webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
416 Chs

Tinggal Kenangan

"Coba katakan dua kata yang berada di dalam hatimu dengan cepat." ucap Alif seketika tatkala aku sedang memejamkan mata.

"A-anu...."

"Ayo katakan." serunya dengan lembut.

"A-aduh..., sulit sekali. Aku gugup."

"Lho, memangnya apa yang sedang kamu pikirkan?"

"A-aku dan..., Alif."

"Apa?" tanyanya.

"Iya, aku dan Alif."

"Maksud kamu ini apa? Aku tak paham."

Ku buka mataku sambil berdecak kesal.

"Ish. Tadi kan kamu memintaku untuk mengucapkan dua kata dengan cepat."

"Jadi?"

"Jadi ya itu jawabannya. Kamu ini kenapa sih?"

"Oh...." Alif tertawa sambil menggaruk rambutnya tak gatal.

"Nah sekarang giliran mu." ujarku kemudian.

"Oke."

"Tutup mata sekarang dan tenangkan hatimu. Tarik napas...."

Alif mengikutinya.

"Lalu keluarkan dengan pelan. Sudah?"

Dia mengangguk.

"Sip. Sekarang..., coba katakan dengan cepat," belum juga diucapkan, aku sudah tertawa karena tebak-tebakan ku ini membuatku tak bisa menahan tawa.

"Eh kok ketawa? Kamu kan belum beres bilangnya."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com