82 Menumpang Lewat …

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Wanita cantik itu patuh. Benar juga, ia tidak berteriak, bahkan tidak meringik. Ia hanya menatap Gu Xi Jiu dengan mata menyipit.

Sementara itu, Gu Xi Jiu akhirnya melihat wajah wanita itu dengan jelas saat dia semakin dekat. Jantungnya berdebar sangat cepat!

Betapa cantiknya wanita ini! Kecantikannya tiada tara!

Alisnya melengkung tinggi serupa bentuk gunung dan memanjang hingga ke ujung pelipisnya.

Matanya terlihat cerah, berkilauan, dan menawan.

Adapun bibirnya, yang dibekap oleh tangan kecil Gu Xi Jiu, bentuknya mungkin tidak terlihat jelas. Meskipun begitu, Gu Xi Jiu bisa merasakan bibir yang disentuhnya itu halus dan lembut. Dia bahkan juga bisa membayangkan betapa indah bentuk bibir wanita itu.

Di dahi wanita cantik ini terdapat permata merah yang menjuntai, bentuknya sekecil mata seekor rubah, dan berkilauan di tengah-tengah uap air.

Wanita yang menawan ini tampak begitu cantik dan elok sehingga dia terlihat mirip seperti patung menakjubkan yang diukir oleh Tuhan sendiri! Terutama sepasang matanya begitu memikat yang bisa membuat jantung siapa pun berdetak kencang.

Sebagian besar tubuh wanita cantik itu terbenam di bawah air dan Gu Xi Jiu bisa melihat lehernya yang anggun seperti leher angsa, dan lengkungan tulang selangkanya begitu sempurna. Gu Xi Jiu terus melihat ke bawah ….

Saat matanya melayang, tubuh wanita cantik itu sudah tersembunyi oleh kelopak bunga merah cerah dan tidak ada lagi yang bisa dilihat.

Namun, Gu Xi Jiu tidak terkejut melihat ini. Tetapi dia merasa agak terpana karena kelihatannya wajah cantik itu sama sekali tidak asing baginya.

Sebelum Gu Xi Jiu bisa mengamati lebih jauh, terdengar suara dari luar, "Tuan Putri, saya telah bawakan pakaian Anda, maukah saya bawa masuk?"

Putri? Apakah dia tiba-tiba masuk ke istana?

Memang, dekorasi yang indah dan mewah itu memang terlihat seperti tempat di mana seorang putri akan menikmati mandinya ….

Gu Xi Jiu mendekati telinganya, "Kamu seorang putri? Jangan takut, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu. Aku hanya menumpang lewat …."

Kata-katanya aneh sekali. Wanita cantik itu berkedip karena tidak percaya apa yang didengarnya. Bibirnya bahkan bergerak sedikit di bawah telapak tangan Gu Xi Jiu, sehingga harus ditekan Gu Xi Jiu lebih keras lagi!

Gu Xi Jiu takut kalau wanita itu akan meronta-ronta, jadi diputarnya tubuh wanita itu, lalu pisau ditempelkan ke punggungnya, sementara tangan lainnya masih menutupi bibir mungil itu sebelum dia berbisik, "Aku bicara jujur. Jika kamu tidak berteriak, aku tidak akan menyakitimu. Sekarang, biarkan mereka membawakan pakaian dan jangan coba-coba minta bantuan, atau akan kupastikan pisau ini menembus jantungmu sebelum kamu sempat diselamatkan! Anggukkan kepalamu kalau setuju."

Wanita cantik dalam pelukannya itu terdiam sejenak lalu menganggukkan kepalanya pelan.

Benar-benar seorang wanita cantik yang patuh!

Gu Xi Jiu menghela napas pelan dan sedikit melonggarkan cengkeramannya untuk membuka mulut mungil wanita cantik itu.

Wanita itu patuh dan tidak berteriak minta tolong saat mulut mungilnya dibebaskan. Ia pun menjawab dengan tenang, "Bawa masuk saja."

Suara wanita itu sangat lemah lembut dan memikat. Suaranya datar sehingga bila didengar, jenis kelaminnya tidak bisa ditentukan, walau nada suara itu terkesan menyayat hati.

Ketika wanita cantik itu bicara, Gu Xi Jiu kembali menyelam ke dalam air. Tentu saja, pisaunya masih diarahkan ke punggung wanita itu supaya mencegah dia berteriak tiba-tiba.

Walaupun dia adalah seorang pembunuh di masa lalu, dia tidak suka membunuh tanpa alasan jelas dan lebih suka menyelesaikan masalah dengan damai, jika memungkinkan

Karena itu, Gu Xi Jiu tidak ingin menyusahkan sang Putri karena nyatanya dia sendiri adalah penyusup ….

Sebelumnya, Gu Xi Jiu bisa berteleportasi lagi untuk menghilang seketika bahkan sebelum terlihat, jika dia tahu kalau telah berteleportasi ke tempat yang salah.

Namun, itu tidak mungkin saat ini, karena Qi dan darahnya mengalir ke dadanya, yang menghalanginya untuk menggunakan teknik ini. Karena itu, dia hanya bisa berusaha mengendalikan situasi di mana pun dia berada, sebelum mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya.

avataravatar
Next chapter