"Gue kan orang kaya. Orang kaya itu, emang harus sedekah."
Sheila dan Ilham diam-diam hanya tersenyum simpul mendengar kesombongan Sakti yang luar biasa.
"Oh, ya. Kalau gitu, kalian ngobrol-ngobrol aja dulu. Gue mau ke kamar," kata Sheila yang mulai terasa bosan.
"Kenapa ke kamar, She? Kita ngobrol aja kali di sini," balas Boy.
"Gue gak enak sama kalian. Kalian kan cowok semua."
"Lo gimana, sih? Gue ke sini itu buat ketemu sama lo. Jadi gue pengen ngobrolnya sama lo, bukan sama mereka berdua," ujar Sakti sebari menunjuk Ilham dan Boy.
"Heh! Lo siapa, sih? Songong banget jadi orang. Lagian, siapa juga yang mau ngobrol sama lo?."
"Udah, Boy. Lo jangan ladenin dia," bisik Ilham pada Boy yang sudah terlihat emosi.
"Oh ya, Sheila, gue mau ngomong sesuatu sama lo."
Sheila sedikit tersentak ketika Sakti yang tiba-tiba menarik tangannya, "Lo mau ngapain?," tanyanya sebari melirik Ilham takut-takut.
"Udah, lo ikut gue aja."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com