webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
401 Chs

Pecundang

Seketika, aku menurunkan busurku dan menatap Yoru serius, "Aku tidak bisa mengatakan, apakah dia terlibat atau tidak." jawabku, lalu mengambil anak panah ketiga.

"Aku hanya merasa sedikit janggal dengan ucapan Antonie, bahwa dia melihat seseorang menembaki ketiga anak itu. Jika dia memang pelakunya, penjelasan yang dia berikan seolah menunjukkan bahwa dia bukan orang itu, meski ketiga saksi—bahkan aku sekalipun, melihat bahwa pelaku penembakan itu adalah dia. Dia seperti sedang berada diluar tubuhnya dan menjadi orang lain yang juga ikut menjadi saksi dalam peristiwa itu." aku mengakhiri penjelasan dengan mendaratkan anak panah ketiga tepat di samping anak panah kedua.

"Kau hanya ingin mengatakan bahwa orang itu terlibat." aku langsung menurunkan busurku, kemudian menatap Yoru, tepat ketika dia selesai mengatakan kalimatnya.

"Aku tidak menuduhnya. Aku hanya ingin kita menghukum orang yang tepat dalam hal ini!," ucapku tegas.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com