webnovel

(In)Sanity

*(R-18)!!! Yuna Akari, Sejak kecil sudah sendiri. Dia selalu sendiri dan tidak pernah ada seorang pun yang ingin bersamanya. Dia selalu di nilai aneh dan sangat Misterius dengan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. Dia di jauhi, Tidak dicintai, dan tidak di pedulikan. Kedua Orang tuanya mencampakkannya. Orang-orang menjauhinya. Membuatnya selalu..Menyendiri. Yuna Akari memiliki masalah Mental yang sudah ada di dalam dirinya semenjak kecil, Yaitu merasakan rasa bosan yang amat cepat. JikaYuna tidak melaksanakan Hobinya setiap waktu yang sudah ia tentukan, Maka Yuna akan..Menjadi…GILA! Dan jika ada yang berani untuk menyakitinya, Yuna juga akan menjadi…GILA! Dari kecil ia sudah memiliki hati yang Kosong, Hampa, yang tidak dapat di isi oleh siapa pun. Lalu, Dia bertemu dengan seorang Malaikat. Seseorang yang dapat mengisi hatinya yang kosong dan hampa. Seseorang yang dapat menenangkan dirinya dari masalah Mentalnya. Tapi jalan untuk mendapatkannya tidak lah mudah. Selalu saja ada seseorang yang ikut campur dengan Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang mendekati Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang menghalangi jalannya untuk mendapatkan Malaikatnya. Dan orang-orang itu membuat Yuna Akari iritasi. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan Malaikatnya. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk menghentikan orang-orang yang mencoba untuk mendekati Malaikatnya. Itupun jika dia harus.. MENYAKITI MEREKA SEMUA! Itupun jika Yuna harus… MEMBUNUH MEREKA SEMUA! ..Mereka tidak punya pilihan lain. ..Malaikatnya Harus menjadi miliknya. ..Menjadi milik Yuna Akari.

FHNorai · Seram
Peringkat tidak cukup
41 Chs

Vol. 2 - CH. 2 - Part Three

!!!WARNING!!!

!!!R-18 CONTENT!!!

!!!YOU HAVE BEEN WARNED!!!

Step! Step! Step!

Aku melangkah secara pelan berusaha mencoba kembali untuk dapat berjalan sambil di bantu oleh Dokter Agase dimana Dokter memegang kedua tanganku dengan kedua tangannya dengan halus.

"Bagus, Yuna. Kau sepertinya sudah dapat mulai berjalan kembali"

Step! Step! Step!

Aku masih terus berusaha untuk berjalan. Sudah sangat lama aku tidak berjalan dengan kedua kaki ku sendiri dan hampir setiap hari aku berbaring di atas kasur tidak melakukan apa-apa.

Kekuatan Zuka memang bukan main. Dia dapat melumpuhkan ku untuk waktu yang sangat lama.

Mungkin karena aku memang memiliki tubuh yang lemah.

Tapi bagaimana dengan semua petarung yang pernah Zuka lawan sebelumnya?

Mereka pasti memiliki kekuatan yang lebih dan tubuh yang lebih baik ketimbang diriku dan pastinya Zuka selalu memenangkan pertandingan melawan mereka.

Aku salut kepada mereka yang dapat bertahan dari serangan Zuka.

Setelah aku selesai melatih otot-otot kaki ku untuk dapat berjalan kembali, Dokter menuntun ku kembali ke kasur dan meminta ku untuk kembali berbaring di atas kasur.

"Tubuh mu memang sangat lemah, Yuna. Setidaknya akhirnya kau sudah dapat berjalan kembali walaupun kau masih kesusahan dengannya"

"Aku sudah dapat berjalan kembali, Dok. Biarkan aku bangun dari tempat tidur dan kembali pada kegiatan ku"

"Tidak. Tidak boleh. Sudah ku bilang sebelumnya kalau tubuh mu ini sangat lah lemah. Kau bahkan berjalan mirip seperti seorang Bayi yang baru saja belajar berjalan"

"Tapi...-"

Dokter Agase menghela nafasnya dalam.

"Baiklah. Jika jalan mu sudah lebih baik besok, Lusa akan ku izinkan kau untuk terlepas dari tempat tidur"

"Benarkah?"

"Tapi kau masih belum boleh sekolah"

"I-Itu...Baiklah. Tidak apa. Setidaknya aku dapat berjalan kembali itu sudah lebih baik"

Aku pun berbaring di atas kasur dengan di bantu oleh Dokter Agase agar aku dapat berbaring dengan nyenyak di atas kasur.

"Aku tahu kau ingin cepat-cepat kembali ke sekolah, Yuna. Kau memang murid yang rajin dan teladan tapi tolong lihat kondisi tubuh mu terlebih dahulu sebelum membuat keputusan. Aku heran apa yang ingin kau cari di sekolah padahal hampir setiap hari kau di bully di sekolah. Dan di sini aku kira sekolah Nishigami itu adalah tempat yang aman"

"Tidak ada tempat yang aman untuk ku saat ini, Dok"

"Dan tidak akan pernah ada"

"Eh?"

Perkataan Dokter Agase membuat ku sangat terkejut.

Apa maksud perkataannya itu?

Aku bisa saja merasa sangat tidak senang atas perkataannya tersebut. Tapi entah kenapa bagi ku perkataan itu adalah hal yang memang sudah sangat jelas untuk kondisi ku selama ini.

Dokter Agase terdiam cukup lama sambil melihat ke arah lain dengan wajahnya yang terlihat tidak merassa bersalah atas ucapannya sebelumnya.

Aku masih terus melihat lurus ke arahnya dengan wajah yang bingung dan bertanya-tanya berkat perkataannya sebelumnya.

"...Aku akan segera kembali. Kau mau makan?"

"T-Tidak. Aku sedang tidak ada nafsu untuk makan"

"Umm..Kalau begitu permisih"

Setelah itu, Dokter Agase langsung pergi begitu saja meninggalkan ku sendirian di dalam kamar. Dokter Agase keluar dari kamar ku dan menutup pintu ku rapat-rapat dan langsung pergi ke lantai satu entah apa yang ingin dia lakukan disana.

Di dalam kamar, Aku kembali memikirkan perkataan dokter yang sebelumnya.

Apa maksud perkataan dokter sebelumnya?

Apa menurutnya, Di dunia ini tidak ada tempat yang aman untuk ku?

Bahkan di rumah ku sendiri?

Aku memang selalu terkena sial tapi aku selalu berharap aku bisa terbebas dari kesialan ini dan memiliki tempat yang aman untuk ku.

Setidaknya dapat ku katakan sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk ku. Aku juga ingin terbebas dari siksaan dan menjalankan hidup yang tenang dan nyaman.

Tapi...

Jika di pikir-pikir kembali..

Mungkin Dokter benar.

Tidak ada tempat yang aman untuk ku..

Bahkan di dunia ini.

Kemana pun aku pergi..

Aku selalu saja terkena sial.

Dulu, Saat aku masih kecil..Aku di culik dan di perkosa padahal umur ku masih sekitar 11-12 tahun waktu itu.

Tapi...

Aku dapat selamat berkat seseorang yang dapat ku sebut sebaia..

Malaikat pertama ku.

Sayangnya..Dia menghilang begitu saja hanya untuk melindungi ku dari kejadian yang sama dan perkataan terakhir yang ia katakan kepada ku adalah "Aku akan selalu ada untuk mu".

Lalu kejadian yang sama terjadi di SMP.

Selain sering jadi bahan Bullyan, Para laki-laki di SMP waktu itu sering menggunakan ku untuk memuaskan nafsu mereka...Dengan cara yang kasar.

Mereka memaksa ku untuk mengikuti kemauan kotor mereka dan mereka melakukan berbagai macam hal kepadaku.

Tapi...

Untungnya, Ada seorang perempuan yang sangat berharga untuk ku yang selalu ada di sana untuk ku.

Aku sangat mencintainya dan sudah ku anggap sebagai 'Malaikat' ku.. Yang kedua.

Aku sangat menghargainya dan selalu berada di sampingnya dan selalu mengikutinya kemana pun dia pergi.

Sampai pada akhirnya aku mengetahui kenyataannya.

Kenyataan yang pahit.

Tapi...

Walaupun begitu.

Aku tetap mencintainya dan aku bahkan sampai sekarang tidak dapat berpisah dengannya.

Itu karena..

Aku Mencintainya!

Dulu, Aku masih tidak begitu berani untuk membunuh orang-orang. Dulu aku hanya baru berhasil membunuh 2 orang dan 2 orang itu adalah 2 orang yang sangat berharga dan penting dalam hidup ku...Seharusnya.

Sampai pada akhirnya aku memahami kalau mereka itu bukanlah apa-apa di hidup ku dan hanya menambah penderitaan ku saja.

Dan pada akhirnya..

Aku singkirkan saja mereka.

Setelah membunuh 2 orang tersebut, Aku belum pernah membunuh orang lain lagi.

Sampai aku naik kelas ke kelas 3 SMP, Di situlah aku baru memahami bagaimana cara kerja untuk menghilangkan rasa bosan ku ini.

Di waktu itu lah aku baru saja memahaminya dan menemukan hobby terbaru ku.

Yaitu...

"Membunuh dan menyakiti orang-orang yang berani macam-macam dengan ku!"

Tapi..

Untuk melakukan itu, Aku membutuhkan sebuah alasan terlebih dahulu dan aku tidak dapat langsung membunuh seseorang begitu saja.

Aku memulai aksi pertama ku dengan menargetkan kepada kumpulan laki-laki di SMP ku dulu yang dulu pernah menjadikan ku sebagai pemuas nafsu mereka.

Aku melakukan berbagai macam cara untuk memancing mereka untuk mau mengikuti ku dan membawa mereka ke tempat yang sunyi atau bahkan ke rumah ku dimana di sana aku langsung membuat mereka tidak sadarkan diri dengan berbagai macam cara perorangnya.

Setelah itu, Aku langsung membawa tubuh mereka yang tidak sadarkan diri itu ke Basement ku.

Aku tidak langsung membunuh mereka melainkan pertama aku mengumpulkan mereka semua di dalam basement ku terlebih dahulu dan mengikat mereka sangat erat di atas kursi kayu.

Aku juga menyiksa mereka perlahan dengan cara menyetrum mereka dengan listrik tegangan kecil setiap waktu yang ku inginkan. Cara yang sama yang ku lakukan kepada Himawari.

Setelah semuanya terkumpul..Di situ lah aku memulai aksi ku. Setidaknya ada 5 orang waktu itu.

Aku menyiksa mereka satu persatu dengan cara perlahan dimana mereka semua melihat adegan penyiksaan kepada teman mereka satu persatu itu langsung dengan kedua mata mereka yang ku paksa terbuka.

Aku menarik kelopak mata mereka sangat lebar dan mensteples kelopak mata mereka dengan jidat mereka sangat erat memaksa mereka untuk melihat bagaimana aku menyiksa mereka satu persatu dengan perlahan.

Mereka menangis.

Menjerit ketakutan.

Berteriak sangat kencang dan keras dimana aku menganggapnya sebagai musik di kuping ku.

Mata mereka mulai memerah.

Mulut mereka terus-terusan menganga dan mengeluarkan banyak cairan.

Lama-kelamaan aku merasa tidak begitu nyaman dengan teriakan mereka dan ucapan kasar mereka yang mengutuk ku atas perbuatan ku tersebut. Pada akhirnya, Aku pun mengambil lakban dan melakban mulut mereka agar mereka tidak begitu berisik.

Mereka semua bahkan terus-terusan mengompol sampai membasahkan celana mereka dan hampir membasahkan seluruh lantai di Basement ku.

Lantai basement ku penuh dengan ompol mereka dan baunya sangat tidak wangi. Di tambah dengan bau darah baik yang segar dan sudah mengering yang keluar dari beberapa bagian tubuh mereka membuat Basement ku berbau sangat tidak sedap.

Waktu itu, Itu adalah aksi penyiksaan pertama ku dalam seumur hidup ku jadinya aku sangat tidak tahu apa yang harus ku lakukan pertama kali dan cara seperti apa yang harus ku perbuat terlebih dahulu untuk dapat menyiksa mereka.

Aku menemukan cara pertama ku dimana aku selalu melakukannya sampai sekarang, Yaitu melepas seluruh kuku jari tangan dan jari kaki mereka secara perlahan. Ternyata cara itu efektif dan dapat membuat mereka merengek dan berteriak ketakutan.

Aku menggunakan obeng minus dan menyongkel kuku jari mereka sampai terlepas. Sedikit susah tapi setidaknya aku berhasil melakukannya.

Di waktu itu juga...

Aku dapat merasakan nikmatnya.

Aku...

"Menikmatinya"

Aku tersenyum sangat lebar dan mulai tertawa sinis secara perlahan-lahan dan lama-kelamaan mulai tertawa terbahak-bahak. Aku rasa di waktu itu juga "Kewarasan" ku lama-kelamaan mulai menghilang dan aku mulai menikmati melakukan hal-hal seperti ini.

Setelah aku mencabut kuku-kuku jari mereka, Aku melanjutkannya dengan cara mematahkan jari-jari tangan mereka menggunakan Palu yang terbuat dari besi.

Aku tidak memiliki tenaga yang cukup kuat jadinya aku menggunakan palu yang besar dan mengayunkannya dengan sekuat tenaga.

Ayunan pertama ku justru menyasar dan mengenai tangan kiri target pertama ku dimana alhasil tangannya langsung remuk begitu saja.

Tidak masalah untuk ku sih. Tapi aku berpikir kembali kalau sepertinya menggunakan palu yang besar cukup sulit jadinya aku menggunakan palu besi ukuran yang biasa saja.

Saat aku mencoba kembali, Hasilnya cukup memuaskan.

Tapi..

Satu jari target pertama ku patah sih..Namun jarinya juga ikut remuk.

Aku ingin mematahkan jari mereka satu persatu dan bukannya meremukan jari mereka satu persatu.

Aku pun mulai mencari cara lain untuk mematahkan jari-jarinya.

Pada waktu itu peralatan ku masih seadanya saja dan tidak begitu banyak seperti sekarang ini jadinya aku harus pintar-pintar menggunakan barang-barang yang ku miliki seadanya.

Aku pun melihat kunci inggris yang ku temukan di kotak perkakas ku.

Aku berpikir "Sepertinya ini dapat ku gunakan" dan setelah itu aku langsung mencobanya.

Aku mencoba untuk mematahkan jari kelingkin tangan kiri target pertama ku terlebih dahulu. Dan dengan segala kekuatan yang ku miliki, Aku berhasil mematahkan jari kelingkingnya hanya dengan sekali tarik.

Tidak berhenti di situ, Aku merasa sangat "Senang" dan "Tertarik" dengan itu dimana aku mulai memelintir jarinya yang sudah patah itu dengan tangan ku sampai jarinya terputar beberapa kali sampai bentuknya tidak karuan.

Target pertama ku merengek kesakitan dengan mulutnya yang di lakban dengan sangat erat. Dia mulai menangis dan mengeluarkan banyak air mata. Karena aku mensteples kelopak matanya aku dapat melihat matanya yang penuh dengan air mata, Dia berteriak dan merengek kesakitan sangat keras seolah-olah kedua bola matanya ingin terlepas dari tempatnya.

Aku tidak berhenti di situ dan langsung ke jari berikutnya.

Aku mematahkan jarinya yang satunya lagi dan setelah itu memelintirnya lagi kemudian lanjut ke jari berikutnya dan terus-menerus seperti itu sampai kesepuluh jari tangannya habis sudah ku patahkan.

Baru saja seperti itu tapi aku dapat melihat dia sudah seperti ingin pingsan tidak tahan dengan siksaan yang ku berikan.

Padahal ini baru saja jari tapi kenapa dia sudah tidak tahan ya.

Aku sudah pernah merasakan siksaan yang sangat berat dulu dan lebih menyiksa Mental ketimbang Fisik seperti kalian yang sekarang ini tapi kenapa kalian hanya begini saja sudah tidak kuat.

Aku merasa aneh..Pada waktu itu.

Target pertama ku terlihat cukup menyedihkan padahal baru permulaan.

Dia sudah mengompol cukup banyak, Berteriak kesakitan sambil mengatakan "Sakit. Sakit" terus menerus tanpa henti dan dia juga tidak dapat berhenti menangis.

Aku tidak merasa kasian sama sekali. Tapi aku juga ingin mempermainkan mentalnya juga mental keempat orang lainnya.

Dan juga...

Aku sepertinya membutuhkan sedikit "Hiburan" yang lain untuk diriku...

Dan juga aku ingin memberikannya sedikit "Hiburan" favoritnya yang biasanya dimana ia dulu sering menggunakan ku untuk memuaskan nafsunya.

Aku pikir aku dapat mempermainkan mental orang-orang dengan cara seperti ini.

Aku kemudian melepas celana target pertama ku tersebut dan juga celana dalamnya. Setelah itu, Aku melepas rok pendek ku dan juga celana dalam ku lalu membuangnya ke atas lantai yang kotor tersebut.

Semua orang yang masih terikat di atas kursi tersebut mulai merasakan perasaan yang acak juga bingung dimana mereka tidak dapat berteriak seperti sebelumnya dan hanya terbungkam dan menyaksikan apa yang akan ku lakukan kepada target pertama ku tersebut.

Aku melangkah maju ke arah target pertama ku yang terikat di atas kursi dengan wajah yang sangat menyedihkan dan tubuh yang lemas

Setelah itu, Aku memulai sedikit "Fanservice" kepada target pertama ku tersebut dan juga sedikit pertunjukkan "Menarik" untuk target ku yang lainnya.

Aku mulai memasukkan kemaluan target pertama ku tesebut ke kemaluan ku. Entah kenapa hal ini tidak membuatnya begitu senang padahal dari dulu ia sering melakukan hal seperti ini kepadaku.

Aku heran.

Di saat itu, Aku hanya dapat tersenyum dengan tajam dan sinis sambil memeluknya dan mengelus-elus kepalanya dengan pelan sambil berbisik dengan pelan ke arah kupingnya berbisik "Yosh yosh yosh~ Tidak apa~" kepadanya.

Tapi hal itu masih tidak membuatnya senang dan dia masih terlihat sangat menyedihkan dan wajahnya justru mulai menunjukkan wajah depresi..

Begitu juga wajah-wajah target ku yang lainnya.

Reaksi mereka bukanlah reaksi yang ku inginkan.

Kenapa mereka tidak menyukainya ya?

Kenapa mereka tidak senang akan hal ini?

Padahal dulu mereka memperlakukan ku seperti mainan mereka dan sekarang mereka justru tidak menyukainya.

Mereka itu aneh.

Aku masih terus-menerus memberikannya "Kenikmatan" yang sering ia lakukan kepada ku dulu sampai pada akhirnya entah bagaimana caranya dan entah kenapa, Target pertama ku tersebut pingsan begitu saja.

Aku menyadarinya cukup lama dan saat aku berhasil menyadarinya, Aku langsung berdiri dan mengambil celana dalam ku lalu memakainya kembali. Aku tidak memakai rok pendek ku dan hanya memakai celana dalam saja.

Aku berpikir dan sedikit kebingungan.

Bagaimana caranya dia bisa pingsan begitu saja?

Padahal dulu saat dia mempermainkan ku, Dia tidak pernah pingsan dan justru aku yang pingsan.

Aku heran.

Aku tidak ingin menyiksa orang yang pingsan jadinya aku berusaha untuk membangunkannya kembali dengan berbagai macam cara dan cara yang paling ampuh adalah menyetrumnya langsung.

Ternyata cara itu berhasil. Dia langsung terbangun begitu saja dan wajahnya terlihat sangat kebingungan.

Di saat dia melihat ku, Aku mengucapkan "Ah~ Kau sudah bangun~ Malam ini masih panjang dan belum selesai jadi jangan tertidur dulu~".

Setelah dia melihat ku, Dia langsung mengingat kembali dan tersadarkan akan kondisinya sekarang ini dimana dia langsung mulai kembali berteriak.

Aku kemudian mengambil seember air lalu mengguyurnya dengan itu.

Karena aku masih menyetrumnya dengan listrik tegangan rendah, Dia langsung tersetrum untuk beberapa detik dan tubuhnya pun kembali melemas.

Aku pikir, "Ini kelihatannya sangat menyenangkan" jadinya aku memutuskan untuk terus-menerus menyiramnya dengan air sambil menyetrumnya.

Aku mengambil selang dan menyambungkannya dengan keran lalu menyiramnya tanpa henti. Setiap menit aku juga meningkatkan tegangan listrik yang menyetrumnya.

Dia lama-kelamaan terlihat sangat kesakitan dengan air yang ku siramkan kepadanya terus-menerus sambil di setrum tanpa henti dimana lama-kelamaan tegangan listriknya meningkat.

Saat tegangan listriknya sudah mencapai yang paling atas dan aku masih terus menyiramnya tanpa henti, Alat penyetrum ku pun meledak dan menghancurkan mesin penghasil tegangan listrik ku tersebut.

Aku terkejut begitu juga dengan yang lain.

Asap dapat terlihat keluar dari tubuh target pertama ku dan saat kami menyadarinya, Orang itu pun sudah tidak bernyawa lagi dan tubuhnya hangus akibat tersengat arus listrik tegangan tinggi.

Aku merasa sangat tidak senang.

Wajah ku memperlihatkan kekecewaan yang amat dalam.

Aku kecewa karena orang pertama justru mati begitu saja dalam seketika dan aku bahkan belum melakukan banyak hal kepadanya.

Aku mematikan keran dan melempar selang yang ku pegang ke atas lantai yang basah penuh dengan air.

Wajah dari keempat orang lainnya dapat terlihat menggambarkan ketidak percayaan mereka dan tanya "Apakah dia mati?"

Aku yakin mereka pasti bertanya-tanya seperti itu setelah melihat kalau teman mereka baru saja mati tepat persis di hadapan mereka.

Aku merasa sangat belum puas.

Aku kemudian memilih target ku yang selanjutnya sambil menatap kearah mereka dan tersenyum sangat sinis.

Tatapan dan senyuman ku membawa tekanan yang sangat berat dan menyeramkan kepada mereka. Mereka menjadi sangat ketakutan dan merinding juga bergemetar cukup dahsyat.

Mereka takut..

Takut kepada ku dan juga..

Takut akan menjadi target ku yang berikutnya.

Dan di situ lah...

Aku mulai menyiksa dan membunuh mereka secara perlahan dan bertahap sampai mereka mati..

Dan aku juga dapat memuaskan nafsu ku dan memberikan mereka sedikit "Hiburan" untuk mempermainkan dan mengacaukan mental mereka.

Waktu itu dan hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan untuk ku dimana aku dapat melampiaskan kekesalan ku dan mengisi rasa bosan ku juga berhasil menemunkan cara yang tepat untuk menghilangkan rasa bosan ku.

Tidak setiap hari aku melakukannya dan juga tidak setiap saat. Aku membunuh jika aku menemukan target yang tepat saja dan juga menemukan orang yang sangat ingin ku bunuh baik dengan dan tanpa sebab.

Jika aku ingin membunuh dan merasa sangat bosan maka aku akan menangkap seseorang dan langsung mengisi rasa bosan ku baik dengan cara menyiksa mereka dalam kurun waktu yang sangat lama atau bahkan dalam sehari tergantung bagaimana mereka dapat mengisi kebosanan ku dan apakah mereka dapat bertahan dengan siksaan ku atau tidak.

Jika mereka mati...Itu tidak apa karena aku pasti akan membunuh mereka nantinya.

Aku juga bilang sebelumnya kalau aku membutuhkan alasan terlebih dahulu untuk melakukan "Kegiatan" ku, Bukan. Jika mereka tidak pernah macam-macam terhadap ku tapi aku ingin menyiksa mereka, Maka aku yang akan mencari masalah dengan mereka dan berharap mereka menyerang balik supaya aku dapat "Mempermainkan" mereka nanti.

Lalu, Soal mutilasi dan mengambil organ dalam. Aku menemunakn hal ini cukup efektif baik untuk menyiksa target ku atau bahkan untuk mengisi dompet ku.

Aku mulai melakukan hal ini setelah berkenalan dengan seseorang lewat Internet. Dia ternyata seorang pengedar dan penjual organ dalam tubuh manusia. Dia menawarkan kerja sama dengan ku dimana aku yang mencari organ dalam dan dia yang menjual organ dalamnya.

Pertama aku tidak terlalu percaya dengannya, Namun lama-kelamaan aku dapat mempercayainya. Setelah aku mengirimkan beberapa organ dalam yang ia minta dan setelah dia menerima paketnya, Dia langsung mengirimkan uang yang sudah kami sepakati bersama sebelumnya kepada ku ke rekening rahasia ku.

Uang yang ia berikan terbilang cukup banyak...Sangat banyak.

Aku sampai tidak dapat mempercayainya.

Bingung ingin ku apakan uang-uang itu, Aku pun menabungnya dengan cara menyimpannya di rekening ku tersebut atau untuk tidak membuat curiga pihak berwenang, Aku mengambil setengahnya dan memasukkan seperempatnya kedalam rekening ku yang satunya lagi dan menyimpan yang seperempatnya lagi bersama ku.

Rekening rahasia ku sekarang bisa di bilang sudah memiliki nominal uang yang sangat banyak dimana aku dapat membeli rumah mahal atau menyewa apartemen termahal di kota bahkan aku dapat membeli berbagai macam barang mahal seperti Mobil bermerek, Pakaian yang mahal dan lain-lainnya.

Tapi hal itu tidak ku lakukan karena itu bukan ketertarikan ku.

Aku sama sekali tidak tertarik akan hal-hal itu karena itu tidak dapat menghilangkan rasa bosan ku. Bahkan aku bisa saja menarik semua uang yang terdapat di rekening rahasia ku tersebut lalu membakarnya tepat persis di hadapan ku.

Kembali pada perkataan Dokter sebelumnya.

Apa Dokter berusaha memperingati ku atau meyakinkan kepadaku mengenai pahitnya nasib ku selama ini?

Atau Dokter hanya ingin aku mengingat kembali semua kejadian pahit ku selama ini?

Atau Dokter mengetahui sebuah rahasia yang seharusnya tidak Dokter ketahui?

Aku sama sekali tidak dapat memahami pemikiran Dokter.

Dokter Agase adalah Dokter dan orang terpintar yang pernah ada di Kota.

Dia adalah orang yang mengajari ku berbagai macam hal sampai aku bisa memiliki kepintaran yang hampir dapat menyerupainya. Namun aku tahu kalau kepintaran ku masih belum ada apa-apanya ketimbang dirinya.

Kepintaran ku bahkan tidak dapat di samai dengan dirinya.

Aku mungkin bilang kalau kepintaran ku mendekati dirinya padahal aslinya aku yakin masih sangat jauh.

Aaahhh!

Lupakan!

Aku tidak ingin berpikir cukup keras sekarang ini.

Aku sekarang sedang merasakan perasaan yang aneh yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya atau bahkan memang sudah pernah ku rasakan namun aku lupa bagaimana rasanya sebelumnya.

Aku bingung.

Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan.

Yang dapat ku lakukan sekarang hanyalah berbaring di atas kasur dan menghayal atau lain sebagai macamnya.

Apa yang harus ku lakukan?

Seandainya kau ada di sini, Kanako, Kau mungkin dapat membantu ku terlepas dari masalah ku sekarang ini.

"Kau memanggil ku?"

Di saat aku berpikir begitu, Tiba-tiba saja datang sebuah suara remaja perempuan dengan suaranya yang manis bertanya kepada ku.

Aku tidak panik dan tidak ketakutan mengenai suara yang datang begitu saja tersebut malahan aku sudah tahu suara siapa itu dan aku hanya terdiam saja tidak menanggapi suara tersebut.

"Oyyy~ Apa kau baru saja memanggil ku?"

"Aku tahu kau baru saja memanggil ku. Kau pasti sedang sangat membutuhkan ku, Ya"

Suara itu keluar lagi dan kembali bertanya kepada ku dimana aku masih terdiam dan mulai menutup mataku.

"Ya ampun~ Kau ini selalu saja seperti itu"

Suara itu terus keluar dan masih saja berbicara kepada ku dan aku masih menghiraukannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan sekarang? Mengingat masa lalu kembali? Memikirkan soal perkataan Dokter Agase? Atau...Memikirkan aku?~ Ehe, Bercanda~"

Aku masih memejamkan mataku dan masih menghiraukan suara itu.

"Moooo~ Kau masih mengabaikan ku, Ya~. Padahal kau yang meminta ku untuk datang ke sini dan mencoba untuk memabantu mu terlepas dari masalah mu sekarang ini tapi kau justru mengabaikan ku"

Aku memang sebelumnya berharap supaya "Dia" datang ke sini dan memabantu ku. Tapi aku tidak pernah menduga dia akan datang secepat ini...Bahkan di dalam pikiran ku sekalipun.

"Apa kau akan terus mengabaikan ku seperti ini? Kalau begitu, Lebih baik aku pergi saja"

Aku terdiam dan masih tidak menanggapi perkataannya tersebut.

"Ehe, Aku masih bercanda kok~ Tidak mungkin aku meninggalkan mu begitu saja, Bukan"

Aku sudah lelah mengabaikannya. Dia tidak mungkin pergi dan menutup mulutnya begitu saja jika aku diamkan terus.

Perlahan, Aku mulai membuka mata ku dan melihat kedepan.

"Akhirnya kau mulai membuka mata mu"

Di saat aku membuka kelopak mataku, Aku dapat melihat ada seorang gadis perempuan yang sangat cantik seperti seorang malaikat...Malaikat yang paling mengerikan yang pernah ada.

Dia tersenyum kepadaku dengan manisnya.

Matanya berwarna biru sangat indah.

Rambutnya panjang berwarna hitam dan terlihat berkilau.

Dia memiliki lekukan tubuh yang sangat indah dan mempesona.

Kulitnya sangat putih dan sangat halus jika kau sentuh.

Dia memakai seragam sailor berwarna putih dan biru, Rok pendek berwarna biru dan kaos kaki pendek berwarna putih juga sepatu sekolah berwarna coklat.

Dia masih tersenyum dengan manisnya kearah ku dimana senyumannya itu membuat ku sangat mual dimana aku merasa ingin segera muntah saat melihatnya terus-menerus.

Aku harap aku dapat menyingkirkan senyuman menjijikan itu dari hadapan ku.

"Humm? Ada apa? Wajah mu terlihat sangat tidak senang dan merasa jijik?"

"Itu karena kau ada di hadapan ku" Jawab ku kepadanya dengan nada yang sedikit jijik.

"Ahahahahaha~ Kau masih seperti itu terhadap ku, Ya, Yuna~"

Aku terdiam tidak menanggapi perkataannya.

"Padahal kan kau sangat menginginkan ku dan membutuhkan ku lalu kenapa sikap mu begitu dingin terhadap ku?~ Ufu, Aku merasa sedih. Ufu ufu ufu..Bercanda~ Ehe he he he he~"

Bisa tolong hentikan itu!

Melihat mu yang seperti itu membuat ku sangat mual dan sangat jijik. Aku rasa aku ingin membunuh mu...Lagi.

Perempuan itu menghela nafasnya dalam merasa lega lalu kembali berbicara.

"Yaaa, Aku lega aku dapat berada di hadapan mu lagi, Yuna. Sudah berapa lama kita tidak bertemu, Ya? Oh tunggu, Kalau dari wujud ku saat masih hidup, Itu artinya terakhir waktu SMP kelas 2. Dan kalau dari wujud ku di pikiran mu..Itu artinya..Ummm, Setahun yang lalu..Mungkin?"

"Aku tidak peduli"

"Ahahahaha, Kenapa kau berkata seperti itu? Kan kau sendiri yang memerlukan ku"

"Hmph!"

"Ara ra~ Mulai deh~ Yuna kau mulai dengan sifat mu yang seperti itu lagi terhadap ku, Ya~ Dasar kau ini terkadang bisa jadi Tsundere juga, Ya~ Ahahaha"

"Cih! Kau membuat ku jijik!"

"Ahahahahaha~ Itu hal terakhir yang Ayah ku katakan kepada ku~"

Perempuan itu mulai tertawa terbahak-bahak dan tawanya sangat keras membuat kuping ku sakit dan tawanya itu membuat ku menguji kesabaran ku.

Jujur saja...

Ketawanya cukup Gila.

Tawanya lebih Gila dan lebih Kejam dari ku.

Tawanya adalah hal terakhir yang ku dengar darinya pada waktu itu.

Setelah dia tertawa cukup lama, Dia pun akhirnya berhenti dan mulai mengambil nafasnya dalam...Apa iya dia perlu melakukan ini? Dia kan sudah tidak bernyawa.

"Baiklah baiklah baiklah. Jadi..Ada masalah apa lagi kali ini, Yuna ku~"

"Jangan panggil aku seperti itu lagi! Aku tidak mau di panggil seperti itu oleh mu!"

"Hmmm~ Iya kahhh~ Bukannya kau yang menginginkannya dulu, Hummm~"

"Diam lah!"

"Ok Ok~ Kembali ke permasalahan mu, Apa masalah mu kali ini dan kenapa kau sangat membuthkan ku? Yuna"

Aku tidak membalas dan mulai memalingkan pandangan ku darinya.

Dia untuk pertama kalinya terdiam dan tidak mengoceh seperti biasanya tapi tatapannya dan pandangannya masih tertuju padaku.

Lama-kelamaan juga, Aku mulai tidak memperlihatkan wajah jijik ku terhadapnya dan mulai memperlihatkan wajah yang sedikit sedih dan pasrah.

Aku kemudian mulai memberanikan diriku untuk berbicara dan mengatakan perasaan yang sedang ku rasakan saat ini kepadanya.

Aku berkata..

"Tolong aku...Kanako"

Perempuan itu tersenyum..Dan kali ini senyumannya tidak membuat ku jijik..

Melainkan membuat ku sangat hangat.

Dia kemudian mendekat ke arah ku lalu berbisik kepada ku.

"Apa pun yang kau inginkan, Aku akan terus dan tetap berada di samping mu dan bersama mu selalu..'Monster' kecil ku yang Indah~"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Di lantai satu rumah Yuna.

Dokter Agase terlihat sedang membaca sebuah buku di ruang keluarga sampai pada akhirnya dia harus berhenti karena ada seseorang yang membunyikan bell rumah Yuna dari pintu depan.

Dia menutup buku yang dia baca tersebut lalu menaruhnya di atas meja dan langsung bergegas menuju ke arah pintu depan untuk melihat siapa yang baru saja datang berkunjung.

Di depan pintu..

"Senpai. Rumah siapa ini?"

"Huh? Oh. Ini rumah dari seorang remaja perempuan yang selama ini selalu ku jaga dan ku rawat. Yaa, Walaupun belakangan ini aku jarang ke rumahnya berkat tugas sih. Tapi aku selalu menjaganya dan mengurusnya sejak dia kecil"

"Kenapa senpai yang mengurusnya? Apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya?"

"Ahh..Itu..Ceritanya panjang. Nanti akan ku ceritakan. Pertama-tama..Apa kau sudah membawa barang yang ku minta untuk kau bawa?"

"Sudah. Aku sudah membeli beberapa makanan yang kelihatannya sangat lezat. Apa ini untuknya?"

"Tentu saja. Lalu untuk siapa lagi"

Pintu depan rumah Yuna pun terbuka dari dalam dimana yang membukanya itu adalah Dokter Agase.

Melihat siapa yang datang, Dokter Agase menunjukan perasaan yang senang.

"Ahh, Shikishima. Akhirnya kau datang juga..Dan kau?"

"Perkenalkan, Namaku Shinji. Aku anggota baru kepolisian"

"Begitu ya. Petugas polisi yang baru, Ya. Kelihatannya kau di sini mengasuh anak baru, Ya, Shikishima. Aku heran dia dapat bertahan dengan mu selama ini"

"Oi oi, Dokter. Jangan berkata seperti itu dong. Memangnya aku sekeras itu mengasuh anak baru"

"Bukannya semua pendatang baru yang kau dampingi dulu selalu minta ganti tugas dengan yang lain"

"Aha..Benar juga sih"

"Eh?" Shinji merasa bingung.

"Ahh..Tidak usah di pikirkan, Shinji. Omong-omong, Apa kau kenal siapa dia?"

"Eee..M-Maaf. Aku tidak mengenalnya"

"Apa-apaan kau ini, Shinji. Dia ini adalah Dokter terbaik yang pernah ada dan orang terpintar di seluruh kota. Hampir semua orang mengenalnya bagaimana kau bisa tidak mengenalnya!?"

"E-Ehh..J-Jika senpai bilang begitu..Itu berarti..Apa mungkin kau..Dokter Agase itu?"

"Ya. Tentu. Aku orangnya"

"Yang benar saja!? Bagaimana bisa Dokter hebat seperti mu di rumah seorang remaja perempuan biasa?"

"Biasa?! Jaga ucapan mu, Shinji!"

"E-Eh? S-Senpai?"

"Bagi kami berdua, Yuna bukan lah sekedar 'Remaja Perempuan Biasa' melainkan seorang Gadis Remaja Perempuan yang Spesial"

"Spesial?"

"Shikishima benar. Bagi kami dia sangat Spesial"

Shinji masih kebingungan dan bertanya-tanya "Siapa kah sebenarnya Yuna ini?" di dalam hatinya.

"Kalau begitu, Masuk Shikishima. Jangan terlalu lama di luar di depan pintu"

"Ya. Kalau begitu permisih"

Shikishima melangkah masuk kedalam rumah Yuna.

...............

Seketika..

Aku dapat merasakan hawa dan aura yang sangat berat.

Aku menjadi panik dan mulai sedikit berkeringat.

Aku dengan cepat memalingkan kepala ku melihat ke arah pintu kamar ku dengan wajah yang panik.

Aku tahu akan satu hal kenapa aku bertingkah seperti ini.

Hanya ada satu alasan kenapa aku seketika menjadi panik.

Aku pun berkata...

Dengan wajah yang lama-kelamaan menjadi kesal...

"Dokter..."

"Dasar kau Pembohong!"