31 Vol. 2 - CH. 2 - Part Four

"Aku tidak apa Shikishima-san. Sungguh"

"Kau berbohong seperti setiap kau bernafas, Yuna"

Jadi gadis ini kah yang bernama Yuna itu. –Shinji

"Aku tidak begitu terkejut melihat kondisi mu yang seperti ini, ini justru sudah seperti biasa. Siapa kali ini yang membully mu, Yuna?"

"I-Itu…"

"Shikishima..-"

"Ada apa, Dok?"

"-Kita bicarakan itu nanti dan jangan di depan Yuna. Bisa kan?"

"Ahh, Baiklah-baiklah. Kalau begitu- Shinji, Makanannya!"

"Baik!"

Seorang pemuda yang dipanggil dengan nama Shinji oleh Shikishima-san itu mendekati Shikishima-san dan memberikannya sekantung plastik yang kelihatannya berisikan banyak sekali makanan.

Omong-omong siapa orang ini?

"Ini untuk mu, Yuna" Shikishima-san memberikan ku sekantung plastik penuh dengan makanan.

"T-Terima kasih, Shikishima-san. Tapi tidak perlu repot-repot memberikan makanan sebanyak ini kepada ku"

"Sudah lah ambil saja. Kau membutuhkan banyak makanan untuk mengisi kembali energi di dalam tubuh mu. Aku juga membelikan makanan anjing untuk Shiro"

"Begitu kah? Terima kasih kalau begitu"

"Kenapa kau justru lebih senang saat dapat makanan anjing"

"Itu...Ehehehe~"

Bagus aku mendapatkan makanan anjing untuk Shiro. Dengan begitu aku tidak perlu mencari jari dan daging manusia untuk Shiro beberapa hari kedepan nanti. Stock makanan Shiro juga sudah habis. Aku beruntung.

Hmm, Jika di ingat-ingat kenapa aku tidak pakai uang di rekening Bank ku untuk beli makanan Shiro yang banyak, ya. Ah, sudah lah.

"Dimakan semuanya, Ya"

"Itu tergantung dengan perut ku nanti"

"Hahaha. Baiklah"

Setelah itu, Shikishima-san mendekati Dokter Agase untuk mengobrol sebentar.

Tidak dapat di percaya; Shikishima-san datang begitu saja mengunjungi ku, padahal aku sudah meminta Dokter Agase untuk tidak memberitahunya tapi kelihatannya Dokter Agase justru memberitahu Shikishima-san mengenai kondisi ku sekarang ini.

Ini akan menjadi masalah baru dan justru akan menjadi semakin besar. Apa yang harus ku lakukan sekarang?

Aku tidak berani memberitahu yang sesungguhnya kepada Shikishima-san. Apa aku harus mengikuti alur mengenai aku yang di serang oleh Bare Fist Satsuji dan selamat saja?

Apa itu akan berhasil menipu Shikishima-san?

Sebelumnya Dokter Agase kelihatannya mempercayainya jadi aku rasa kebohongan ini akan berhasil.

Baiklah, Aku akan mulai membuat-buat cerita palsu mengenai aku yang di serang oleh Bare Fist Satsuji untuk mengelabui Shikishima-san. Juga..-

-Siapa orang yang bernama Shinji ini? Anggota baru kepolisian kah?

Dia terlihat masih sangat muda. Mungkin saja baru lulus akademi kepolisian atau kuliah. Dia memiliki tinggi yang normal, Rambut pendek berwarna unggu, Mata berwarna ungu dan dia terlihat memakai pakaian yang rapih.

Apa Shikishima-san yang bertugas untuk mengurusnya? Aku kagum dia dapat bertahan. Kebanyakan dari mereka sering langsung meminta pindah tugas dan yang lainnya karena tidak tahan dengan ketatnya Shikishima-san. Atau juga dapat dikarenakan keagresifan, kearoganan dan kegilaan Shikishima-san dalam menegakkan keadilan secara berlebihan.

Shikishima-san juga kelihatannya terlihat cukup nyaman bersama pemula ini. Apa Shikishima-san menilai pemula ini cukup kompeten? Atau ada sesuatu yang menarik dari pemula ini? Jika orang yang bernama Shinji ini mengganggu ku..Maka dia tahu bagaimana hasilnya nanti!

Setelah beberapa menit, Shikishima-san dan Dokter Agase berhenti mengobrol. Shikishima-san mendekati ku kembali lalu berkata-

"Maaf sebelumnya, Yuna; Aku dan Dokter akan kebawah sehabis ini untuk mengobrol. Maaf karena aku tidak bisa lama untuk sekarang"

"Aku yakin sehabis mengobrol nanti Shikishima-san akan kembali ke atas untuk menemui ku lagi untuk sementara"

"Aku pasti akan melakukan itu sih. Lagi pula belum cukup bertemu dengan mu untuk sebentar saja. Terutama dengan kondisi mu yang seperti ini sekarang ini. Aku jadi ingin tahu banyak"

Apa Shikishima-san akan menanyakan soal kondisi ku kepada Dokter Agase dan bukannya kepada ku. Aku harap Dokter Agase tidak menceritakan cerita yang salah dan berbeda dari yang sudah ku siapkan nanti. Bisa gawat kalau nanti ceritanya berbeda jika Shikishima-san menanyakannya kepada ku.

"Omong-omong, Dok; Apa Yuna boleh makan sekarang?"

"Boleh saja. Walau tadi dia sudah makan sih tapi kalau makan makanan ringan, Yuna boleh makan"

"Kalau begitu, Kau boleh memakan kue yang sudah aku dan Shinji belikan sebelumnya"

Senpai..Aku yang membelinya dan senpai janji akan menggantikan uang ku sehabis ini. –Shinji.

"Kalau begitu, terima kasih. Aku suka kue"

"Aku tahu itu. Dan itu juga kue favorit mu jadi makan lah"

"Baiklah. Terima kasih"

Aku sedang tidak ingin makan sih. Tapi karena ini kue favorit ku jadinya mau gimana lagi. Aku akan memakannya.

"Kalau begitu, Yuna; Kami tinggal dulu, Ya"

"Bwaiklwah" Balas ku sambil mengunyah sepotong kue yang sedang ku kunyah di dalam mulut ku.

"Telan dulu kue mu...!" Shikishima-san mengingatkan.

Setelah itu mereka bertiga meninggalkan ku sendirian di dalam kamar dan menutup rapat pintu kamar ku.

Pertama aku mungkin ketakutan sih dengan kedatangannya Shikishima-san ke rumah ku. Namun, Mungkin sekarang aku dapat sedikit tenang karena Shikishima-san tidak begitu berlebihan seperti biasanya.

Biasanya dia akan langsung berteriak kepada ku menanyakan kondisi ku mulai dari siapa pelakunya, apa yang aku rasakan sekarang, bagian mana yang sakit, dan lain sebagai macamnya.

Tapi kali ini, Hari ini, Shikishima-san datang dengan tenang dan tidak seperti biasanya.

Itu aneh. Shikishima-san benar-benar tidak seperti biasanya.

Apa Shikishima-san sudah mengetahui mengenai kondisi ku sebelum datang kesini? Jika "Iya" itu artinya satu...-

-Dokter Agase lah yang menceritakannya. Jauh sebelum Shikishima-san datang ke sini.

Di lihat dari ekspresi dan emosi Shikishima-san barusan, Sepertinya Dokter Agase menceritakan cerita bohong ku yang di serang oleh Bare Fist Satsuji dan bukannya Zuka. Aku merasa sangat lega dan dapat tenang sekarang kalau begini hasilnya. Tinggal menunggu waktu saja sekarang.

"Are re~"

Suara itu datang kembali. Suara dari seseorang yang selalu membuat ku jijik. Kanako.

"Bukan kah itu tadi Ayah ku~"

Kanako datang begitu saja dari samping ku sambil melihat ke arah pintu dengan tangan kanannya menyamping dia tempelkan miring di jidatnya.

"Ahh~ Benar~ Itu ayah ku~ Ayaaaahhhh~ Aku di sini lohhh~ Hmm~ Dia tidak mendengarnya~"

Tentu saja. Lagi pula kau sudah tidak berada di sini.

"Ahahahaha~ Ayah ku mengabaikan ku lagi~ Seperti biasanya~ Dia memang masih seorang Ayah yang ku kenal~ Dia memang tidak pernah berubah..Ayah ku tetap seperti itu selama ini rupanya~ Benar-benar Ayah yang membosankan, bukan~"

Aku mengabaikan Kanako dan masih melanjutkan memakan kue ku dengan tenang sambil sedikit tersenyum.

"Oooohhh~ Tapi dia tetap masih tampan seperti biasanya, bukan begitu~ Yaaahhh, Ayah ku memang kejam dan menyebalkan namun tampan~ Rasanya sangat aneh, bukan~"

Aku masih mengabaikannya dan memakan kue ku dengan tenang.

"Dokter Agase juga ada~ Dia semakin gemuk, bukan~ Apa dia sekarang masih membuka rumah sakit hewan atau sudah kembali menjadi dokter yang biasanya kita kenal?~ Yaaaahhh, Dokter Agase selalu hebat, bukan~"

Sekali lagi, Aku masih mengabaikannya.

"Ahahahahahaha~ Dan siapa pria itu?~ Dia bersama Ayah ku dan kelihatannya dia jadi pesuruh baru Ayah ku~ Ahahahahaha~"

Lebih tepatnya dia adalah partner kerja baru Ayah mu. Aku masih tidak mempedulikannya dan masih memakan kue ku.

Setelah berbicara cukup panjang dan penuh dengan tawaannya yang selalu membuat ku jijik, Kanako menghela nafasnya sangat dalam lalu-

"Aku benar-benar membenci ini!"

Sifatnya berubah 180 derajat tidak seperti sebelumnya.

Aku justru menyeringai sambil sedikit tertawa kecil namun tidak begitu mempedulikannya dan masih memakan kue ku dengan tenang.

"Menyebalkan! Mereka masih mempedulikan mu ketimbang aku. Bahkan Ayah ku sendiri masih lebih mempedulikan mu dan masih lebih menyayangi mu ketimbang aku. Pria tua itu tidak pernah berubah. Apa yang sebenarnya dia lihat dari mu?! Benar-benar aneh!-"

"-Aku tidak pernah paham pemikiran si tua bodoh itu!"

Setelah mengabaikannya cukup lama, Aku menaruh kue ku di atas paha ku lalu mulai berbicara dengan Kanako.

"Jangan bertanya kepadaku. Coba tanya kepada Shikishima-san sendiri. Itu pun kalau kau masih 'berada di sini'~"

"Kau mulai meledek ku sekarnag, Yuna. Sama saja kau meledek dirimu sendiri sekarang ini"

"Aku tahu itu~ Aku cukup gila berbicara dengan orang yang sudah tidak ada sekarang ini~"

"Tapi tetap saja! Aku masih tidak menyukai pria tua itu! Apa-apa selalu tentang dirimu! Dia selalu mementingkan dirimu ketimbang aku! Selain itu, Dia selalu saja bersenang-senang bersama Ibu dan tidak pernah mengajak ku ikut dalam kesenangan mereka! Apa benar kita ini keluarga!? Kenapa aku selalu di perlakukan seperti ini!? APA YANG SALAH DENGAN KU!?"

Aku hanya menyengir lalu membalas-

"Itu..Perkataan dan pertanyaan yang sama yang kau katakan dan tanyakan kepada ku..Sebelum aku menusuk mu~"

Kanako hanya dapat terdiam dengan wajahnya yang sangat serius dan marah itu. Bagi ku..Untuk ku..Aku lebih suka wajah dan ekspresinya yang seperti ini.

"Sudah terlambat untuk mengetahui semua hal itu~ Aku sudah memberitahu mu waktu itu"

Aku mengambil kembali kue yang ku makan sebelumnya dan mulai memotong beberapa potongan kecil lalu mengambil salah satu potongan kecil itu kemudian menyuapnya kedalam mulut ku.

"Hmph! Yang kau katakan padaku waktu itu justru membuat ku cukup senang..Entah kenapa"

"Itu karena kau gila"

"Kita berdua gila! Yuna!"

"Memang...Memang"

"Yang kau katakan padaku waktu itu..."

"Yang ku katakan padamu waktu itu..."

"Itu semua memang karena kesalahan mu sendiri!~"

***

Di lantai pertama rumah Yuna.

BAM!

Terdengar sebuah dentuman yang cukup keras yang di hasilkan oleh tangan yang memukul tembok dengan sangat keras dan penuh dengan tenaga dan amarah.

"Tenang lah Shikishima!"

"Bagaimana kau bisa menyuruh ku untuk tetap tenang jika aku sudah melihat sejauh ini, Dok!"

"S-Senpai? Apa maksud Senpai?"

Shikishima tidak menjawab Shinji dimana Shikishima masih terlihat sangat marah dan penuh dengan emosi yang sulit dikendalikan.

"S-Senpai?"

"Shinji namamu, bukan?"

"I-Iya..."

"Biar aku jelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Yuna"

Dengan begitu, Dokter Agase menjelaskan dan menceritakan kepada Shinji mengenai kenapa Yuna bisa seperti ini sekarang ini dengan cerita yang seadanya diketahui oleh Dokter Agase sejauh ini.

Tentu saja, Itu adalah certia bohong milik Yuna dimana Yuna berkata kalau dia telah di serang oleh Bare Fist Satsuji dan dengan ajaib selamat.

"B-BARE FIST SATSUJI! M-MUSTAHIL! S-Sepengetahuan ku, Selama ini tidak ada yang dapat selamat setelah berhadapan dengannya. Bahkan yang selamat pun akan langsung di larikan ke rumah sakit dan beberapa dari mereka terkena serangan mental dan masalah mental setelahnya. Dan kehidupan mereka...Tidak sama seperti sebelumnya setelah itu"

"Ya. Aku tahu itu. Aku pernah diminta untuk memeriksa salah satu pasien di salah satu rumah sakit dan aku menyatakan kalau dia sudah tidak dapat di selamatkan mentalnya"

"L-Lalu kalau seperti ini ceritanya, Bagaimana bisa kau tidak membawa Yuna ke rumah sakit atau-"

"Itu tidak perlu"

"T-Tidak perlu?!"

"Sebenarnya, sebelumnya aku ingin membawanya sih. Tapi dia menolak"

"...Hanya karena asalasan itu saja"

"Un. Karena alasan itu saja"

"TIDAK BISA! ITU TIDAK BOLEH, DOK! Aku tahu kau adalah Dokter ternama dan terhebat yang pernah ada tapi kau tidak boleh seenaknya-"

"Buktinya aku berhasil menyelamatkan Yuna. Walau dia harus kehilangan satu bola matanya tapi ini sudah keajaiban dan keberuntungan kalau dia berhasil di selamatkan sehari setelah aku menemuinya di rumahnya-"

"-Baik secara mental dan fisik, Yuna terselamatkan"

"D-Di..Di rumahnya..?"

"Dia di serang di luar di malam hari..Dan dia berhasil merangkak kembali ke rumahnya dengan selamat lalu berhasil mengobati dirinya sendiri dengan peralatan yang seadanya saja. Lalu, aku berhasil mengobatinya sepenuhnya dalam sehari juga dengan peralatan yang ku miliki. Tidak perlu ke rumah sakit, Aku dan dirinya sendiri berhasil menyelamatkan dirinya"

"T-Tapi...Ada prosedurnya untuk kepolisian juga-"

"Oy, Shinji!"

"Y-Ya Senpai?"

Saat Shinji menengok ke arah Shikishima-

Tinju kanan datang mendarat ke wajah Shinji dan menghempaskannya ke udara dan terpental ke atas lantai. Pukulannya tidak begitu kuat, namun cukup untuk mementalkan Shinji.

"Oouugghh!" Shinji kesakitan di atas lantai sambil mengusap-ngusap pipi kirinya.

"Kau berlebihan, Shikishima" Dengan tenang, Dokter Agase mengkritik.

"Biarkan. Dia harus tahu cara untuk tetap tenang"

"Katakan itu kepada dirimu sendiri!"

"Hmph!"

"S-Senpai? Untuk apa itu?!"

"Kau tidak perlu meragukan keputusan Dokter Agase, Shinji. Tulis itu di buku catatan mu"

"T-Tapi kan..K-Kepolisian-"

"Persetan dengan kepolisian!"

"S-Senpai???"

"Shikishima! Tenangkan dirimu!"

Shikishima menghirup nafas dalam untuk menenangkan dirinya.

"...Maaf..Aku sedang emosi"

"Bukan suatu hal yang baru dan sudah biasa"

"Ya...Maaf Shinji. Jika urusannya dengan Yuna, Aku selalu menjadi seperti ini"

"B-Begitu ya..."

Kelihatannya Yuna sangat penting untuk Senpai. –Shinji.

"Kau tidak perlu mempertanyakan tindakan Dokter dan juga kau tidak berhak untuk menyuruhnya. Kau mengerti!"

"B-Baiklah!"

Shinji kemudian berdiri dari jatuhnya sambil memperbaiki pakaiannya yang sedikit berantakan.

"Tapi benar juga..Aku akan menuliskan ini di laporan rahasia saja. Aku hanya akan melaporkan kejadian Yuna kepada Inspektur Tetsuya secara pribadi dan terahasia. Bagaimana dengan itu Dok?"

"Bagus lah kalau begitu"

"T-Tunggu dulu Senpai!"

"Apa lagi?!"

"K-Kenapa kita harus merahasiakan ini? Ini kan-"

"Karena Yuna lah masalahnya!"

"Y-Ya???"

"Shinji, Kau mungkin belum tahu apa-apa mengenai Yuna-" Lanjut Dokter Agase.

"T-Tentu..Aku baru melihat dan mengetahui soal Yuna baru kali ini. Hari ini"

"-Maka akan ku beritahu ada apa dengan Yuna"

Dokter Agase menceritakan beberapa masalah yang selama ini Yuna alami sejak kecil. Kedua orang tuanya yang menghilang entah kemana, Penculikan, Pemerkosaan, Pembullyan, Hampir kehilangan nyawa berkali-kali, dan masih banyak lagi.

Dokter Agase tidak menceritakan secara detail dan terperinci. Jika Dokter Agase menceritakannya secara terperinci maka akan sangat panjang dan memakan banyak waktu jadinya.

"...K-Keterlaluan...B-Bagaimana bisa...K-Kasihan sekali dia...Kenapa dia harus menjalani banyak siksaan seperti itu? Bagaimana dia masih dapat tersenyum dengan lepas sampai sekarang ini? B-Bagaimana bisa dia...Tetap tenang dan menjalani kehidupannya dengan normal?"

"Karena dia itu Yuna. Dia gadis paling kuat yang pernah kau kenal. Jika itu aku, Maka aku sudah menjadi gila dan bahkan jika mental ku sangat lemah maka aku akan bunuh diri"

"Senpai akan melakukan itu?"

"Mungkin saja. Jujur saja aku sudah cukup bersyukur karena Yuna masih dapat selamat dan masih dapat menerima hidupnya sampai sekarang ini"

"Y-Ya. Setelah mendengarnya, Aku juga. T-Tapi, kenapa tidak boleh kita laporkan ke kepolisian?"

"Karena dia sudah dan hampir selalu berususan dan berhadapan dengan kepolisian. Atau lebih tepatnya jika kita melaporkan ini, Dia akan sangat terganggu dan tertekan dengan prosedur dan protokol kepolisian untuk melindunginya dan juga mengintrogasinya sebagai saksi, korban, dan lain-lainya. Sisanya dia mungkin saja akan mengingat kembali masa lalunya yang kelam. Aku tidak ingin membuatnya kembali tertekan"

"B-Begitu ya. Aku paham sekarang. Tapi sekali lagi, Bare Fist Satsuji-"

"Aku tahu itu! Masalahnya sekarang adalah menangkap Bare Fist Satsuji itu bukanlah tugas dari kelompok kita. Tugas kita adalah menyelidiki kasus pembunuhan misterius terhadap beberapa orang belakangan ini, bukan"

"Itu..Benar sih"

"Aku memang sangat ingin menangkap si brengsek Bare Fist Satsuji itu dan menghajarnya sampai dia mati! Tapi..Jika aku melawan peraturan kepolisian lagi seperti sebelum-sebelumnya, Maka aku akan di hukum lagi. Atau yang terburuknya adalah aku akan di pecat"

"Senpai sering melanggar peraturan kepolisian?"

"Selalu" Jawab Dokter Agase.

"SELALU!?" Shinji terkejut dengan jawaban yang ia dapatkan.

"Kebanyakan aku lakukan itu karena rasa keadilan ku yang kelewat batas. Lama-kelamaan kau akan terbiasa dengan ku, Shinji. Aku harap kau dapat"

"Aku akan berusaha sekuat tenaga!"

"Itu jawaban penuh semangat pertama dari seorang pemula yang pernah ku urus selama ini"

"Lalu...Apa yang harus kita lakukan, Senpai?"

Shikishima terdiam untuk sesaat sambil berusaha untuk memikirkan pergerakan mereka yang selanjutnya.

"Tidak biasanya kau kebingungan seperti ini, Shikishima"

"Aku juga terkejut terhadap diriku sendiri, Dok"

Shikishima kemudian menggaruk kepalanya dengan emosi sambil mengeluarkan suara "Aaarrgghhh!" merasa sedikit kesal dan bingung.

"Akan ku coba bicarakan hal ini dengan Inspektur sehabis ini. Sekarang aku ingin bertemu dengan Yuna kembali dan mengobrol dengannya. Sudah sangat lama aku tidak menjenguknya"

"Kita harus kembali ke kantor jam 1 siang nanti, Senpai"

"Aku tahu itu. Masih ada waktu sampai waktu itu datang"

Shikishima meninggalkan mereka berdua di ruang tamu dan kembali menuju ke lantai dua untuk menemui Yuna.

"Senpai ini..."

Shinji sedikit menghela nafasnya sambil memperbaiki dasinya.

"Aku tahu kalau Shikishima orangnya bisa sedikit kasar dan arogan. Tapi aku berharap kau dapat terbiasa dengan itu dan tetap bersamanya dan membantunya sebagai partner barunya dan sebagai seorang pemula. Aku sangat yakin kalau dia sangat membutuhkan orang seperti mu sekarang ini"

"Eh..Ya! Aku akan berusaha semampu ku- Tidak, Tapi sekuat tenaga!"

"Kelihatannya kau tidak begitu terpengaruh dengan perilaku dan perbuatan Shikishima"

"Begitu kah?"

"Banyak pemula yang lama selalu tidak tahan dengan Shikishima dan selalu meminta ganti tugas dan partner jauh dengan Shikishima Tapi kau tidak. Sudah berapa lama kau dengannya?"

"Sudah sebulan"

"Rekor baru"

"Rekor baru!?"

Memangnya selama ini rekornya hanya seberapa lama? –Shinji.

"Bagus lah kalau begitu. Aku harap kau dapat tetap bertahan dan tetap membantunya sebisa mu. Tetap lah bersamanya dan di sampingnya Aku mengandalkan mu, Shinji"

"Ya! Serahkan padaku!"

Entah kenapa, Aku merasa sedikit sangat di harapkan dan di andalkan sekarang. –Shinji.

"Hmm? Ruangan apa itu?"

Shinji menoleh ke arah salah satu pintu yang bertuliskan "DILARANG MASUK!!!".

"Tulisannya bertulis, 'DILARANG MASUK!!!'. Apa ruangan itu begitu spesial untuk Yuna? Apa yang ada di dalam ruangan itu?"

"Aku juga tidak tahu" Jawab Dokter Agase dengan santainya. Namun wajahnya tidak menggambarkan itu.

"Begitu, ya"

"Tapi-"

"Tapi?"

"-Sebelumnya, Ruangan itu adalah kamar milik kedua orang tua Yuna"

"Begitu, ya. Pantas saja ini sangat spesial untuk Yuna"

Dengan sedikit jengkel, Dokter Agase berkata-

"-Hmph! Aku ragu mengenai itu"

"Eh? Memangnya ada apa?"

"Maaf, Sepertinya aku lupa menceritakan soal kedua orang tua Yuna kepada mu sebelumnya"

"Ahh, ya..Maaf kalau tidak sopan, Memangnya ada apa dengan kedua orang tua Yuna lebih tepatnya?"

"Aku tidak begitu mengetahui secara rinci kemana mereka menghilang. Tapi aku setidaknya tahu beberapa perbuatan yang mereka lakukan kepada Yuna"

"Firasat ku mengatakan kalau perbuatan mereka ini sangat tidak baik ke Yuna"

"Memang"

Sudah ku duga. –Shinji.

"Aku tidak dapat paham apa yang mereka berdua pikirkan. Jika mereka kesal, Terutama Ayah Yuna, Dia akan menyiksa Yuna entah dimana tempatnya di sekitar rumah ini. Aku juga tidak tahu bagaimana Ayahnya menyiksanya. Namun, aku selalu dapat melihat bekas luka di tubuh Yuna"

"B-Bahkan Ayahnya menyiksanya! Kejam! Kenapa Yuna harus menderita seperti ini?!"

"Belum juga Ibunya-"

"Bahkan Ibunya sendiri juga?!"

"-Kurang lebih. Tapi mungkin dapat dibilang kalau Ibunya tidak pernah peduli terhadap Yuna- Tidak. Tapi terhadap keluarganya"

"Maksudnya?"

"Ibunya hanya mementingkan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan kehidupannya sendiri. Aku yakin beberapa pertengkaran rumah tangga di keluarga Yuna berkat ketahuannya Ibunya Yuna yang berselingkuh dan mencuri harta Ayahnya Yuna"

"Apa-apaan itu! Keterlaluan sekali!"

"Mendengarnya sudah sangat membuat mu jengkel, bukan-"

"Ya! Jujur aku merasa sangat jengkel!"

"-Kau baru mendengarnya sehari ini saja, Sedangkan aku dan Shikishima sudah 17 tahun mengetahui cerita ini dan tidak dapat kita lupakan-"

"-Tidak akan pernah dapat kami lupakan. Setiap kali kami mengingatnya, Seperti sekarang ini, Kami hanya akan merasakan perasaan yang sangat kesal dan jengkel dan pertanyaan-pertanyaan mengenai mereka akan memusingkan kepala kami kembali"

"Maaf lagi sebelumnya kalau sedikit kasar; Tapi pertanyaan seperti apa itu?"

"Beberapanya seperti; 'Lalu kenapa mereka menikah?', 'Kenapa mereka benci terhadap Yuna?', 'Apa yang Yuna perbuat kepada mereka sampai membuat mereka kesal?', 'Sebenarnya apa yang ada di pikiran mereka?', dan masih banyak lagi-"

"...Begitu, ya..."

"-Jujur saja, Aku dan Shikishima sudah berusaha semampu kami untuk memberikan mereka pelajaran dan mendamaikan kehidupan rumah tangga mereka. Tapi-"

"Itu tidak berjalan dengan lancar ya"

"-Lebih tepatnya, Di waktu kehidupan mereka sudah mulai membaik, Mereka berdua justru menghilang. Begitulah yang kami kira. Namun, yang Yuna kira adalah kedua orang tuanya telah meninggal berkat kasus pembunuhan 6 tahun yang lalu"

Sebelumnya, Shikishima saat bersama Inspektur Tetsuya sudah mengatakan kalau kedua orang tua Yuna adalah korban dari kasus pembunuhan yang terjadi 6 tahun yang lalu. Tapi, kenyataannya adalah mayat yang ditemukan 6 tahun yang lalu bukan merupakan mayat dari kedua orang tua Yuna.

Lalu apa yang membuat Shikishima dan kepolisian mengatakan kalau kedua orang tua Yuna adalah korban pembunuhan 6 tahun yang lalu?

Itu semua berkat Yuna yang pada waktu itu, saat masih kecil, terkena serangan mental, tidak dapat mengerti apa-apa dan dalam seketika mengatakan dan menyatakan kalau kedua mayat itu adalah mayat kedua orag tuanya saat autopsi.

Pada waktu itu, Yuna terlihat sangat stress dan tidak dapat mengetahui mana yang fiksi dan mana yang nyata.

Ada dua cerita rekayasa yang kepolisian buat untuk Yuna pada waktu itu; Yaitu-

Pertama, Kedua orang tuanya tewas dibunuh oleh pembunuh berantai 6 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih menjadi misteri siapa pembunuhnya. Cerita ini terpaksa dibuat oleh kepolisian mengenai kondisi Yuna yang tidak stabil pada waktu.

Kedua, Cerita dan masalah yang sesungguhnya, kedua orang tua Yuna kenyataannya menghilang begitu saja tanpa jejak dan meningalkan Yuna sendirian di rumah pada waktu itu. Yuna pada waktu itu tidak mempercayai cerita ini dan karena shock dia mempercayai kalau kedua orang tuanya meninggal. berkat pembunuh misterius itu.

Hal lain yang membuat Yuna berkata begitu, itu berkat kedua mayat itu ditemukan tewas bersamaan di hari dengan hilangnya kedua orang tua Yuna.

Asumsi Yuna ini di bantah habis-habisan oleh kepolisian. Menurut autopsi, kedua mayat itu ditemukan 2 hari sebelum kedua orang tua Yuna menghilang.

Lalu apa yang membuat kepolisian menyatakan, hanya kepada Yuna, kalau mayat itu adalah mayat kedua orang tua Yuna?

Itu berkat Yuna yang bersikeras berkata begitu.

Di lihat dari kondisi Yuna, pada saat itu, Yuna benar-benar shock dan mungkin ini juga berkat siksaan yang sering diberikan kedua orang tuanya kepadanya yang membuatnya yakin kalau kedua orang tuanya telah meninggal dibunuh oleh pembunuh misterius itu.

Atau lebih tepatnya, bisa juga kematian kedua orang tuanya itu adalah keinginannya Yuna selama ini.

Kepolisian harus merelakan Yuna dan membiarkan Yuna mempercayai cerita yang mengatakan kalau kedua orang tuanya telah meninggal berkat dibunuh.

Sampai sekarang, kelompok kepolisian yang bertugas untuk mencari orang hilang masih mencari kedua orang tua Yuna yang menghilang secara misterius.

"!?..."

Shinji tidak dapat bereaksi apa-apa. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Bingung" tentu saja itu yang Shinji rasakan sekarang ini.

"Penasaran" itu juga salah satunya.

"Jengkel" Tentunya.

Tapi yang paling dia pikirkan selama ini adalah-

"-Lalu..Apa Yuna selama ini mencintai dan menyayangi mereka?"

Dokter Agase tidak merespon dan tidak menjawab pertanyaan itu.

"Selama ini, Yuna di siksa dan di jadikan sandbag oleh mereka. Yuna selalu dijadikan pelampiasan mereka. Dan satu hal yang ingin ku ketahui hanya itu-"

Dokter Agase melihat ke arah Shinji dengan tatapan matanya yang tajam.

Shinji membalas tatapan itu dengan tatapannya juga yang penuh dengan keingin tahuan akan kebenaran-

"-Apa Yuna..Selama ini, walau diperlakukan seperti itu, masih tetap mencintai dan menyayangi keluarganya?!"

Dokter Agase hanya dapat terdiam.

Anak ini..Shikishima, Sepertinya aku paham kenapa kau menyukai anak ini. Dia memiliki jiwa keadilan dan keingintahuan yang besar dan dia memiliki tatapan penuh keyakinan itu. Anak ini sangat berani, Shikishima; dan aku dapat merasakan itu. Aku paham sekarang kenapa dia dan kau dapat bertahan satu sama lain. Dia sama seperti mu, hanya sedikit berbeda sifat. –Agase.

Agase menatap balik Shinji –Setelah beberapa saat menatapnya– Dokter Agase menghela nafasnya pelan lalu menjawab-

"Seperti yang kau lihat, Yuna kelihatannya masih mengharapkan atau perhatian kepada kedua orang tuanya walaupun perbuatan mereka selalu kasar terhadaptnya dan dia mempercayai kalau kedua orang tuanya telah meninggal. Buktinya ada pada pintu kamar mereka yang di jaga oleh Yuna-"

"Begitu, ya. Aku dapat merasa lega sekarang-"

"-Itu yang ku pikirkan atau berusaha pikirkan selama ini lebih tepatnya!"

"Eh!? A-Ada apa??"

Dokter Agase melihat ke arah pintu kamar itu dengan tatapan matanya yang tajam dan penuh dengan rasa ingin tahu dicampur dengan sedikit emosi.

"Aku merasakan suatu hal yang sedikit janggal dari kamar itu"

"Apa yang Dokter rasakan dan pikirkan terhadap kamar itu? Sebelumnya aku hanya mengira kalau Yuna menjaga kamar itu sampai kedua orang tuanya kembali atau menjaga kamar itu untuk mengingat kedua orang tuanya yang dia anggap sudah meninggal"

"Itu yang sebelumnya, beberapa hari lalu, ku pikirkan dan ku kira. Tapi, Setelah beberapa hari aku menginap di rumah ini, dan mendatangi rumah ini, untuk menjenguk Yuna dan mengawasi perkembangan penyembuhannya..Aku mulai merasakan ada hawa dan perasaan yang sangat berbeda datang dari dalam rumah ini"

"Dokter dapat merasakan hal semacam itu?"

"Sebut saja karena pengalaman"

"Apa yang Dokter rasakan lebih tepatnya?"

"Perasaan dan hawa yang sangat berat. Perasaan dan hawa yang penuh seperti..'Siksaan'-"

Shinji menelan ludahnya dalam-dalam.

"-Aku merasakan hawa-hawa aneh ini belakangan ini, di rumah ini. Aku seperti mendengar sebuah jeritan, atau dapat merasakan perasaan seperti rasa sakit seseorang dari dalam rumah ini. Pertama aku hanya berpikir kalau aku berpikir sedikit berlebihan, Tapi..Lama-kelamaan, Aku mulai merasakan kalau ada hal yang ganjil yang telah terjadi di dalam rumah ini"

Shinji merasakan merinding di sekujur tubuhnya. Dia mulai sedikit berkeringat dingin dan mulai merasakan perasaan yang sama seperti yang Dokter Agase katakan sebelumnya.

"Ada suatu hal yang telah terjadi di dalam rumah ini yang tidak kita ketahui. Ada suatu hal yang Yuna rahasiakan selama ini –dan aku dapat merasakannya. Lebih tepatnya, Aku mulai mencurigai Yuna"

Bahkan seseorang seperti Dokter Agase yang sangat peduli terhadap Yuna curiga terhadap Yuna!? –Shinji.

"Apa yang selama ini dia lakukan lebih tepatnya? Aku ingin jujur saja; Apa benar seorang gadis perempuan yang sudah tersiksa seumur hidupnya dapat setenang Yuna? Pasti ada suatu hal yang membuatnya dapat dan cukup tenang sampai sekarang ini-"

"Aku juga bertanya-tanya seperti itu sebelumnya. Aku merasa sangat penasaran"

"-Ada yang Yuna rahasiakan dari kita semua selama ini. Termasuk aku dan Shikishima. Bahkan anjingnya, Shiro, ada suatu hal yang ganjil yang juga terjadi kepadanya"

"Apa itu?"

"Apa yang Yuna berikan kepadanya? Yuna terlihat sangat senang saat dia mendengar kalau kalian membelikan Shiro, anjingnya, makanan anjing-"

"Aku rasa itu biasa saja"

"-Tidak. Sebelumnya, Shiro selalu sakit perut dan kadang sering sakit. Jika Yuna memberikannya makanan anjing biasa seharusnya kejadian seperti itu tidak terjadi. Aku sudah memeriksa Shiro seumur hidup ku dan sampai sekarang anehnya aku masih belum dapat mengetahui apa yang Yuna berikan kepada Shiro. Mungkin karena aku tidak berani memeriksanya lebih lanjut untuk beberapa alasan"

"B-Begitu, ya"

"Shinji..."

"Y-Ya?"

Dokter Agase melihat kearah pintu kamar itu sekali lagi lalu berkata-

"Sekali lagi aku hanya ingin mengatakan kalau, 'Yuna menyembunyikan suatu hal yang besar kepada kita'. Dia merahasiakan sesuatu selama ini. Terutama di dalam rumah ini. Aku merasakan kalau ada satu tempat atau satu ruangan di rumah ini yang sangat misterius selain kamar kedua orang tuanya. Aku merasakan ada hawa yang lebih berat dari salah satu ruangan misterius di rumah ini. Tapi aku tidak tahu dimana ruangan itu dan ruangan apa itu. Terutama lagi-"

"Y-Ya?"

"-Aku rasa..Yuna bukanlah gadis biasa yang selama ini kami kenal. Aku rasa..Yuna itu berbeda- Sangat berbeda dari Yuna yang kita kenal"

Shinji menelan ludahnya sekali lagi.

"Ini hanya perkiraan ku saja. Tapi sepertinya Yuna, Memiliki sifat lain yang selama ini dia sembunyikan"

"Jadi..Apa maksud Dokter, Yuna itu pembohong?"

"Ya. Mungkin saja...Mungkin saja, Selama ini Yuna berbohong kepada kita. Mungkin dia juga merahasiakan sesuatu kepada kita. Termasuk kejadiannya dengan Bare Fist Satsuji"

Aku memang belum terlalu mengenal Yuna..Tapi melihat seseorang yang sudah sangat mengenal Yuna dan sangat peduli terhadapnya ternyata mencurigai Yuna..Aku mulai paham seberapa pedulinya mereka terhadap kehidupan Yuna selama ini. –Shinji.

Shinji sekali lagi melihat ke arah pintu kamar itu.

"Apa Dokter sudah berusaha untuk mencari tahu ruangan misterius itu dan apa yang ada di dalam kamar kedua orang tuanya itu?"

"Sudah. Selama seminggu aku merawat Yuna; Saat dia tertidur, Aku selalu mencoba mencari ruangan misterius yang ku rasakan hawanya dan yang sudah ku katakan sebelumnya. Tapi aku sama sekali tidak berhasil menemukan satu pun petunjuk"

"Lalu, Kamar kedua orang tuanya?"

"Termasuk kamar kedua orang tuanya. Aku sudah berusaha untuk membukanya, dan tentu saja di kunci. Lalu saat aku berusaha melihat ke lubang kuncinya, kunci yang digunakan untuk pintu itu sepertinya buatan khusus. Kamar itu tidak ada jendela sama sekali jadi tidak ada celah yang lain-"

"Begitu, ya"

"-Dan dari luar..Sepertinya aku mencium sesuatu dari dalam kamar itu"

"Mencium bau? Bau apa itu?"

Tatapan Agase menjadi sangat dan lebih tajam daripada sebelumnya. Agase kemudian mengatakan –dengan penuh rasa kesal yang tidak perlu–

"Aku mencium..Bau mayat!"

avataravatar
Next chapter