Setelah dokter itu menurunkan senternya, Emma mengerutkan dahi karena merasa silau seraya menggeleng, "Semuanya baik-baik saja. Aku tidak merasakan apa-apa."
"Tidak semua penyakit akan memberikan rasa sakit di awal gejalanya." Sahut Calvin. Ia sungguh tidak bisa menahan mulutnya sendiri karena merasa sangat khawatir. Pasalnya, Emma pernah mengatakan kepada Calvin bahwa dahulu ibunya meninggal akibat penyakit kanker. Hal itu membuat Calvin berpikir bahwa mungkin saja Emma mewarisi penyakit itu. Karena yang pria itu tau, orang yang memiliki keturunan kanker, akan memiliki resiko lebih besar terkena penyakit yang sama.
"Astaga, Calvin. Bisakah kau menutup mulutmu?" Ucap Ian pelan dengan menggelengkan kepalanya. Namun Calvin tidak menggubrisnya sama sekali.
Setelah pemeriksaan, darah yang keluar dari hidung Emma mulai mereda dan akhirnya berhenti.
"Ini bukan karena penyakit atau kelelahan." Ucap dokter itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com