webnovel

Cinta Sang Lycan

Penulis: jikanyotomare
Fantasi
Lengkap · 395.6K Dilihat
  • 421 Bab
    Konten
  • 4.9
    11 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

tagar
7 tagar
Chapter 1PROLOGUE

Di dunia astral.

Seorang wanita dengan kecantikan yang memukau sedang berdiri diatas sebuah kereta kuda putih. Rambutnya yang halus, panjang dan bergelombang dihiasi dengan sebuah mahkota bulan sabit. Gaun emas yang dia kenakan berkilau di dalam kegelapan malam dan badannya memancarkan cahaya redup sinar bulan.

Dia adalah Selene, sang Dewi Bulan.

Di hadapan matanya yang bersinar terang adalah tiga Lycanthropes(1) dengan tubuh yang besar dan kokoh, dimana tubuh mereka ternodai oleh luka sayatan yang buruk, memar dan lebam. Mata mereka adalah sewarna darah. Dengan warna merah yang diselubungi oleh kebencian dan kemurkaan.

Walaupun kemampuan mereka untuk sembuh sangat mengesankan, tapi racun telah membuat proses penyembuhan mereka melambat.

"Ini bukanlah sebuah akhir…" Suara Sang Dewi Bulan bergema di dalam kepala mereka, berdering seperti instrument misterius.

Di sekeliling mereka adalah bukti dari peperangan, bangkai- bangkai monster bergelimpangan di atas tanah bersama dengan darah mereka yang mengalir seperti sungai…

Burung pemakan bangkai terbang di udara dengan mata mareka yang gelap, sewarna dengan bulu- bulunya.

"Tujuh monster masih hidup di luar sana, lemah, tapi tetap hidup." Sang Dewi bulan melanjutkan.

Dia melihat kebawah, kepada ketiga saudara Lycanthropes yang menggeram di tanah. Pada saat ini, mereka telah berubah bentuk kembali dalam wujud manusia. Wajah mereka terlapisi oleh darah dan sangat sulit untuk dikenali.

"Kami tidak peduli!" Jedrek Donovan berteriak keras. Dia sudah cukup muak dengan makhluk surgawi dihadapannya, seorang Dewi atau bukan.

"Kamu akan peduli." Sang Dewi Bulan berkata dengan khidmat.

Torak Donovan berdiri di atas kakinya yang gemetar. Dia melengkungkan bibirnya, membentuk sebuah senyuman licik. "Berani sekali," dia berkomentar dengan suaranya yang kasar. "Kami sudah selesai dengan semua ini."

Peperangan antara Lycanthropes dan monster yang berlangsung selama bertahun- tahun, telah menghasilkan banyak korban di antara kedua belah pihak dan makhluk- makhluk lainnya di seluruh kehidupan terrestrial(2) ini.

Salah satunya yaitu kepunahan dari para Malaikat Penjaga. Makhluk paling rapuh, tapi memiliki kekuatan jiwa yang luar biasa. Kematian mereka diperuntukkan sebagai pengorbanan untuk membelenggu kekuatan para monster.

Jedrek merasa sudah cukup berurusan dengan Sang Dewi Bulan. Dia tidak mempedulikan kehadirannya lagi dan berjalan menjauh darinya.

Melihat Jedrek telah pergi, kedua adik laki- lakinya, Torak dan Kace Donovan, mengikuti langkahnya.

Mereka melangkah di atas tubuh- tubuh monster di bawahnya untuk segera pergi dari area peperangan ini. Campuran aroma darah dan kematian yang menusuk indera penciumannya, membuat mereka jijik.

Tanpa mempengaruhi tindakan dan jarak diantara mereka, suara Sang Dewi Bulan masih saja bergema di dalam kepala ketiganya.

"Hydra akan bangkit kembali suatu hari nanti, dan kamu butuh menempatkan mereka kembali ke Tartarus(2)." Suara Selena mengetuk gendang telinga mereka, tidak peduli seberapa jauh jarak yang mereka tempuh. "Tanpa para Guardian Angel(3), kalian tidak bisa melakukan apapun."

Torak mendengus. Kekuatan para Guardian Angel lah yang telah membelenggu para monster, dan sekarang, karena mereka telah lenyap, tidak ada yang dapat Selene lakukan untuk menghadapi kebangkitan para monster tersebut.

"Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka."

"Pelindung?!" Jedrek membentak. Pada akhirnya, dia berhenti melangkahh dan membalik badannya untuk melihat kepada sang Dewi Bulan dari jarak yang sangat jauh, matanya berkilat dengan warna merah kemarahan. Monster di dalam dirinya sedang murka.

Mereka bertiga telah di kutuk oleh Selene karena tindakan kebuasan tindakan mereka untuk mendapatkan kekuatan mutlak dan otoritas.

Sang Dewi Bulan tidak mengkaruniai ketiganya dengan pasangan jiwa mereka sebagai bentuk hukuman dari kekejamannya dan memaksa mereka untuk terlibat di dalam perang mematikan dengan para monster.

"Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!" Torak bertanya dengan tidak percaya. "Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?"

Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan.

"Tidak, kamu tidak akan melakukan itu." Selene berkata dengan sangat sabar. "Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun."

Jedrek tertawa dengan sangat kerasa saat mendengar hal ini. Mereka tidak peduli akan kebangkitan para monster, karena sekalinya para monster itu melintasi wilayah kekuasaannya, dengan atau tanpa para Guardian Angel, dia akan merobek tubuh mereka.

"Aku akan menjadi makhluk terakhir yang mereka lihat apabila aku menemukannya." Jedrek merujuk pada Guardian Angel dan para Monster.

Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara.

"Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian."

***

Keterangan:

(1)Lycanthropes: humanoid, sejenis werewolf (manusia serigala) hanya saja lebih kuat, buas dan pintar.

(2)Tartarus: Neraka (dalam bahasa Yunani).

(3)Guardian Angel: Malaikat Pelindung.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Javanese Freislor

"Sadarlah, Breckson! Kau tidak akan bisa hidup bersamaku! Sekalipun aku mencintaimu, tapi aku tahu kedudukan kita berbeda!" pekik Freislor. "Aku tidak peduli itu, Freis!" Breckson menjawabnya dengan nada tinggi. Freislor, sosok perempuan yang memiliki tugas tersendiri untuk menemukan sosok Grendolfin, seorang dewi yang diutus ke bumi untuk mengadili suatu perkara. Ia bertemu dengan sosok Breckson, salah satu pemimpin Negara Zavrainz yang digadang-gadang menjadi pusat peradaban dunia. Pertemuan mereka diawali dengan kejadian tragis. Di mana Freislor merupakan salah satu kaum buangan dari beberapa negeri. Ia memperjuangkan para penduduknya untuk diberikan tempat tinggal di Negara Zavrainz sekalipun dia mendapat hinaan dan pembulian dari para warga. Beberapa tahun setelahnya, dia melanjutkan misi untuk mengalahkan Tuan Reos. Pada akhirnya, Breckson, Freislor dan Tuan Krapolis berkelana ke masa lalu, masa depan dan kematian untuk menemukan Grendolfin. Di sana, mereka mendapatkan beberapa pengetahuan baru mengenai Hasta Brata yang berasal dari kaum Jawa. Tak hanya itu, dia mendapatkan teka-teki baru yakni dengan permainan angka dan waktu yang terdiri dari satu, tiga dan juga lima. Hal itu diperjelas dengan sebuah puisi yang dibuat oleh ayahnya. Satu kali satu, aku berlari Dua kali satu, aku berputar Tiga kali dua, aku berhenti Tunggu dulu, sepertinya aku salah langkah Ku putar langkahku sebesar tiga puluh derajat ke kiri Ku dapati sebuah garis panjang yang mengarah ke suatu tempat Dihiasi cahaya bermandikan gemerlap bintang Aku dan kamu menjadi kita Selama perjalan, mereka juga mendapatkan kunci untuk mengalahkan Tuan Reos dari adanya petunjuk Serat Joyoboyo. Tak hanya itu, dia juga menemukan jati dirinya sebagai pemimpin di sebuah negeri. Breckson akhirnya sempat menyatakan cinta kepada Freislor. Namun, kisah cinta itu berubah setelah bertemu dengan Poresa. Ditambah lagi, beberapa kitab kuno menyebutkan bahwa hidup Freislor hanya sebatas hitungan angka dan waktu. Lantas, bagaimanakah dengan misi mereka? Akankah mereka berhasil membunuh Tuan Reos? Bagaimana dengan kisah cinta Freislor? Siapa yang akan dia pilih?

Rainzanov_words · Fantasi
5.0
351 Chs

Lalita My Love

Lardo menarik Lalita dan melumat bibir Lalita, jangan pernah mencobanya, karena bibir ini milikku, kau mengerti. "Lalita mengangguk". "Apa.......!!!", pekik Lalita sadar dengan apa yang ia lakukan. "Lardo hanya menatap datar keterkejutan Lalita. "Bagaimana anda bisa bisa masuk ke dalam toilet wanita sir?, Lalita menoleh ke kiri dan ke kanan, bagaimana kalau ada yang melihat anda disini?, Ini perusahaanku Lalita, aku bebas berada dimanapun aku suka, Lardo mengelus bibir Lalita, aku menginginkannya lagi, Lardo menarik dagu Lalita, menyatukan bibir mereka, Lardo menghisap bibir Lalita membuat Lalita mengerang pelan. Ini benar-benar nikmat, Lardo memperdalam ciumannya Lalita merasakan jantungnya berdegub sangat kencang, kakinya lemas seakan tidak bertulang, Lardo masih melumat bibir Lalita dengan rakus, satu tangan Lardo menahan pingang Lalita, entah sejak kapan Lalita mengalungkan keduan tangannya di sekeliling leher Lardo. Ikuti gerakan yang aku lakukan di dalam mulutmu Lalita, bisik Lardo di telingah Lalita ini akan sangat nikmat sayang, Lardo mengecup rahang Lalita sebelum kembali melumat bibir Lalita dengan lebih lembut dan lambat, Lardo ingin Lalita ikut menikmati tautan bibir mereka. Uuhhhh.....Lalita mengerang lembut, Lalita ikut mencicipi bibir Lardo, bibir Lalita dengan lembut mengikuti gerakan bibir Lardo di mulutnya, lidah Lardo membelit lidah Lalita, begitupun dengan Lalita "Kau belajar dengan cepat rupanya, Lardo meraup bibir Lalita kembali mendominasi ciuman mereka, kita harus berhenti sekarang Lalita sebelum aku melakukan sesuatu lebih padamu. Lardo tersenyum melihat Lalita yang menutup matanya, mereka menarik napas dalam-dalam. Aku harus pergi sekarang, Lardo melepaskan kedua tangan Lalita, kemudian mengecup lembut bibir bengkak Lalita. Lalita masih mengatur napasnya, menatap tidak percaya pada pintu yang tertutup. Aku......pikirnya

Berliana_Manalu · Fantasi
Peringkat tidak cukup
70 Chs
Indeks
Jilid 1