webnovel

Saling Berhadapan di Antara Hembusan Uap .…

Éditeur: Wave Literature

"Putra Mahkota ini memang buta! Aku tidak percaya jika dia menganggapku, batu giok yang alim ini, sebagai barang yang tidak berharga. Apalagi dia memberimu satu juta ons perak!" Batu Cakrawala kesal.

"Jelas nyawa Putra Mahkota lebih berharga." Gu Xi Jiu menjawab acuh tak acuh.

"Nyawanya tidak bisa dibandingkan denganku!" Ucap Batu Cakrawala dengan gusar.

"Tetapi dalam hatinya, satu juta ons perak bernilai lebih banyak sehingga cukup untuk biaya konsultasiku. Dan kamu ... cuma hadiah saja."

Gelang Batu Cakrawala pun terdiam, "..." Dia sangat tersinggung tetapi hanya bisa memancarkan sinarnya ....

Batu itu kelihatan sangat indah ketika bersinar, tampak seperti bola lampu warna-warni yang berkedip.

"Siapa di sana?!"

"Siapa pun yang sembunyi, keluar!" Regu prajurit patroli tertarik pada cahaya terang itu dan bergegas mendekat.

Sialan!

Gu Xi Jiu terpaksa menarik napas, menggerakkan tubuhnya dan menghilang seketika!

Para prajurit yang berlari itu terpana ketika mereka melihat ini. Orang itu telah menghilang seperti hantu!

Para prajurit saling bertukar pandangan, lalu mereka bergegas berpencar memeriksa di sekitar lorong tetapi tidak bisa melihat apa pun…

"Sesuatu sedang terjadi!"

"Ada yang tidak beres!"

"Mungkinkah orang ini yang ingin dicari Pangeran Keempat?"

"Bisa jadi! Orang ini bertindak sembunyi-sembunyi ... ayo cepat kita laporkan ke anak buah Pangeran Keempat …." regu prajurit itu sangat ribut dan mereka lekas-lekas mengirimkan sinyal pada regu patroli lainnya. Tak bisa dihindari, sebuah perburuan besar-besaran pun dimulai lagi di kota ini ....

....

Gu Xi Jiu merasa dia tidak enak badan selama teleportasi ini. Dia bahkan belum separuh jalan ketika merasa seakan-akan tercekik. Lantas, dia menjadi lemah dan pusing sampai akhirnya dia muncul kembali sebelum waktunya

Terdengar suara percikan dan dia melihat gelombang air kebiruan, hangat dan beriak ...

Dia masih di dalam air! Dia benar-benar terbenam dibawah permukaan air!

Dia tidak menyangka itu dan nyaris tersedak! Tanpa sadar, dia menendang dan akhirnya berhasil naik ke permukaan air.

Gu Xi Jiu menarik napas dalam-dalam, menyeka air dari wajahnya dan membuka mata, tetapi dia terperangah!

Titik perhentian ini memang tidak seperti yang direncanakannya, tetapi dia tidak menyangka akan berada di sebuah tempat asing.

Uap putih mengepul naik sementara permukaan air memunculkan kelopak bunga merah cerah yang mengambang dan samar-samar mengeluarkan aroma harum ….

Ternyata dia tengah berada di dalam sebuah kolam air panas yang digunakan untuk mandi, dan sepertinya kolam ini akan digunakan untuk mandi bunga!

Itu bukan masalah besar, tetapi yang lebih buruk adalah ada seorang wanita cantik yang mengambang di tengah kolam kurang dari satu meter darinya!

Karena kolam mengepulkan uap putih, Gu Xi Jiu tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas tetapi hanya melihat rambut hitam panjang milik wanita itu yang terapung di air. Selain itu, dengan pantulan kelopak bunga merah cerah, kulit wanita cantik yang telanjang itu tampak halus dan mulus ....

Wanita cantik itu tampaknya mandi dan bersantai tetapi membuka mata ketika mendengar suara Gu Xi Jiu muncul.

Mereka saling berhadapan melalui uap ....

Walaupun Gu Xi Jiu tidak tahu di mana dia berada dan siapakah si cantik ini, dia tahu tempat ini adalah milik orang kaya karena terlihat ada tabir hijau zamrud yang sangat mewah yang berdiri di tepi kolam.

Karena dia tiba-tiba muncul di "bak mandi" milik seseorang, pasti pemiliknya akan kaget dan spontan berteriak. Mungkin teriakan itu akan memperingatkan orang yang menunggunya di luar ....

Pikiran ini terlintas dalam benaknya, sehingga reaksi pertama yang dilakukan Gu Xi Jiu ketika melihat wanita cantik ini adalah untuk melemparkan dirinya ke arah wanita itu!

Saat sedang cemas, kecepatannya secepat kilat. Gu Xi Jiu telah melemparkan dirinya ke samping wanita cantik itu, dan hanya dengan sekejap mata, Gu Xi Jiu mengangkat tangan kirinya dan menutup mulut mungil wanita cantik itu sambil memegang pisau dengan tangan kanannya ke tenggorokan korbannya sembari mengancam, "Jangan teriak!"