Galau, mumet, frustasi, bingung harus bagaimana.
Baru kali ini gue sekhawatir ini takut kehilangan seseorang, padahal selama ini gue tidak terlalu peduli pacar gue mau apa, guebahkan pernah diselingkuhi, di tigakan juga pernah. Tapi sekarang beda, dia orang yang berbeda dengan kepribadian yang berbeda, di mana lagikan gue bisa menemukan manusia seunik pacar gue itu. Susah nyarinya.
"Kenapa Kamu?" tanya mbak Shanti begitu melihat gue duduk lesu di sofa ruang tamu.
Gue melirik singkat, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan gue belum berniat untuk mandi dan beristirahat. Masih banyak pikiran.
"Gak apa - apa, capek aja."
Mbak Shanti duduk di samping gue menatap curiga.
"Gimana gak capek, kerja seharian sampai rumah malam banget."
Capek kerjanya sih gak terasa banget, capek pikiran iya. Gini ya rasanya takut kehilangan?
"Mbak tumben malam - malam ke sini."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com