webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Kebencian

"Eh, Rein?" Bibi mendapati ku berada di kamar bersama Ayssa, "lucu sekali merpati ini, kamu dapatkan dari mana?"

"Dari Alif, bi. Dia yang memberikan burung ini padaku."

Bibi terheran, "benarkah? Sejak kapan?"

"Baru tadi. Merpati ini tiba-tiba jatuh di balkon ketika aku dan Ayssa berada di sana. Dia juga memberiku surat."

"Oh ya?"

Ayssa memberikannya pada bibi, "coba bibi baca."

"Ya Allah...." Bibi mengusap kepalaku ketika telah membaca isi surat dari Alif, "sebenarnya bibi ingin tahu kenapa kamu bisa mendapatkannya, tapi nanti saja. Lebih baik kamu temui dia di depan."

"Dia? Dia siapa?" tanyaku yang terus mengelus bulu Merpati ini.

"Temui saja ke sana."

"Aku sedang tak mau menemui siapapun, bi."

"Tapi dia sudah berada di sini. Mau tak mau kamu harus menemuinya."

"Benar," sahut Ayssa, "lebih baik kamu temui dia dulu."

Aku mengendikkan bahu. "Aku tak akan pernah menemuinya."

"Kenapa?"

"Karena aku tahu siapa yang telah datang kemari."

"Memangnya..., siapa?" tanya Ayssa.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com