao segera menangis dipelukan Yan Mao. Tidak hanya Dabao yang memiliki pemikiran sama, Erbao juga. Telepati antara kembaran itu memang kuat. Mereka bahkan memiliki pemikiran yang sama.
Daddy Yan segera menatap putranya, "Mao er, bagaimana kabarmu?"
Yan Mao menatap pria yang lebih lembut dan tanda bunga di dahinya. Ini pasti Daddy Yan Mao yang asli. Yan Mao menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Daddy tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja,"
Daddy Yan menangis sedih sampai matanya memerah. "Song gemuk itu sangat kejam, aku akan membawakan cangkul untuk memukulinya."
Yan Mao merasa bahwa Ger didepannya ini sangat ganas. Bukankah Ger itu sangat lembut, namun Daddy tubuh ini bahkan akan membawakan cangkul Ger lain. Benar-benar tidak terbayangkan.
Ayah Yan memegang bahunya. "Kamu harus tenang, Mao er baik-baik saja sekarang. Jangan membuat keributan."
Daddy Yan segera marah. "Bagaimana aku bisa tenang, Song gemuk itu mendorong putraku ke sungai. Itu menantunya, Mao Er-ku sangat malang, bahkan setelah suaminya pergi, dia harus bekerja keras membesarkan cucu-cucumu. Bagaimana Song gemuk itu memperlakukan putramu dan cucu-cucumu."
Daddy Yan sangat marah, dia bahkan lebih sedih. Sungguh putranya yang malang. Ayah Yan juga marah, namun dia tidak ingin membuat keributan. Erbao segera marah. "Tunggu aku besar, aku akan mendorong Paman Ger gemuk itu ke sungai."
Ger Tong segera mencubitnya, "Apanya yang Paman Ger gemuk. Dia adalah Kakek Germu."
Erbao marah. "Dia bukan Kakek Ger kami, Kakek Ger kami adalah Kakek Ger Yan dan kakek adalah kakek Yan."
Daddy Yan merasa sedikit bangga. Lalu mengutuk Daddy Song. "Bah, Song gemuk tidak pantas menjadi Kakek Ger dari cucuku. Jika penduduk tidak mengetahui masalah itu, aku lebih baik menikahkan Mao Er-ku dengan pria miskin. Itu lebih baik."
Ger Tong hanya diam. Setelah Song Tianchen menghilang, tidak ada kabar sedikitpun. Semua orang menganggap Song Tianchen mati. Jadi mereka tahu bahwa Yan Mao adalah janda.
Yan Mao terdiam mendengarkan ucapan mereka. Yah, lebih baik sendiri dan membesarkan anak-anak. Selama dia punya uang sedikit, dia akan mencoba berbisnis disini. Bahkan sebelumnya dia juga memulai dari bisnis kecil.
Yan Mao melihat bahwa kedua putranya memeluknya dengan erat, ada jejak kecintaannya pada anak-anak. Dia tidak bisa menahan diri untuk menggosok kepala mereka.
"Dabao, Erbao, setelah ini ayo bekerja keras bersama. Kita pasti hidup lebih baik lagi."
Dabao dan Erbao segera menganggukkan kepalanya. "Dabao dan Erbao akan mengikuti apapun perintah Daddy. Selama Daddy tidak meninggalkan kami berdua."