webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
416 Chs

[Vol. 2] Kedatangan Ibu

"Setiap aku kemari, aku selalu melihat bunga-bunga di sini bermekaran terus menerus. Apa memang selalu seperti ini?"

Lia mengangguk. "Iya, Rizki. Bunga ini memang sering sekali bermekaran. Meskipun aku selalu memetiknya, tapi tak pernah layu."

"Lalu kamu biarkan bunga ini untuk apa?"

"Ya karena bosan, aku diamkan saja sampai bunga-bunga kecil ini bermekaran lagi."

Rizki terdiam sesaat.

Lia menoleh ke arahnya. "Memangnya ada apa?"

"Aku berpesan pada kamu, boleh tidak?"

"Tentu. Apa itu?"

Rizki memetik satu bunga. "Kalau suatu saat nanti aku pergi dari dunia ini dan kebetulan bunganya masih bermekaran, kamu jangan lupa simpankan bunga-bunga ini di atas makamku, ya?"

"Kenapa kamu berkata seperti itu? Rizki, jangan buat aku takut. Aku-"

"Bukankah aku sering bilang kepada kamu kalau semua orang pasti merasakan kematian. Iya kan?"

"Tapi-"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com